Table of Contents
Table of Contents

Mengenal Industri Kelapa Sawit dan Berbagai Fakta Menariknya

industri kelapa sawit

Tahukah Anda, bahwa Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia? Pada tahun 2021 lalu, Indonesia berhasil memproduksi minyak sawit sebanyak 44,5 juta ton.

Angka produksi sebesar itu, didukung juga dengan ketersediaan lahan perkebunan yang luasnya mencapai 15,1 juta hektar. Bahkan berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, luas perkebunan tersebut mengalami peningkatan dibanding tahun 2020 yang hanya 14,9 juta hektar.

Karena faktor-faktor tersebut, maka tidak mengherankan, industri kelapa sawit menjadi salah satu industri yang memiliki profit besar di Indonesia.

Minyak kelapa sawit sendiri memiliki banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat, seperti menjadi bahan dasar berbagai macam produk kosmetik, makanan, hingga sabun.

Meski begitu, larangan ekspor minyak sawit pernah dilakukan pada April 2022 lalu. Hal ini disebabkan, kasus kelangkaan minyak goreng yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Sehingga pemerintah mengambil tindakan tegas untuk menangani permasalahan tersebut dengan melakukan pelarangan ekspor sawit untuk sementara waktu.

Nah, pada kesempatan kali ini, RedERP akan memberikan fakta-fakta menarik seputar industri kelapa sawit yang ada di Indonesia. Simak ulasannya secara mendalam berikut ini.

 

Baca juga: Tahapan Proses Produksi dan Tips Mengoptimalkannya

 

Bagaimana Proses Bisnis Industri Minyak Kelapa Sawit?

Pengolahan minyak sawit mentah menjadi minyak goreng atau siap dipakai, memerlukan beberapa tahap atau proses yang cukup panjang. Berikut proses bisnis yang terjadi pada industri minyak kelapa sawit:

 

Tahap Upstream

Tahap atau proses yang pertama pada bisnis minyak sawit, yaitu proses upstream atau proses penanaman kelapa sawit di area perkebunan. Benih terbaik yang telah dipilih akan ditanam di area pembibitan terlebih dahulu selama 12 bulan.

Nantinya, tanaman muda akan dipindah ke lahan kebun yang lebih luas. Umumnya, pertumbuhan tanaman sawit memerlukan waktu 30-31 bulan masa panen untuk bisa menghasilkan tandan buah segar (TBS).

Selanjutnya, TBS masuk ke dalam tahap pengolahan menjadi minyak, yang dimana akan melalui empat proses utama dalam pembuatan Crude Palm Oil (CPO), yakni pemisahan janjangan, perhitungan dan pelumatan daging, pengepresan, dan proses pemurnian.

 

Tahap Midstream

Setelah minyak mentah berhasil diolah, selanjutnya tahap midstream mengambil bagian pada proses pengolahan produk minyak turunan. Proses ini nantinya akan menghasilkan dua produk yaitu pangan dan non pangan.

Produk pangan hasil pengolahan minyak sawit sendiri, meliputi minyak goreng, cocoa butter substitute, vegetable ghee, margarin, dan lain-lain. Sedangkan untuk produk non pangan meliputi sabun, biodiesel, dan sejenisnya.

 

Tahap Downstream

Tahap atau proses yang terakhir yaitu downstream. Proses satu ini berbeda dengan proses upstream dan midstream yang berfokus pada pengolahan menjadi produk guna, proses satu ini merupakan kegiatan distribusi semua produk yang telah dikemas.

Sejatinya, proses downstream memiliki dua jalur, yaitu menuju pasar domestik dan ekspor. Gampangnya, proses ini merupakan kegiatan penyaluran produk dari pabrik kelapa sawit ke pihak distributor untuk nantinya sampai ke tangan konsumen akhir.

 

Fakta Menarik Tentang Industri Minyak Sawit di Indonesia

Tahukah Anda, bahwa ada beberapa fakta menarik tentang industri minyak sawit? Berikut beberapa fakta menarik industri sawit yang ada di Indonesia.

 

Dibuat dari Pohon Kelapa Sawit yang Tumbuh di Daerah Tropis

Komoditas minyak sawit sendiri merupakan hasil dari pengolahan buah tanaman kelapa sawit. Pohonnya sendiri, dikenal hanya dapat tumbuh sempurna di daerah tropis (12° LU – 12° LS) dengan ketinggian 0-600 mdpl.

Selain itu, pemeliharan tanaman ini juga sedikit rumit, sebab memerlukan kondisi khusus dengan curah hujan stabil dan sinar matahari yang cukup. Dengan kondisi yang sesuai, pohon akan menghasilkan tandan buah segar (TBS) terbaik yang dapat diolah menjadi minyak sawit.

 

Hemat Sumber Daya, Sehat, dan Multifungsi

Apabila kita melihat pada perbandingan empat jenis minyak nabati utama, kedelai menempati urutan pertama untuk kategori kebun terluas, selanjutnya diisi oleh rapeseed, lalu bunga matahari, dan terakhir kelapa sawit. 

Nyatanya, setiap hektar tanaman sawit mampu menghasilkan sebanyak 3,91 ton. Sedangkan tiga jenis lainnya, rata-rata hanya menghasilkan sebanyak 0,7 ton saja.

Selain tingkat produktivitasnya yang tinggi. Kandungan nutrisi pada minyak sawit pun kaya akan antioksidan. Sehingga, memiliki dampak dan manfaat yang sangat baik bagi metabolisme tubuh.

Keunggulan inilah yang pada akhirnya membuat banyak produsen makanan dan kosmetik menggunakan olahan minyak sawit sebagai bahan dasar dari produk mereka.

 

Diproduksi Secara Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan

Seperti yang kita semua ketahui, Penanaman pohon sawit dinilai merusak ekosistem hutan tropis primer. 

Namun, Para pengusaha sawit saat ini sudah mulai menerapkan produksi secara bertanggung jawab yang sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang ada di Indonesia, antara lain:

  • Mengimplementasikan metode berkelanjutan tanpa membakar hutan. Hal ini sudah sesuai dengan Kebijakan Kenihilan Deforestasi dan Tanpa Bakar.
  • Mewujudkan aspek kemamputelusuran pada rantai pasok atau supply chain.
  • Penegasan tindak perburuan, pencederaan, kepemilikan, serta pembunuhan spesies-spesies langka yang terancam punah melalui Kebijakan Ketat Tanpa Toleransi. Tak hanya itu, para pengusaha sawit juga harus melakukan upaya pelestarian keanekaragaman hayati.

 

Berguna Sebagai Bahan Dasar Produk Kebutuhan Sehari-hari

Karena dikenal sebagai minyak yang multifungsi, maka dari itu karakteristik dari minyak sawit sangat cocok untuk menjadi bahan campuran produk makanan, seperti kue.

Dalam pembuatannya, sebuah kue membutuhkan margarin dan shortening, di mana minyak sawit berfungsi untuk membuat tekstur kedua bahan tersebut menjadi lebih lembut atau soft.

Tak hanya berguna untuk kue, olahan minyak kelapa sawit juga dapat dijadikan bahan dasar dalam pembuatan produk farmasi, makanan, kosmetik, sabun, shampoo, dan lain-lain.

 

Diperkirakan akan Terus Meningkat

Menurut GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), tingkat konsumsi minyak sawit di Indonesia, diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan pemenuhan kebutuhan industri dan rumah tangga yang semakin tinggi juga.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya perluasan lahan sebanyak 16,3 Ha, yang terhitung dari tahun 1997 hingga 2020. Itu artinya terjadi kenaikan aktivitas operasional di pabrik kelapa sawit itu sendiri.

 

Peran Penting Produksi Kelapa Sawit

Kelapa sawit sendiri memiliki fungsi dan juga peran yang penting bagi kehidupan masyarakat. Berikut ini beberapa peran penting dari kelapa sawit bagi kehidupan:

 

Pilihan Minyak yang Lebih Sehat

Kandungan dalam minyak sawit ini, mengandung vitamin A dan E yang baik bagi tubuh. Vitamin A yang ada di minyak sawit, dipercaya lebih banyak daripada vitamin A yang ada pada wortel.

Kemudian zat tokoferol dan tokotrienol pada vitamin E juga bermanfaat sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan imunitas tubuh serta menurunkan risiko penyakit kronis. Secara alami, minyak tersebut tidak mengandung lemak trans, sebab prosesnya tidak memerlukan hidrogenasi.

 

Minyak Nabati Paling Efisien

Tahukah Anda, Kebutuhan minyak nabati dunia yang mencapai angka 207,93 juta metrik ton (MT) pada tahun 2020/2021?

Secara keseluruhan, minyak nabati memiliki berbagai macam jenis yang berasal dari berbagai tumbuhan. Masing-masingnya jenis memiliki kapasitas produksi yang berbeda-beda.

Apabila dilakukan perbandingan antara luas lahan dan hasil produksinya, kelapa sawit terbilang sangat efisien. Karena, tumbuhan ini membutuhkan lahan perkebunan yang lebih sedikit untuk dapat menghasilkan minyak dalam jumlah besar.

Sebagai contoh, satu hektar kelapa sawit mampu menyumbang 3,91 ton produksi dengan perbandingan bunga matahari 0,77 ton, rapeseed 0,83 ton, dan kedelai 0,5 ton.

 

Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan

Dalam menjalankan bisnis kelapa sawit, perusahaan perlu mempertimbangkan aspek-aspek krusial yang menyertainya. Seperti aspek lingkungan yang terdampak pembukaan lahan sawit tersebut.

Setelah melalui serangkaian uji coba, pemeliharaan tanaman hingga keberadaan pabrik kelapa sawit ternyata penting agar dapat berjalan secara berkelanjutan. 

Dengan menjalani setiap regulasi dari pemerintah, perusahaan sawit harus memastikan bahwa operasional usahanya selalu berfokus pada perlindungan lingkungan.

Salah satu caranya yaitu dengan membuka areal perkebunan dengan kebijakan Zero Burning (tanpa bakar) dan memperhatikan kualitas komponen hidup di sekitarnya.

 

Baca juga: Pengertian YoY Growth dan Cara Menghitungnya

 

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa industri kelapa sawit merupakan industri yang memiliki dampak dan peran besar, tidak hanya bagi ekonomi negara, tetapi juga bagi kehidupan masyarakat.

Karena permintaannya yang begitu tinggi, maka Anda sebagai pemilik atau orang yang menjalankan perusahaan harus bisa memenuhi permintaan tersebut dengan optimal.

Hal ini bisa dicapai, apabila perusahaan mampu mengelola rantai pasokan atau supply chain dengan baik.

Software ERP
Software ERP

 

Sederhanakan aktivitas rantai pasokan bisnis sawit Anda secara efektif dan efisien dengan Aplikasi Inventory dan Distribusi dari sistem ERP RedERP.

Melalui fitur-fitur canggih yang ada di dalamnya, perusahaan dapat melakukan pemantauan terhadap pengiriman dan masuknya produk. Selain itu, Anda juga bisa melakukan pengawasan terhadap perpindahan barang atau produk yang terjadi.

Selain itu masih banyak fitur dari Software ERP RedERP yang dapat mempermudah pengelolaan bisnis kelapa sawit menjadi lebih efektif.

Lihat Fitur Lengkapnya Disini

 

Tunggu apa lagi? Cek informasi selengkapnya dan ajukan demonya sekarang juga, GRATIS!

 

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami