Sebagai seorang produsen melakukan pemeliharaan atau maintenance terhadap alat-alat yang digunakan untuk proses produksi, sangat penting untuk selalu diperhatikan.
Alat-alat yang rusak atau tidak bisa digunakan kembali, merupakan sebuah kerugian bagi seorang produsen, terutama bila produk yang diproduksi, digunakan untuk banyak orang.
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mencegah hal tersebut yaitu dengan menerapkan TPM atau Total Productive Maintenance.
Apa itu tpm? Dan apa tujuan, serta manfaat yang bisa didapatkan oleh perusahaan dalam menerapkan metode satu ini? Untuk menjawab semua pertanyaan di atas, mari simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
- Apa Itu TPM?
- Tujuan Penerapan TPM
- Manfaat TPM dalam Perusahaan
- 8 Pilar Utama TPM
- Tahapan TPM dalam Perusahaan
Apa Itu TPM?
TPM atau Total Productive Maintenance adalah sebuah metode pemeliharaan alat-alat yang digunakan untuk proses produksi, untuk terhindar dari kerusakan, kelambatan, atau terjadinya kecacatan pada alat tersebut.
Selain itu, dengan menerapkan metode ini, lingkungan kerja bisa menjadi lebih baik dan terhindar dari kecelakaan-kecelakaan yang memungkinkan untuk terjadi selama proses produksi berlangsung.
TPM melakukan pemeliharaan secara proaktif dan preventif guna memaksimalkan potensi dari alat-alat operasional yang ada di sebuah industri.
Tujuan Penerapan TPM
Terdapat beberapa tujuan yang ingin bisa dicapai dalam menerapkan metode TPM di dalam perusahaan, yaitu:
1. Kualitas produk yang dibuat semakin meningkat
2. Biaya manufaktur atau biaya produksi menjadi lebih hemat
3. Resiko kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh malfungsinya alat semakin kecil
4. Mengurangi keluhan dari konsumen
5. Meningkatkan efektivitas mesin atau alat produksi
Manfaat TPM dalam Perusahaan
Setelah mengetahui tujuan dari penerapan TPM, maka Anda perlu juga mengetahui manfaat yang didapatkan oleh perusahaan dalam menerapkan metode ini, yaitu
1. Mencegah terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh peralatan selama proses produksi
2. Mencegah kerugian set-up dan penyesuaian
3. Mengurangi kerugian kualitas dan pengerjaan ulang (Quality defect and rework losses)
4. Mencegah kerugian kecepatan (Speed Losses)
5. Mencegah kerugian penghentian kecil (Minor Stoppage Losses)
Baca Juga: Cara Mengatasi Defective Product
8 Pilar Utama TPM
Terdapat 8 pilar atau prinsip utama dalam menerapkan metode TPM di dalam perusahaan. Apa saja 8 pilar tersebut? Diantaranya:
1. Autonomous Maintenance
Autonomous maintenance adalah tempat yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeliharaan serta perawatan rutin, seperti melakukan pembersihan, pelumasan, serta pemeriksaan di tangan operator mesin.
2. Focused Maintenance
Selanjutnya yaitu focused maintenance dimana sebuah perusahaan bisa membuat sekelompok karyawan yang membentuk tim kecil yang mampu bekerja sama secara proaktif untuk meningkatkan operasi peralatan secara berkala.
Hal yang mengindikasikan TPM berjalan adalah adanya peningkatan yang berkaitan dengan peralatan operasional.
3. Planned Maintenance
Biasa disebut juga sebagai pemeliharaan yang direncanakan adalah melakukan pemeliharaan pada waktu-waktu khusus yang sudah terjadwalkan, sehingga tidak mengganggu proses produksi ketika pemeliharaan berlangsung.
Metrik yang menjadi pertimbangan pemeliharaan yaitu tingkat kegagalan dan juga riwayat downtime yang terjadi kepada alat-alat operasional tersebut.
4. Quality Management
Pilar yang keempat ini memiliki fokus untuk mengidentifikasi error yang memungkinkan untuk terjadi dan mencegahnya dalam proses produksi berlangsung.
