Capital gain adalah suatu kondisi menguntungkan yang sangat diharapkan dan menjadi target utama oleh setiap investor.
Capital gain ini dapat diperoleh investor dengan perkiraan keuntungan dan estimasi di waktu tertentu yang diperoleh melalui berbagai cara mulai dari berinvestasi aset, saham, surat utang, obligasi, bahkan reksadana.
Meski begitu, pada praktiknya capital gain tidak bisa didapatkan begitu saja. Pelaku investasi perlu menerapkan strategi terbaik serta memiliki pengetahuan terkait capital gain, terutama cara yang tepat dalam menghitungnya.
Apabila kedua hal tersebut mampu dikuasai dengan baik, maka peluang dalam memperoleh capital gain setinggi mungkin semakin meningkat.
Pada pembahasan kali ini, RedERP akan membahas mengenai definisi, jenis, rumus, beserta cara menghitung capital gain dengan tepat dan terukur.
Simak dan pahami secara cermat penjelasan selanjutnya pada artikel di bawah ini, ya!
Apa Itu Capital Gain?
Istilah capital gain merujuk pada total keuntungan atau laba yang diperoleh investor atas selisih harga beli dan harga jual dari sebuah aset investasi miliknya.
Dengan kata lain, capital gain merupakan keuntungan modal yang didapatkan investor dari aktivitas beli dan jual suatu aset. Adapun aset yang dimaksud dapat berupa properti ataupun saham.
Keuntungan yang bisa didapatkan juga bervariasi, tergantung seberapa besar perolehan selisih nilai beli dan nilai jual atas penjualan suatu aset milik investor.
Keuntungan capital gain dapat berjumlah puluhan hingga ratusan juta rupiah atau bahkan lebih.
Lawan dari istilah capital gain adalah capital loss, di mana investor justru mengalami kerugian saat menjalankan investasi.
Capital loss terjadi akibat dari rendahnya nilai jual dibandingkan nilai beli suatu aset. Besaran kerugian atau depresi yang dialami investor juga bergantung pada selisih nilai jual dengan nilai beli sebuah aset.
Jenis-jenis Capital Gain
Apabila Anda termasuk investor yang memiliki keinginan untuk memperoleh keuntungan dalam kurun waktu singkat, maka Anda bisa menggunakan metode keuntungan modal jangka pendek atau short term capital.
Namun, jika Anda merupakan investor yang tergolong pemula serta tidak tergesa-gesa dalam memperoleh keuntungan saat berinvestasi, metode keuntungan modal jangka panjang atau long term capital bisa menjadi pilihan yang cocok.
Supaya dapat memahami perbedaan mengenai kedua metode keuntungan modal tersebut, berikut penjelasannya:
Keuntungan Modal Jangka Pendek (Short-Term Capital)
Keuntungan modal jangka pendek atau short term capital adalah penjualan aset yang dilakukan dalam kurun waktu kurang dari 36 bulan bagi aset reguler atau tidak lebih dari 12 bulan bagi saham.
Meski estimasi perolehan laba tergolong cepat, metode short term capital memiliki risiko yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, metode short term capital lebih direkomendasikan dilakukan oleh investor berpengalaman yang mempunyai kemampuan analisis mendalam serta prediksi berakurasi tinggi.
Selain itu, investor yang memilih metode ini juga harus tekun dalam melakukan monitoring secara terus menerus demi mengetahui kondisi pasar modal ter-update.
Baca Juga: Cara Menentukan Harga Jual Barang Efektif agar Untung Maksimal
Keuntungan Modal Jangka Panjang (Long-Term Capital)
Berbeda dengan short term capital, metode long term capital membutuhkan waktu lebih dari 36 bulan untuk menjual aset reguler. Sedangkan untuk melakukan penjualan aset berupa saham, waktu yang diperlukan minimal 12 bulan.
Metode ini cocok bagi golongan investor yang tidak tergesa-gesa dalam memperoleh keuntungan investasi dan tidak memiliki waktu untuk terus menerus memantau kondisi pasar modal.
Rumus dan Cara Perhitungan Capital Gain
Supaya perhitungan laba atau keuntungan investasi dapat diketahui secara akurat, maka seorang investor memerlukan rumus dasar capital gain ketika ingin menghitung jumlah keuntungan yang diterima.
Adapun rumus dari capital gain adalah sebagai berikut:
Capital Gain = Nilai Jual – Nilai Beli x (Jumlah Aset Investasi)
Supaya Anda lebih memahami perhitungan capital gain, berikut contoh penggunaan rumusnya:
Fazjri merupakan investor yang telah membeli saham perusahaan nasional produsen perlengkapan olahraga dengan nilai Rp100.000 per lembarnya sebanyak 50 lot (5000 lembar) pada tahun 2021. Ternyata, harga saham perusahaan tersebut di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2022 naik menjadi Rp150.000 per lembarnya.
Berdasarkan rumus, jumlah capital gain yang diperoleh Fazjri adalah:
Capital Gain = (Nilai Jual – Nilai Beli) x Jumlah Aset Investasi
Capital Gain = (Rp150.000 – Rp100.000) x 5.000 lembar saham
Capital Gain = Rp250.000.000
Sehingga dapat diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh Fazjri atas penjualan saham perusahaan perlengkapan olahraga miliknya adalah sebesar Rp250 juta.
Baca Juga: Rumus Cara Menghitung Break Even Point
Perbedaan Capital Gain dengan Dividen
Capital gain dan dividen merupakan dua sumber laba atau keuntungan atas aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor. Namun masih banyak orang yang salah paham dalam mengartikan dan membedakan kedua istilah di atas.
Untuk menuntaskan kekeliruan tersebut, berikut penjelasan mengenai perbedaan antara capital gain dengan dividen.
Cara Perolehannya
Capital gain dihasilkan oleh seorang investor atas aktivitas beli-jual saham atau reksadana yang dimilikinya. Saat harga jual lebih tinggi daripada harga beli, maka investor akan mendapatkan capital gain.
Hal ini berbeda dengan dividen yang memiliki sistem perolehan keuntungan lewat penanaman modal pada sebuah perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Dividen merupakan pembagian keuntungan dari perusahaan yang mendapatkan laba.
Selama investor memiliki saham perusahaan yang membagikan dividen, maka ia berhak mendapatkannya.
Jangka Waktu Penarikan Keuntungan Investasi
Tidak ada batas waktu tertentu bagi investor dalam memperoleh capital gain. Sistem keuntungan capital gain sangat bergantung pada pergerakan harga saham di pasar modal.
Apabila terjadi kenaikan harga jual saham perusahaan terkait, maka investor bisa segera melakukan tahap penjualan.
Sementara itu, dividen hanya bisa diperoleh setelah proses penanaman modal dalam jangka waktu yang lama. Setidaknya sebelum pelaksanaan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan pembagian dividen oleh pihak perusahaan.
Intensitas Waktu dalam Memperoleh Keuntungan
Seorang investor bisa mendapatkan capital gain berkali-kali dalam periode satu tahun saja. Sangat berbeda dengan dividen, yang justru hanya bisa didapatkan sekali dalam setahun.
Dasar Perhitungan Keuntungan yang Diperoleh
Keuntungan dividen dapat diketahui berdasarkan jumlah saham yang dimiliki serta hasil persetujuan RUPS bersama para investor lainnya.
Di sisi lain, keuntungan capital gain justru didasari oleh perhitungan atas pergerakan harga yang terjadi dalam pasar modal.
Besaran Potongan Pajak
Pajak merupakan aspek terakhir yang dapat menjadi dasar dalam membedakan capital gain dengan dividen. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari besaran pemotongan pajak terhadap capital gain dan dividen.
Berdasarkan PP No.14 tahun 1997, keuntungan capital gain dipotong sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi. Sedangkan dividen akan menerima pemotongan pajak sebanyak 10% dari nilai bruto dan penghasilan final yang diatur dalam PPH pasal 4 ayat 2.
Baca Juga: Net Present Value adalah Perhitungan Value of Business, Ini Contoh Perhitungannya
Sekian pemaparan wawasan mengenai topik capital gain pada artikel kali ini. Semoga bermanfaat dan bisa memudahkan proses pemahaman Anda.