Average inventory adalah hal penting yang perlu diketahui mengingat jumlah ataupun nilai inventaris perusahaan senantiasa berubah setiap saat. Perubahan ini bisa terjadi kibat adanya perubahan minat konsumen atau tren pasar.
Sering kali, perubahan persediaan perusahaan yang fleksibel menyebabkan perusahaan kesulitan menentukan jumlah persediaan yang tepat atau mendekati nilai sebenarnya. Itulah mengapa, perusahaan melakukan perhitungan average inventory dalam periode tertentu.
Apa itu average inventory dan bagaimana cara menghitungnya? Temukan jawabannya dalam artikel RedERP berikut ini!
Apa Itu Average Inventory
Average inventory adalah perkiraan jumlah inventaris atau persediaan barang yang perusahaan miliki dalam suatu periode tertentu. Cara mengetahui perkiraannya adalah dengan menghitung jumlah rata-rata persediaan awal dan akhir pada suatu periode.
Suatu perusahaan ada baiknya melakukan penghitungan average inventory atau persediaan rata-rata untuk mendapatkan gambaran tentang perkiraan jumlah normal persediaan perusahaan. Biasanya, jumlah ini tidak dapat diketahui jika perusahaan hanya melakukan perhitungan persediaan di akhir periode.
Hal itu disebabkan karena jumlah inventaris di akhir periode bisa mengalami fluktuasi, tergantung pada pengiriman barang atau terjadinya lonjakan pembelian yang menguras persediaan barang.
Beberapa perusahaan melakukan perhitungan persediaan rata-rata bersamaan dengan pembuatan laporan pendapatan bulanan. Perusahaan yang melakukan ini memiliki tujuan untuk membandingkan penghasilan dari penjualan dengan persediaan rata-rata.
Dari situ, perusahaan bisa mengetahui adanya kerugian yang terjadi akibat kerusakan atau kehilangan persediaan barang. Selain itu, perusahaan juga bisa mengetahui seberapa banyak persediaan yang harus ada untuk bisa mendukung penjualan perusahaan.
Baca Juga: Inventory Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Mengelolanya
Cara Menghitung Average Inventory
Menghitung persediaan rata-rata tidak membutuhkan rumus yang sulit. Anda hanya perlu menghitung persediaan di awal periode dan akhir periode.
Lebih jelasnya, average inventory formula yang umum untuk menghitung persediaan rata-rata perusahaan adalah:
Average Inventory = (Jumlah Persediaan Awal + Jumlah Persediaan Akhir) / Jumlah Periode
Nah, supaya Anda dapat lebih memahami tentang cara menghitung persediaan rata-rata, berikut adalah contoh perhitungannya dari RedERP.
Contoh 1
Perusahaan FMCG memiliki stok akhir mentega sebesar 15.000 buah pada akhir bulan April dan 25.000 buah pada akhir bulan Mei. Maka, berapa persediaan rata-rata untuk kedua bulan tersebut?
Dengan mengikuti rumus, maka persediaan rata-rata perusahaan FMCG tersebut yaitu:
Average Inventory = (15.000 + 25.000) / 2
= 40.000 / 2
= 20.000
Contoh 2
Perusahaan juga bisa mengetahui persediaan rata-rata berdasarkan nilai inventaris yang perusahaan miliki.
Sebagai contoh, nilai inventaris perusahaan pada bulan April, Mei, dan Juni adalah Rp150.000.000, Rp190.000.000, dan Rp230.000.000. Maka, persediaan rata-rata pada bulan keempat yaitu:
Average Inventory = (150.000.000 + 190.000.000 + 230.000.000) / 3
= 570.000.000 / 3
= 190.000.000
Baca Juga: Bagaimana Cara Melakukan Inventory Control dengan Tepat?
Manfaat Menghitung Average Inventory
Manfaat menghitung average inventory antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Periode Persediaan Rata-rata
Lewat perhitungan persediaan rata-rata, perusahaan bisa menghitung periode persediaan rata-rata. Untuk mengetahuinya, Anda bisa membagi periode persediaan rata-rata dengan jumlah hari, minggu atau bulan sesuai periodenya.
Sebelum melakukan perhitungan, perusahaan perlu menentukan rasio perputaran rata-rata terlebih dahulu.
Misalnya, rasio perputaran rata-rata tahunan perusahaan adalah 6,5. Persediaan rata-rata bisa diketahui dengan membagi jumlah hari dalam setahun, yaitu 365 dengan 6,5.
Hasilnya adalah 56.15. Sehingga, bisa diartikan bahwa lama stok di perusahaan adalah 56.15 hari atau sedikit lebih dari dua bulan.
Hasil perhitungan tersebut bisa perusahaan gunakan untuk membandingkan diri dengan kompetitor serta menentukan strategi terbaik demi meningkatkan penjualan dan mengurangi jumlah stok.
2. Menghitung Rasio Omzet Rata-rata
Perusahaan bisa mengetahui rasio omzet rata-rata dengan membagi persediaan rata-rata dengan biaya stok barang terjual. Dengan perhitungan ini, perusahaan dapat mengetahui jumlah persediaan yang perlu disiapkan dalam periode tertentu.
Misalnya, nilai persedian rata-rata perusahaan selama setahun adalah 10.000.000 dengan inventory cost yang terjual adalah 100.000.000. Berarti, rasio omzet rata-ratanya adalah 100.000.000 / 10.000.000, yaitu 10.
Sehingga, bisa disimpulkan bahwa perusahaan harus melakukan restock persediaan barang setidaknya 10 kali dalam setahun agar penjualan berjalan lancar.
Baca Juga: Macam Keuntungan Menggunakan Aplikasi Inventory
Manfaatkan Aplikasi Gudang RedERP untuk Hitung Average Inventory
Kini, perusahaan tidak perlu khawatir lagi dalam mengelola inventaris, tak terkecuali dalam menghitung average inventory.
Sebab, perusahaan bisa memanfaatkan teknologi Software Inventory RedERP yang bisa membantu mengelola persediaan barang di perusahaan agar lebih efektif dan efisien.
Software ini memiliki fitur yang lengkap untuk mengelola inventaris di perusahaan Anda. Software Inventory RedERP memiliki fitur Shipping & Receipt untuk mengelola pengiriman dan penerimaan barang, fitur Inventory Movement untuk mengawasi perpindahan barang di gudang.
Ada juga fitur Warehouse and Locator Management untuk manajemen beberapa lokasi gudang, dan fitur Stock Opname untuk menghitung persediaan stok.
Tak ketinggalan, ada juga fitur Reporting & Analysis untuk membantu menghasilkan laporan gudang yang otomatis dan akurat.
Bersama Software Inventory RedERP, persediaan barang bisa dikelola dengan mudah. Oleh karena itu, segera ajukan demo gratisnya sekarang juga!