Teknik yang digunakan dalam melakukan identifikasi, seperti cek spot, inspeksi, dan root cause analysis (RCA) yang bertujuan untuk menghilangkan penyebab dari rusaknya produk untuk menghindari terjadinya pengerjaan yang berulang.
5. Early/Equipment Management
Mengadaptasi pemahaman dan pengetahuan praktis terhadap peralatan manufaktur yang didapat melalui penerapan metode TPM, untuk peralatan yang baru.
Pemahaman dan pengetahuan praktis tersebut digunakan untuk merancang produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada agar tetap efektif dan juga efisien di dalam proses produksi.
6. Education and Training
Memiliki pemahaman akan barang atau alat yang digunakan dalam proses produksi merupakan hal yang sangat penting.
Salah satu cara yang dapat membantu karyawan atau orang-orang yang terlibat untuk memiliki pengetahuan lebih yaitu dengan memberikan pelatihan atau edukasi terhadap orang-orang tersebut.
Pelatihan dan edukasi ini harus diberikan kepada operator, karyawan maintenance, dan juga manajer, agar mereka memiliki pengetahuan yang dalam akan alat yang mereka gunakan.
7. Administrative & Office TPM
Melakukan perbaikan dalam fungsi administrasi juga penting untuk dilakukan. Perbaikan tersebut bertujuan untuk menghilangkan kerugian dan mencegah terjadinya pemborosan di dalam perusahaan, yang bisa berakibat buruk bagi kelangsungan perusahaan itu sendiri.
8. Safety Health Environment
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa penerapan metode ini bisa menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi para karyawan dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan dalam bekerja.
Baca juga: Ini Lho Keuntungan Pakai Sistem Manajemen Aset
Tahapan TPM dalam Perusahaan
Apa saja tahapan TPM di dalam sebuah perusahaan? Berikut poin-poin pentingnya:
1. Mengenalkan Metode TPM kepada Tim
Tahapan yang paling awal yaitu melakukan pengenalan mengenai metode TPM ini kepada tim-tim yang terlibat.
Tujuan pengenalan ini yaitu untuk membantu karyawan beradaptasi dan juga memahami mengenai sistem yang baru ini, serta fungsi utamanya bagi kelancaran produksi.
2. Menyusun Perencanaan/Master Plan
Setelah melakukan pengenalan metode ini kepada semua tim yang terlibat, langkah selanjutnya yaitu melakukan penyusunan master plan yang berguna untuk mengembangkan sistem TPM ini di dalam perusahaan.
Sehingga lebih banyak lagi lingkup-lingkup yang bisa ditangani dengan menerapkan metode ini di dalam perusahaan.
3. Mengembalikan Peralatan pada Kondisi Prima
Semua karyawan yang terlibat di dalam metode TPM wajib untuk mempelajari sistem 5S, diantaranya adalah mengorganisir, kerapian, kebersihan, standardisasi, serta keberlanjutan.
Hal ini perlu dilakukan agar memudahkan karyawan dalam melakukan restorasi barang atau peralatan ke dalam kondisi primanya.
4. Mengatasi dan Mengurangi Kerugian
Tahap selanjutnya yaitu melakukan identifikasi dan analisis penyebab utama perusahaan mengalami kerugian.
Cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mengumpulkan orang-orang penting seperti, operator, maintenance, dan supervisor, untuk melakukan pembedahan data OEE (Overall Equipment Effectiveness).
5. Menerapkan Pemeliharaan Sesuai Rencana
Tahap yang terakhir yaitu menerapkan semua pemeliharaan yang sudah disusun dan dibuat berdasarkan master plan yang ada.
Melakukan pemilahan mana saja alat yang membutuhkan perawatan proaktif, melakukan evaluasi, dan juga feedback untuk melihat alat mana saja yang sudah tidak bisa digunakan dan mana yang masih bisa direstorasi.
Itulah pembahasan mengenai TPM (Total Productive Maintenance) dalam perusahaan. Metode ini sangat berguna dan penting untuk diterapkan bagi perusahaan yang bergerak dalam ranah produksi.
Penggunaan metode ini bisa membantu perusahaan dalam memelihara peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi dan mengurangi potensi kerugian yang diakibatkan dari kerusakan produk ketika dalam proses produksi. Semoga bermanfaat!