Economic Order Quantity atau EOQ adalah salah satu metode yang dapat dilakukan perusahaan untuk meningkatkan nilai keuntungan bisnisnya tanpa perlu mengeluarkan dana modal yang cukup besar.
Meski terdengar menjanjikan, praktik perhitungan metode ini terbilang cukup kompleks. Perusahaan perlu mempertimbangkan banyak hal sebelum mulai melakukan proses perhitungan metode EOQ.
Apa saja yang perlu dipertimbangkan saat melakukan proses perhitungan EOQ? Berikut RedERP telah merangkum wawasan mengenai EOQ secara padat dan singkat pada artikel di bawah ini!
Apa Itu EOQ?
EOQ adalah singkatan dari Economic Order Quantity. Economic Order Quantity adalah metode perhitungan kuantitas pesanan ideal bagi sebuah bisnis perusahaan.
Perhitungan EOQ yang umum diterapkan dalam dunia operasi, logistik, dan manajemen pasokan ini dilakukan demi mencapai biaya penyimpanan inventaris dan pemesanan barang seminimal mungkin.
Biaya minimal yang ditentukan bervariasi tergantung kemampuan perekonomian bisnis perusahaan masing-masing.
Adapun metode ini memiliki tujuan utama yakni untuk memperoleh keuntungan bisnis semaksimal mungkin dengan menekan pengeluaran modal biaya usaha.
Secara sederhana, sistem kerja dari metode ini adalah dengan mengatur frekuensi dan volume pemesanan barang yang dilakukan pihak perusahaan guna memenuhi kuantitas permintaan dari konsumen atau pengguna akhir.
Hasil perhitungan akhir dari metode ini adalah jumlah ideal pemesanan barang yang direkomendasikan untuk pihak perusahaan.
Sedangkan prinsip dari metode bisnis ini adalah tingkat ekonomis dianggap tercapai apabila biaya pemesanan dan biaya penyimpanan berada dalam rentang nilai seimbang.
Mudahnya, jika nilai persediaan atau permintaan barang tergolong besar, maka biaya pemesanan akan menurun dan biaya penyimpanan produk meningkat.
Begitupun sebaliknya, apabila nilai persediaan atau permintaan terhadap suatu barang tergolong kecil, maka biaya pemesanan akan mengalami kenaikan dan biaya penyimpanan menurun.
Baca Juga: Bagaimana Aplikasi Gudang Bantu Maksimalkan Manajemen Inventory di Perusahaan?
Mengapa Economic Order Quantity Penting?
Metode Economic Order Quantity dinilai penting penggunaanya karena dapat memberikan dampak yang cukup signifikan bagi keberlangsungan bisnis sebuah perusahaan.
Berikut tiga dampak positif yang dapat diperoleh perusahaan apabila mengimplementasikan metode EOQ dalam manajemen persediaan.
1. Meminimalisir Biaya Penyimpanan Barang di Gudang
Penggunaan metode EOQ mampu mengurangi biaya penyimpanan barang atau produk cadangan perusahaan di gudang.
Hasil perhitungan akhir dari metode EOQ juga bisa mencegah pembelian barang atau produk cadangan berlebihan.
Sehingga, hal ini mampu meminimalisir terjadinya kerusakan, kehilangan, atau kadaluwarsa pada produk akibat terlalu lama disimpan di gudang.
2. Menekan Risiko Terjadinya Kehabisan Stok Barang
Metode EOQ membantu perusahaan dalam mencegah terjadinya risiko kehabisan stok barang dengan lebih terukur dan akurat di tengah tumbuhnya permintaan konsumen terhadap produk perusahaan.
Metode EOQ mengedepankan data hasil perhitungan konkrit berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan.
Alhasil, perusahaan dapat benar-benar mengetahui pemenuhan kebutuhan persediaan barang di gudang berdasarkan pada grafik kuantitas permintaan konsumen yang sebenarnya.
3. Menumbuhkan Efisiensi Pengelolaan Persediaan Inventaris di Gudang
Melalui metode perhitungan EOQ, aktivitas pengelolaan persediaan inventaris di gudang perusahaan akan jauh lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
Hal ini karena setiap unsur kerja yang terlibat mulai dari karyawan, kendaraan, hingga mesin terkait menjalankan aktivitasnya sesuai data yang akurat dan terukur.
Dengan demikian, alur proses pengelolaan persediaan barang di gudang menjadi lebih singkat.
EOQ juga membuat perusahaan berpeluang mengurangi biaya proses pengelolaan persediaan barang di gudang apabila kondisi tersebut mampu dipertahankan secara berkelanjutan.
Unsur dalam Perhitungan EOQ
Perhitungan metode bisnis ekonomis EOQ dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni biaya penyimpanan, permintaan tahunan, dan biaya pemesanan.
Adapun biaya penyimpanan ditandai sebagai holding cost atau H, permintaan tahunan sebagai annual demand atau D, dan biaya pemesanan sebagai order cost atau S.
Berikut penjelasan mengenai ketiga faktor utama tersebut.
1. Holding Cost atau Biaya Penyimpanan (H)
Holding cost (H) atau biaya penyimpanan merupakan total nominal beban yang harus dirogoh perusahaan untuk menyimpan sejumlah barang atau produk di gudang.
Nominal beban yang harus dibayar perusahaan meliputi sewa, penyimpanan, asuransi, pajak, biaya penyusutan, kerusakan, hingga biaya penumpukan barang atau produk yang sudah tersimpan lama atau tidak laku lagi.
Total biaya yang dikeluarkan perusahaan bervariasi, tergantung total pemesanan barang yang dilakukan.
Apabila perusahaan melakukan pemesanan dalam jumlah besar, maka biaya penyimpanan yang perlu dibayar perusahaan juga turut meningkat.
Begitu pula sebaliknya, perusahaan akan membayar lebih sedikit jika jumlah pemesanan tak banyak.
2. Annual Demand atau Permintaan Tahunan (D)
Berikutnya, annual demand (D) atau permintaan tahunan adalah representasi dari kuantitas atau skala permintaan barang yang dilakukan perusahaan setiap tahunnya.
Untuk mengetahui informasi ini, perusahaan dapat melakukan pengecekan pada riwayat data pemesanan masing-masing.
Pengecekan dilakukan guna menentukan jumlah ideal produk atau barang yang dijual selama satu tahun periode bisnis berlangsung.
Baca Juga: Apa Itu Stock Opname? Pengertian, Tujuan, dan Cara Melakukan
3. Order Cost atau Biaya Pemesanan (S)
Faktor terakhir yang memengaruhi proses perhitungan metode economic order quantity adalah order cost (S) atau biaya pemesanan.
Faktor ini merujuk pada biaya yang harus dilunasi perusahaan saat menjalankan kegiatan pemesanan barang atau produk tertentu.
Biaya yang dimaksud mencakup setiap proses terkait aktivitas pemesanan barang, mulai dari pengiriman hingga tahapan di mana produk yang dipesan diterima oleh pihak perusahaan.
Lebih rinci, adapun proses yang termasuk dalam biaya pemesanan yaitu:
- Biaya persiapan, mencakup biaya telepon saat proses pemesanan barang dengan pihak penyedia berlangsung ataupun kegiatan sejenis lainnya.
- Ongkos pengiriman, yaitu total beban yang dibayarkan untuk kurir pengantar barang kepada pihak perusahaan.
- Biaya verifikasi faktur pembelian.
- Biaya penyelesaian pembelian dan pembayaran.
Cara Menghitung EOQ
Berikut rumus dan contoh kasus dari metode perhitungan persediaan barang ekonomis Economic Order Quantity.
Rumus EOQ
EOQ = √ (2xDxS / H)
Keterangan:
- D = Permintaan Tahunan (Unit)
- S = Biaya Pesanan (Rupiah)
- H = Biaya Penyimpanan (Rupiah)
Atau
√ (2xDxS / IxC)
Keterangan:
- D = Permintaan Tahunan (Unit)
- S = Biaya Pesanan (Rupiah)
- H = Biaya Penyimpanan (Rupiah)
- C = Biaya Produk atau Barang per Unit (Rupiah)
- I = Biaya Penyimpanan (Persentase)
Contoh Soal EOQ dan Jawabannya
Untuk memahami penggunaan rumus di atas, Anda bisa mempelajarinya melalui contoh kasus di bawah ini:
PT Merkurius Sinar Sentosa mengajukan pemesanan bahan baku untuk produk rumah tangganya. Pemesanan dilakukan berdasarkan asumsi jumlah permintaan atas produk mereka di tahun 2023 akan sama dengan tahun 2022.
Berdasarkan riwayat pemesanan tahun sebelumnya, dibutuhkan 500.000 unit bahan baku untuk dapat memenuhi permintaan konsumen atas produknya.
Sementara itu, biaya bahan baku per unit seharga Rp10.000, beserta total biaya pemesanan sebesar Rp20.000 dalam sekali pengiriman.
Dengan estimasi biaya penyimpanan barang sebesar 20%, maka nilai EOQ persediaan barang PT Merkurius Sinar Sentosa per periode restock dalam setahun adalah?
√ (2xDxS / IxC)
D = 500.000 Unit
S = Rp20.000
I = 20%
C = Rp10.000
EOQ = √(2 x 500.000 x 20.000) / (20% x 10.000)
EOQ = 3.162 unit
Maka, dapat disimpulkan bahwa jumlah pemesanan ideal bahan baku untuk produksi barang rumah tangga PT Merkurius Sinar Sentosa per periode restock dalam setahun adalah sebanyak 3.162 unit.
Jumlah tersebut harus dipenuhi agar PT Merkurius Sinar Sentosa mampu memenuhi permintaan pelanggan sekaligus mengurangi pengeluaran biaya persediaan per periode restock secara menyeluruh, mencakup beban pemesanan dan penyimpanan bahan baku di gudang.
Baca Juga: Mengenal Out of Stock dan Cara Mengatasinya
Minimalisir Risiko Penumpukan Barang dengan Software Inventory Management RedERP

Selain melalui penerapan metode perhitungan Economic Order Quantity, upaya pencegahan terjadinya penumpukan barang di gudang dapat dilakukan dengan memanfaatkan software inventory termutakhir.
Penggunaan software inventory sangat dianjurkan mengingat software ini memiliki beragam fitur solutif yang mampu memecahkan berbagai permasalahan pengelolaan gudang perusahaan, salah satunya adalah terjadinya penumpukan barang.
Seperti Software Inventory dari RedERP yang menyediakan 5 modul utama dengan beragam fitur multifungsi dan suportif di dalamnya. Software RedERP mampu memastikan pengelolaan inventory di gudang perusahaan dapat berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terpantau dengan sangat baik.
Hal ini karena masing-masing modul memiliki fungsi yang saling berkorelasi satu sama lain. Sehingga risiko terjadinya kesalahan atau human error dalam proses inventory management perusahaan bisa ditekan seminimal mungkin.
Adapun kelima modul yang tersedia memungkinkan Anda untuk menjalankan sekaligus mengoptimalkan berbagai aktivitas inventory management di gudang perusahaan. Mulai dari pemantauan level stock, penilaian barang, hingga pelacakan aktivitas inventaris secara real time.
Bahkan Anda juga bisa memudahkan proses penyimpanan informasi dan pembuatan kategori untuk setiap produk atau barang yang berada di beberapa lokasi gudang perusahaan sekaligus.
Selain itu, proses penyusunan laporan pengelolaan persediaan barang di gudang perusahaan setiap periodenya pun dapat dilakukan secara otomatis oleh software inventory dari RedERP.
Ayo, segera optimalkan pengelolaan barang di gudang perusahaan Anda bersama kami mulai hari ini! Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kontak yang tertera pada laman utama website RedERP.