Dalam dunia industri dan manufaktur, istilah “downtime” sering kali menjadi momok yang dapat mengganggu produktivitas dan mengakibatkan kerugian finansial.
Istilah ini merujuk pada periode ketika sistem produksi, peralatan, atau mesin tidak beroperasi seperti yang seharusnya.
Meskipun tidak dapat sepenuhnya dihindari, pengurangan dampak dari waktu henti telah menjadi tantangan penting dalam mengoptimalkan efisiensi produksi.
Dalam artikel RedERP ini, kami akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan downtime, mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang efektif dapat diambil untuk mengatasi masalah ini
.
Apa Itu Downtime?
Downtime adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan periode waktu di mana sebuah sistem, layanan, atau perangkat tidak beroperasi atau tidak tersedia untuk digunakan.
Hal ini bisa terjadi karena berbagai alasan, termasuk maintenance, perbaikan, gangguan teknis, atau kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak.
Downtime juga dikenal sebagai akronim dari Defect, Overproduction, Waiting, Non-Utilized Talent, Transportation, Inventory, Motion, Extra-Processing dimana hal tersebut merupakan penjabaran dari konsep 8 waste manufacturing yang seharusnya Anda hindari.
Namun dalam dunia teknologi informasi, downtime seringkali merujuk pada saat di mana sistem komputer, jaringan, atau layanan online tidak dapat diakses atau berfungsi sebagaimana mestinya.
Waktu henti yang terlalu lama atau sering dapat mengganggu produktivitas, merugikan bisnis, atau mengganggu pengalaman pengguna.
Perusahaan dan penyedia layanan biasanya berusaha untuk meminimalkan waktu henti dengan mengadopsi praktik-praktik terbaik dalam pemeliharaan dan manajemen infrastruktur teknologi mereka.
Upaya pencegahan dan pemulihan biasanya termasuk redundansi, backup sistem, perencanaan pemeliharaan terjadwal, dan pengujian ketahanan sistem.
Penyebab Downtime di Industri Manufaktur
Di dalam dunia manufaktur, ada beberapa alasan yang bisa membuat mesin berhenti terjadi. Beberapa di antaranya meliputi:
1, Kerusakan Peralatan
Kerusakan peralatan menjadi penyebab downtime paling sering di dalam proses manufaktur. Peralatan berat seringkali mengalami tekanan berat, membuatnya mudah mengalami masalah seperti panas berlebih, keausan, dan masalah umum lainnya.
2. Kesalahan Manusia
Terkadang, kecelakaan di tempat kerja disebabkan oleh kesalahan karyawan yang tindakan mereka membuat mesin harus dimatikan atau produksi terhenti. Kesalahan ini bisa jadi tidak sengaja atau sengaja.
3. Kelangkaan Persediaan, Suku Cadang, atau Sumber Daya
Jika persediaan, suku cadang pengganti, atau sumber daya seperti bahan bakar habis, hal ini bisa mengganggu proses manufaktur dan menyebabkan waktu henti produksi.
Bahkan pemadaman listrik atau gangguan utilitas lainnya bisa merusak alur kerja dan menjadi penyebabnya.
4. Kekurangan Tenaga Kerja
Peran karyawan kunci yang tidak masuk, juga bisa menjadi penyebab terjadinya penghentian produksi. Terutama terjadi di operasi yang lebih kecil di mana hanya sedikit pekerja yang memiliki keterampilan untuk mengoperasikan mesin tertentu.
5. Perencanaan yang Tidak Tepat
Banyak fasilitas manufaktur kurang memiliki data mengenai kapan peralatan perlu dipelihara, diperbaiki, ditingkatkan, atau diperbaharui. Hasilnya, perencanaan yang tidak tepat menyebabkan terjadinya waktu henti.
Dalam upaya menghadapi masalah ini, perusahaan manufaktur harus menjaga peralatan dalam kondisi baik, memberikan pelatihan yang sesuai kepada pegawai, dan memiliki rencana perawatan yang baik untuk mengurangi dampak buruk downtime produksi.
Dengan mengatasi penyebab-penyebab tersebut, proses produksi dapat menjadi lebih lancar dan efisien.
Baca Juga: Teknik dalam Optimasi Produksi, Seperti Apa?
Tips Meminimalisir Downtime Produksi
Downtime produksi akan menyebabkan kerugian yang tidak sedikit untuk perusahaan. Oleh karena itu, penting sekali untuk tahu bagaimana cara meminimalisirnya, berikut tipsnya:
1. Lacak Downtime
Melacak downtime produksi adalah cara yang bisa membantu kita memahami penyebab terhentinya proses dan memberikan pengukuran apakah situasinya membaik.
Data yang kita kumpulkan saat proses pelacakan akan bermanfaat untuk membantu menguranginya. Berikut adalah beberapa data yang bisa kita catat untuk setiap kejadian waktu henti:
- Durasi
- Penyebab
- Produk yang sedang diproses saat downtime produksi terjadi
- Lokasi dalam proses
- Shift atau tim yang bertugas
- Komentar dari operator
- Faktor lain seperti dampak lingkungan, jumlah limbah yang terkumpul selama downtime, masalah keamanan, dan sebagainya.
Anda perlu mencatat semua hal tersebut secara konsisten sebagai langkah mengurangi downtime.
2. Pantau Proses Produksi
Memiliki cara untuk mengawasi bagaimana produksi berjalan juga bisa membantu mengurangi masalah waktu henti.
Dengan melihat bagaimana proses produksi berlangsung di tempat kerja operator, Anda bisa mendapatkan gambaran visual tentang bagaimana proses itu berubah dari waktu ke waktu dan apakah ada perubahan yang konsisten atau tidak.
Gunakan alat bantu seperti alarm yang bisa aktif secara otomatis untuk memberi tahu operator saat ada masalah yang muncul.
Ini bisa membantu mereka untuk merespons dengan cepat, dengan harapan dapat mencegah terjadinya masalah downtime.
3. Buat Jadwal Pemeliharaan yang Bersifat Preventif
Selanjutnya, membuat jadwal pemeliharaan yang berfokus pada pencegahan bisa sangat membantu. Pemeliharaan semacam ini dilakukan saat ada jadwal downtime yang direncanakan atau saat proses masih berjalan.
Mengganti bagian-bagian penting selama waktu henti direncanakan memungkinkan kita memesan suku cadang yang diperlukan dan memastikan staf yang tepat ada di lokasi untuk melakukan pekerjaan, sehingga menghemat waktu dan biaya.
Pemeliharaan yang teratur saat proses berjalan, seperti menambah atau mengganti pelumas, dan membersihkan, bisa membantu memperpanjang umur komponen.
Jika kita telah membuat jadwal, penting untuk memantau dan memastikan tugas-tugas dilaksanakan.
Ada sistem yang bisa membantu dalam hal ini, seperti Manual Data Entry (MDE) yang dapat diatur sesuai jadwal waktu dan terhubung dengan peringatan. Jika ada tugas yang terlewatkan, pesan pengingat bisa dikirim kepada operator atau di eskalasikan ke atasan.
Dengan mencatat data pemeliharaan yang dilakukan, kita bisa menganalisisnya bersama data downtime dan data proses. Ada korelasi yang bisa muncul dan membantu menentukan kapan pemeliharaan dibutuhkan dan mengurangi waktu henti.
4. Permudah Kerja Operator Mesin dengan Sistem yang Baik
Walaupun tidak bisa dihindari, kita tetap bisa mengurangi dampak downtime yang tak terencana. Cara utamanya adalah dengan mempersingkat waktu henti tersebut.
Ketika terjadi downtime, penting bagi operator memiliki panduan dan alat yang membantu mereka memperbaiki masalah dengan cepat. Ini akan membantu proses kembali berjalan lebih cepat.
Agar proses dapat segera dijalankan kembali, operator harus tahu penyebab pasti dari masalah yang terjadi.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan sumber daya yang dibutuhkan kepada operator agar mereka bisa menemukan akar penyebab masalah dengan cepat. Ini adalah cara kunci untuk menyelesaikan masalah dengan cepat.
Lancarkan Proses Produksi Dengan RedERP
Dalam era bisnis yang semakin kompetitif, efisiensi produksi menjadi kunci kesuksesan bagi perusahaan.
Inti dari kesuksesan ini adalah kemampuan untuk menjalankan proses produksi tanpa hambatan yang merugikan, seperti downtime produksi dan pengelolaan yang tidak efektif.
Inilah saatnya perusahaan tidak hanya mengandalkan pengelolaan secara manial, tapi juga melibatkan teknologi seperti RedERP.
RedERP memiliki banyak modul yang akan membantu perusahaan dalam mengelola dan menyederhanakan dan mengelola operasional manufaktur.
Seperti modul Asset Management, di sini perusahaan dapat mengelola dan manajemen seluruh aset atau mesin yang digunakan dalam produksi.
Software Asset Management RedERP memiliki fitur yang akan membantu perusahaan dalam mendata aset, melakukan penjadwalan aset untuk dilakukan perawatan.
Dengan begini, downtime produksi bisa diminimalisir karena penjadwalan maintenance bisa mengikuti jadwal produksi.
Lalu, terdapat juga Aplikasi Manufaktur, yang dapat membantu Anda mengelola jadwal proses produksi. Sehingga, saat mesin atau aset masuk dalam masa maintenance proses produksi tidak akan terlalu terganggu. Hasilnya, produksi tidak akan terganggu dan lebih efektif.
Jadi, jika Anda mencari solusi yang komprehensif untuk mengurangi downtime dan meningkatkan efisiensi produksi, RedERP adalah jawaban yang Anda cari. Bersama RedERP, mari tingkatkan performa produksi Anda menuju tingkat yang lebih tinggi.a