Table of Contents
Table of Contents

Inventory Cost: Pengertian, Metode, Cara Menghitungnya

biaya penyimpanan

Setiap perusahaan, pastinya membutuhkan inventory untuk menjalankan proses produksinya. Persediaan tersebut baik masih mentah, bahan setengah jadi, atau juga bahan pembantu dalam pembuatan produk diluar bahan baku. Di dalam penyediaan barang ini, biasanya ada inventory cost.

Sederhananya, ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan barang guna melengkapi kebutuhan bahan baku produksi untuk mempertahankan keseimbangan bisnis.

Untuk mengetahui istilah yang satu ini secara lebih lengkap, mari simak artikel RedERP di bawah ini! 

 

Apa Itu Inventory Cost

Inventory cost adalah sederet biaya yang melibatkan hal-hal terkait operasi pembelian, penyimpanan, hingga pengelolaan inventaris sebuah perusahaan. 

Lebih rinci, inventory cost atau biaya persediaan mencakup biaya pembelian persediaan awal, bea penyimpanan, dokumentasi, serta bea penyimpanan terhadap persediaan barang yang belum terjual.

Dengan mengetahui inventory cost, pihak perusahaan dapat mengetahui besaran pengeluaran yang dikeluarkan untuk manajemen inventaris mereka. 

Mengingat manajemen inventaris sendiri merupakan salah satu operasi bisnis yang bersifat krusial. Maka tidak jarang biaya yang harus dirogoh oleh perusahaan dalam melaksanakan manajemen inventory terbilang cukup besar.

Apalagi jika perusahaan tersebut tergolong dalam organisasi bisnis yang sudah sangat berkembang atau besar. 

 

Metode dalam Penetapan Inventory Cost

Setidaknya terdapat 3 metode yang bisa diterapkan untuk menetapkan inventory cost bisnis perusahaan yaitu Average, First In First Out (FIFO), dan Last In First Out (LIFO). 

Berikut penjelasan mengenai ketiga metode tersebut.

 

  1. Metode Average

Metode average berpacu pada penghitungan biaya persediaan atau inventory cost melalui penimbangan rata-rata. 

Sistemnya adalah membagi jumlah persediaan siap jual dengan jumlah unit yang akan dijual untuk mendapatkan nilai rata-rata. Melalui nilai rata-rata yang didapatkan, perusahaan bisa menghitung persediaan akhir dan beban pokok penjualan. 

 

  1. Metode First In First Out (FIFO)

Penghitungan metode ini menganggap barang pembelian pertama sebagai barang yang dijual di awal.

Dalam hal ini, nantinya persediaan unit dari transaksi terakhir yang terjadi akan memiliki harga yang sama dengan barang baru.

Penghitungan FIFO sendiri berlandaskan pada penghitungan Harga Pokok Penjualan (HPP). 

 

  1. Metode Last In First Out (LIFO)

Adapun penghitungan LIFO juga berpacu pada Harga Pokok Penjualan (HPP). 

Namun metode ini beranggapan, bahwa persediaan akhir periode akan dijual lebih dulu. Sementara persediaan barang yang pertama dibeli perusahaan, justru akan dikeluarkan atau dijual terakhir.

 

Baca Juga: Strategi Manajemen Inventory pada Bisnis Ritel

 

Cara Menghitung Inventory Cost 

Cara menghitung inventory cost juga berpacu pada 3 metode penetapan sebelumnya yang telah dijelaskan yaitu Average, First In First Out (FIFO), dan Last In First Out (LIFO). Untuk lebih jelasnya, berikut uraian rumus dari ketiga metode di atas.

 

  1. Penghitungan Average

Pelaksanaan metode average dimulai dengan menentukan biaya seluruh penjualan, lalu melakukan penambahan pada setiap hasilnya.

Berikutnya, perusahaan dapat menemukan unit yang ada untuk dijual dan menghitung dengan berpacu pada rumus berikut ini: 

 

Rumus Inventory Cost Average = Harga Pokok Barang yang Ada / Ketersediaan Unit

 

  1. Penghitungan First In First HPP

Perhitungan First In First HPP adalah aset dengan biaya terlama. Maka, disesuaikan dengan aset inventaris dan unit pembelian terbaru. 

Untuk menemukan nilai aset inventaris terlama, perusahaan dapat mencari nilai ketersediaan barang dijual dan mencatat setiap unit yang terjual. Kemudian, nilai inventaris akhir akan didapatkan perusahaan.

Sebelum pada akhirnya dihitung menggunakan rumus berikut. 

 

Rumus Inventory Cost FIFO = Biaya Persediaan Terlama x Jumlah Persediaan yang Terjual

 

  1. Penghitungan Last In First Out (LIFO)

Penghitungan LIFO mengarahkan perusahaan untuk mencatat unit produksi terbaru sebagai barang terjual lebih dulu.

Adapun unit pembelian awal atau pertama menjadi HPP, sementara biaya produk pertama lama atau yang harganya lebih rendah menjadi persediaan. 

Urutan prosesnya ialah pertama menentukan biaya persediaan terbaru, menemukan jumlah barang terjual, dan terakhir melakukan penghitungan dengan rumus inventory cost LIFO. 

 

Rumus Inventory Cost LIFO = Biaya Persediaan Terbaru x Jumlah Persediaan yang Terjual 

 

Biaya Termasuk Inventory Cost

Lebih rinci, adapun bea yang termasuk dalam inventory cost di antaranya adalah sebagai berikut. 

  • Sewa gudang
  • Penyewaan alat pemanas atau pendingin gudang
  • Pemindahan persediaan barang masuk dan keluar
  • Penyimpanan tambahan untuk barang yang belum terjual
  • Tambahan terkait risiko kerusakan, keusangan, pembusukan, dan lainnya
  • Ordering cost atau biaya persiapan terkait pembelian, penerimaan, serta peninjauan barang
  • Purchasing cost atau biaya beban pokok penjualan, misalnya bea angkutan barang masuk dari pemasok (freight-in costs)
  • Carrying cost, misalnya biaya asuransi manajemen inventaris
  • Cost of quality atau biaya pencegahan, penentuan nilai, kegagalan internal atau eksternal

 

Software Inventory RedERP Bantu Kelola Biaya Persediaan

Inventory cost yang sangat besar tentu bisa merugikan perusahaan. Maka dari itu, perusahaan perlu melakukan berbagai cara untuk membuat kegiatan inventaris mereka berjalan dengan efektif.

Termasuk juga dengan melibatkan teknologi untuk membuat manajemen inventaris berjalan dengan efektif dan sederhana.

Untuk mengatasi hal tersebut software inventory dinilai dapat menjadi solusi tepat saat ini. Sebab software inventory dewasa ini sudah dilengkapi oleh serangkaian sistem dan fitur yang modern dan solutif.

Di mana mampu mengatasi setiap tantangan maupun persoalan manajemen inventaris perusahaan. Software Inventory dari RedERP merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia.

 

Software ERP
Software ERP

 

Software Inventory RedERP memungkinkan Anda untuk mengetahui segala perpindahan dari inventaris karena telah tersedia fitur Inventory Movement. Setiap barang yang keluar dan masuk juga bisa terdata dengan jelas karena ada fitur Shipping and Receipt.

Terdapat juga fitur Physical Inventory Check yang membantu Anda untuk memaksimalkan sistem penyimpanan stok barang di gudang.

Software Inventory RedERP sudah berbasis cloud dan dapat terintegrasi dengan sistem lainnya.

Dapatkan Software Inventory RedERP sekarang juga dengan mengajukan demonya secara gratis, ataupun menghubungi kontak layanan call center yang tertera di laman utama website kami.

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami