Komisi adalah salah satu istilh yang banyak digunakan dalam dunia bisnis. Meski begitu, pada praktiknya tidak sedikit orang yang masih keliru dalam membedakan antara komisi dan bonus.
Pada dasarnya, komisi dan bonus adalah hal yang diperoleh dari keuntungan suatu perusahaan. Selain itu, keduanya juga termasuk dalam faktor pemicu meningkatnya kinerja karyawan, sehingga dapat mendorong serta memperluas daya jual perusahaan terhadap konsumen.
Dengan demikian, apa perbedaan antara keduanya? Lalu, bagaimana cara yang tepat untuk menghitung keduanya? Simak ulasannya secara lengkap pada artikel RedERP berikut, ya!
- Pengertian Komisi
- Perbedaan Komisi dan Bonus
- Jenis-jenis Komisi Penjualan
- Cara Mencatat Komisi
- Kesimpulan
Apa Itu Komisi?
Mudahnya, komisi adalah upah tambahan yang diperoleh karyawan atas kinerja atau prestasinya dalam menjual produk atau layanan jasa kepada pelanggan, sesuai target marketing perusahaan.
Umumnya, komisi berkaitan dengan karyawan yang bekerja di divisi pemasaran, misalnya sales dan sejenisnya. Pemberian komisi tidak hanya memberikan keuntungan kepada karyawan saja, namun juga perusahaan.
Adanya komisi dinilai akan meningkatkan performa karyawan. Dengan demikian, peluang perusahaan untuk kembali mencapai target pemasaran yang telah ditentukan akan semakin tinggi.
Perbedaan Komisi dan Bonus
Komisi didefinisikan sebagai pendapatan tambahan bagi seorang karyawan atas kinerja individual.
Sementara itu, bonus merupakan insentif yang diberikan kepada seluruh karyawan saat perusahaan mendapatkan laba yang signifikan.
Biasanya, perusahaan akan membagikan bonus kepada seluruh karyawannya ketika akhir tahun atau periode tertentu.
Biasanya, bonus cenderung diberikan lebih tinggi kepada setiap karyawan yang mampu memberikan banyak kontribusi.
Kontribusi yang dimaksud bisa berupa peningkatan performa perusahaan, baik dari segi penjualan produk atau layanan jasa, pelayanan pelanggan, dan lain sebagainya.
Meskipun memiliki cara yang berbeda dalam memperolehnya, pemberian komisi dan bonus memiliki tujuan utama yang sama, yaitu untuk meningkatkan performa setiap karyawan perusahaan.
Baca Juga: Kenali Pengertian Profit Center dan Jenis-jenisnya
Jenis-jenis Komisi Penjualan
Penyaluran jenis komisi kepada karyawan tentu berbeda, menyesuaikan dengan kebijakan yang berlaku pada masing-masing perusahaan.
Selain itu jenis komisi yang diterapkan juga bergantung pada persentase, serta harga jual produk atau layanan jasa perusahaan.
Dalam praktiknya, setidaknya ada enam jenis komisi yang umum dijumpai pada mayoritas perusahaan. Keenam jenis tersebut memiliki sistem penerapan dan pertimbangan yang berbeda-beda.
Berikut enam jenis komisi bagi karyawan beserta ulasan singkatnya:
1. Straight Commission
Jenis yang pertama adalah straight commision. Pada jenis ini, komisi yang diperoleh merupakan penghasilan penuh bagi karyawan.
Karyawan akan mendapatkan penghasilan apabila perusahaan berhasil melakukan penjualan, terhadap produk atau layanan jasa mereka. Pembagian upah jenis ini diberikan secara keseluruhan kepada karyawan.
Meski begitu, penerapan jenis komisi ini akan semakin meningkatkan persaingan antarkaryawan. Hal ini karena penghasilan para karyawan tidak bersifat tetap, sehingga memunculkan jiwa kompetitif tinggi demi memperoleh upah maksimal.
2. Revenue Commission
Sesuai dengan namanya, pemberian komisi pada jenis ini berdasarkan persentase dari total penjualan yang berhasil dilakukan karyawan.
Jumlah persentase yang ditentukan bervariatif, sesuai kebijakan setiap perusahaan. Sebagai contoh, seorang sales wanita berhasil menjual produk mobil terbaru perusahaan A senilai 150 juta rupiah.
Dalam perjanjian kerja, perusahaan akan memberikan 10% komisi bagi setiap sales, yang berhasil melakukan penjualan. Maka, komisi yang bisa didapatkan sales wanita adalah sebesar 15 juta rupiah.
3. Gaji Pokok dan Komisi
Jenis ketiga sangat umum diterapkan oleh mayoritas perusahaan. Pemberian komisi kepada karyawan dilakukan bersamaan dengan gaji pokok mereka.
Biasanya, komisi karyawan akan diberikan pihak perusahaan di akhir bulan atau periode tertentu.
Besar atau kecil jumlah komisi yang diterima karyawan tergantung kinerja mereka dalam menjual produk atau layanan jasa perusahaan.
4. Tiered Commission
Tiered commision diberikan kepada para karyawan dengan tingkat persentase berbeda. Tingkat persentase yang diperoleh bergantung pada performa karyawan dalam mencapai target penjualan produk atau layanan jasa perusahaan.
Dengan adanya jenis tiered commision, karyawan dapat terdorong untuk terus berinovasi dalam strategi pemasaran. Sehingga, target penjualan perusahaan terus meningkat secara konsisten.
5. Commission Draw
Berbeda dengan jenis lainnya yang ditentukan berdasarkan kinerja karyawan, commision draw justru merupakan pemberian komisi yang dilakukan secara pasti, tanpa menilai kinerja.
Walaupun sudah terjamin di setiap bulan atau akhir periode tertentu. Implementasi pembayaran komisi jenis ini terkadang lebih kecil dari target yang sudah ditentukan sebelumnya.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan elektronik memberikan target pembayaran komisi bulanan kepada karyawan Z sebesar Rp10.000.000.
Namun di akhir bulan, karyawan Z hanya mendapatkan uang Rp5.000.000. Maka, perhitungan target komisi (Rp10.000.000) dikurang jumlah uang yang diterima karyawan Z (Rp.5.000.000).
Maka dapat disimpulkan, komisi yang akan diterima karyawan Z di kemudian hari sebesar Rp5.000.000.
6. Gross Margin
Gross margin merupakan jenis komisi terakhir yang hampir sama dengan revenue commision.
Perbedaannya, gross margin mengacu pada total profit penjualan produk atau jasa, bukan tingkat persentase penjualan seperti pada revenue commision.
Sebagai contoh, karyawan B berhasil melakukan penjualan 5 unit mobil kepada konsumen. Satu unit mobil yang dipasarkan memiliki harga sebesar Rp500.000.000.
Kemudian, diketahui nilai harga pokok per unit mobil perusahaan adalah Rp450.000.000. Perhitungannya adalah, jumlah barang yang berhasil dijual (5) x nilai profit penjualan (Rp50.000.000).
Maka, komisi yang akan diperoleh karyawan B pada akhir periode pemasaran perusahaan sebesar Rp250.000.000.
Baca Juga: Memahami Bagaimana Sistem Kerja Sales Taking Order
Cara Mencatat Komisi
Sebelum melakukan pencatatan komisi, ada baiknya suatu perusahaan mempertimbangkan sejumlah aspek.
Misalnya periode perhitungan komisi, keakuratan jumlah produk atau layanan jasa yang terjual, hingga pemilihan pendekatan kalkulasi secara tepat.
Secara umum, contoh perhitungan komisi yang tepat sebagai berikut:
Seorang sales bernama V PT Merkurius Galaksi berhasil menjual satu produk tas senilai Rp100.000.000 dengan besaran komisi 10%. Adapun rumus komisi yang bisa ia terima adalah:
Nilai jual produk di pasaran x persentase komisi karyawan = hasil komisi
Perhitungan Komisi = Rp100.000.000 x 10% = Rp10.000.000
Maka dapat disimpulkan, jumlah komisi yang akan diperoleh sales V ialah sebesar 10 juta rupiah.
Sementara itu, detail pencatatan PT Merkurius Galaksi sebagai berikut:
Saat Penjualan
(D) Pendapatan Rp100.000.000,-
(K) Penjualan Barang Rp100.000.000,-
Saat Pembayaran Komisi
(D) Biaya Komisi Rp10.000.000,-
(K) Kas Rp10.000.000,-
Pencatatan karyawan V (Sales):
(D) Kas Rp10.000.000,-
(K) Pendapatan Komisi Rp10.000.000
Baca Juga: Pengertian Rekapitulasi Jurnal dalam Siklus Akuntansi
Pembagian Komisi Jadi Lebih Akurat dan Praktis dengan Software RedERP
Selain dapat meningkatkan kinerja para karyawan dalam memasarkan produk atau jasa perusahaan, pembagian komisi yang merata dan tepat juga akan mengantisipasi terjadinya pembengkakan pengeluaran perusahaan.
Maka dari itu, dibutuhkan sebuah sistem CRM yang mampu beroperasi secara optimal. Salah satu penyedia layanan sistem CRM terbaik tanah air yakni Software RedERP Indonesia.
Software RedERP memiliki beragam fitur komprehensif dan suportif yang siap membantu Anda dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan, salah satunya pembagian komisi karyawan yang akurat dan merata.
Untuk mengoptimalkan pembagian komisi karyawan, Anda dapat memanfaatkan fitur Commision yang ada pada Software CRM RedERP.
Fitur ini memiliki tingkat akurasi perhitungan yang sangat tinggi serta dapat dioperasikan dengan mudah. Sehingga, peluang terjadinya kesalahan saat pembagian komisi sangat kecil.
Tidak hanya itu, Anda juga dapat menyusun laporan keuntungan-kerugian penjualan hingga performa tim sales secara real time dengan menggunakan fitur Reporting And Analysis.
Sistem penyimpanan software CRM RedERP juga sudah berbasis cloud. Sehingga, potensi terjadinya kerusakan atau kehilangan data sangat minim terjadi. Anda juga dapat lebih praktis mengakses seluruh data sesuai kebutuhan operasional tertentu.
Kehadiran software CRM dari RedERP Indonesia dapat membuat pembagian komisi karyawan perusahaan menjadi lebih akurat dan optimal.
Ayo, segera ajukan demo gratisnya sekarang!