Setiap bisnis atau usaha produksi yang berdiri, tentunya memiliki biaya atau pengeluaran yang harus dibayarkan. Dari sekian banyak biaya yang ada di dalam sebuah usaha, terdapat satu biaya yang disebut dengan biaya overhead pabrik (BOP).
Meskipun memiliki pengaruh terhadap proses produksi, namun biaya overhead pabrik tidak berkaitan secara langsung dengan proses produksi pabrik atau perusahaan.
Untuk mengetahui dan mengenal lebih jauh mengenai biaya satu ini. RedERP sudah merangkum secara lengkap mengenai pentingnya menghitung biaya overhead pabrik bagi keberlangsungan sebuah bisnis.
Tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita simak bersama penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah Anggaran ini merencanakan biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung.
Meskipun tidak berkaitan secara langsung, namun biaya satu ini memegang peranan yang vital bagi keberlangsungan sebuah bisnis atau usaha.
Di setiap perusahaan, pasti ada biaya overhead pabrik dan umumnya berasal dari divisi pendukung produksi yang ada di perusahaan tersebut.
Contoh umum dari biaya overhead sendiri, seperti biaya sewa, biaya fasilitas tambahan, biaya asuransi, pajak, maintenance, dan hal-hal lainnya.
Sedangkan pembelian bahan baku atau persediaan tidak termasuk ke dalam biaya overhead, karena biaya tersebut berhubungan langsung dengan proses produksi.
Baca Juga: Tips Memilih Software Pabrik yang Tepat dan Terbaik
Contoh Kategori Biaya yang Termasuk sebagai Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka contoh biaya yang masuk kategori BOP adalah sebagai berikut:
1. Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya
Biaya overhead pabrik menurut sifat terdiri dari:
a. Biaya Bahan Penolong
Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang dipakai untuk membantu penyelesaian suatu produk yang jumlahnya relative kecil, sehingga biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya produksi tidak langsung.
Misalnya seperti lem atau perekat pada perusahaan percetakan, pernis, dan paku pada perusahaanmebel.
b. Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin dan juga peralatan pabrik.
c. Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang diberikan kepada pekerja atau karyawan yang tidak menangani secara langsung dalam proses produksi. Misalnya seperti gajidireksi produksi, gaji karyawan pada departemen pembantu, dan upah mandor
d. Biaya yang Muncul Karena Penilaian Terhadap Aktiva Tetap
Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik adalah biaya penyusutan terhadap aktiva atau asset tetapyang dipakai di pabrik untuk penyelesaian produk, baik secara langsung atau pun tidak langsung.
Misalnya seperti penyusutan mesin pabrik, penyusutan gedung pabrik, penyusutan kendaraan pabrik, dan penyusutan barang inventaris lainnya
2. Biaya Overhead Pabrik Menurut Perilaku dalam Hubungan dengan Perubahan Volume Produksi
Jenis BOP menurut perilaku dalam hubungan dengan perubahan volume produksi terdiri dari:
a. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Tetap
BOP ini merupakan yang tidak terpengaruh dengan volume output/produksi. Contohnya seperti biaya konsultan hukum, sewa, asuransi dan depresiasi aset tetap.
b. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Variabel
Merupakan jenis biaya yang akan mengalami perubahan sesuai dengan perubahan jumlah produksi. Yang mana jumlah produksi ini nantinya akan mempengaruhi kuantitas suplai stok pada aplikasi stok barang dan aplikasi gudang.
Contoh biaya overhead variabel adalah budget pemasaran.
c. Biaya Overhead Pabrik Semi Variabel.
Biaya Overhead Pabrik (BOP) yang juga berubah namun tidak sebanding dengan perubahan pada volume output.
Contohnya biaya pembelian tinta printer.
3. Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya dengan Departemen
Menurut hubungan antar departemen, BOP terdiri atas:
a. Biaya langsung
Merupakan biaya yang manfaatnya hanya dirasakan satu departemen
b. Biaya tidak langsung
Merupakan biaya yang berefek pada seluruh bagian dalam satu pabrik.
Manfaat Biaya Overhead Pabrik
Secara umum biaya overhead pabrik disusun sebagai alat pedomankerja. Sedangkan secara khusus tujuan penyusunan anggaran biaya overhead pabrik adalah:
Cara Menentukan Biaya Overhead Pabrik
Bagi perusahaan yang proses produksinya didasari oleh pesanan dan pembebanan biayanya terhadap produk atas dasar tarif, maka penentuan biaya overhead pabriknya dilakukan di muka.
Beberapa alasannya, yakni:
1. Pada perusahaan melakukan pembebanan BOP atas dasar biaya, umumnya akan menyebabkan tidak konsistennya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan setiap bulannya. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor, di antaranya:
a. Terdapat perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan satu ke bulan selanjutnya.
b. Terdapat perubahan tingkat efisiensi pada proses produksi.
c. Terdapat BOP yang terjadi secara sporadis dan menyebar secara tidak merata dalam jangka waktu satu tahun.
d. Terdapat BOP tertentu yang sering terjadi secara teratur pada momen-momen tertentu.
2. Pada perusahaan yang melakukan perhitungan harga pokok produksinya dengan memakai metode harga pokok pesanan. Maka manajemen membutuhkan informasi harga pokok produksi per satuan pesanan sudah selesai dibuat.
Padahal, terdapat komponen biaya overhead pabrik yang baru bisa diketahui jumlahnya pada akhir bulan atau tahun. Contohnya, tagihan-tagihan yang baru bisa diketahui setiap akhir bulan, seperti listrik PLN, dan sebagainya.
Baca Juga: Cara Mengurangi Biaya Operasional Pabrik
Tahapan Menentukan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menentukan biaya overhead pabrik di perusahaan, di antaranya:
1. Membuat Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Pada saat proses pembuatan anggaran biaya overhead, pastikan Anda memperhatikan kapasitas dasar yang digunakan sebagai penentuan biaya overhead ke depannya.
Setidaknya, terdapat 3 macam kapasitas yang harus Anda perhatikan, yaitu:
a. Kapasitas Teoritis: kapasitas pabrik suatu departemen untuk dapat menghasilkan produk dengan kecepatan penuh secara terus menerus dalam periode waktu tertentu.
b. Kapasitas Normal: kemampuan perusahaan dalam memproduksi dan menjual produknya dalam jangka waktu yang relatif panjang.
c. Kapasitas Sesungguhnya: kapasitas sesungguhnya yang diprediksi akan terpenuhi di waktu yang akan datang.
2. Menetapkan Dasar Pembebanan Biaya Overhead pada Produk
Ada beberapa dasar yang bisa Anda gunakan untuk menetapkan pembebanan BOP kepada produk, seperti:
a. Satuan produk
c. Upah tenaga kerja langsung
d. Jumlah jam tenaga kerja langsung
e. Jam penggunaan mesin
Cara Menghitung Biaya Overhead Pabrik dan Contohnya
Sekarang Anda sudah memahami dan mengetahui pengertian, cara menentukan, dan dan juga tahap dalam menentukan tarifnya. Namun, terdapat satu komponen lain yang tidak kalah penting dengan hal-hal di atas, yaitu cara perhitungannya.
Berikut cara menghitung biaya overhead pabrik yang baik dan benar:
1. Memilah Anggaran Setiap Departemen
Cara menghitung pertama yang bisa Anda lakukan, yaitu memisahkan anggaran dari setiap divisi atau departemen yang ada di perusahaan.
Anda harus mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan estimasi biaya setiap divisi. Nantinya, informasi tersebut akan dianalisis untuk pengajuan overhead cost dari masing-masing divisi atau departemen.
2. Membuat Estimasi Total dari BOP
Cara selanjutnya yaitu dengan mengumpulkan seluruh BOP dari setiap divisi dalam perusahaan, yang nantinya akan dilakukan analisis secara sekaligus.
Melalui cara tersebut, Anda dapat menentukan anggaran untuk total BOP secara keseluruhan. Biasanya, wewenang ini dimiliki oleh bagian keuangan atau pemilik dari perusahaan itu sendiri.
3. Melakukan Perhitungan Persentase BOP
Cara menghitung yang terakhir yaitu dengan mencari persentase kebutuhan BOP pada tiap departemen dan membaginya sesuai kebutuhan.
Metode yang terakhir ini, merupakan cara yang paling umum untuk digunakan oleh perusahaan, sebab penerapannya lebih mudah dan cepat.
Caranya terbilang mudah, Anda hanya perlu membagi BOP keseluruhan dengan total biaya produksi, dan selanjutnya dikalikan dengan 100%. Nantinya, berdasarkan hasil perhitungan tersebut, setiap divisi akan mendapatkan bagian yang sesuai dengan kebutuhannya.
Contoh Biaya Overhead Pabrik
Perusahaan X memiliki biaya overhead bulanan sebesar Rp100.000.000 dan menghasilkan Rp.500.000.000 dalam penjualan bulanannya. Maka perhitungan persentase overheadnya adalah sebagai berikut:
Rp100.000.000 / Rp.500.000.000 = 0,2
0,2 x 100% = 2%
Berdasarkan contoh dan perhitungan di atas. Maka, setiap keuntungan atau rupiah yang dihasilkan oleh perusahaan X, 2% dikhususkan untuk biaya overhead.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa sangat penting untuk pelaku bisnis menghitung biaya overhead pabrik karena biaya ini menjamin kelancaran operasional bisnis secara keseluruhan.
Oleh karena itu, BOP harus dilakukan dengan metode dan perhitungan yang tepat, agar manajemen keuangan perusahaan dapat berjalan dengan optimal.
Selain itu, agar lebih akurat, tidak ada salahnya Anda beralih menggunakan teknologi untuk membantu Anda menghitung biaya overhead. Apalagi bila perusahaan Anda sudah berskala besar.
Penggunaan teknologi seperti software akuntansi RedERP akan membuat pengelolaan perhitungan overhead lebih mudah karena sistem yang mampu mengotomatisasi perhitungan arus kas.
Tidak sampai situ saja, software akuntansi RedERP juga membantu dalam pembuatan laporan keuangan, rekonsiliasi bank, jurnal penyesuaian, pembuatan faktur, dan lainnya dengan cepat, mudah, dan lebih akurat.

Dengan bantuan RedERP juga, proses pengelolaan pengelolaan keuangan perusahaan dengan lebih terukur dan dapat meminimalisir terjadinya human error ataupun fraud dalam mengelola keuangan perusahaan.
Ajukan demonya sekarang juga, GRATIS!