Konsep dasar akuntansi merupakan hal fundamental yang harus dikuasai oleh divisi finance suatu perusahaan, agar proses pencatatan keuangan bisnis dapat dilakukan secara akurat, komprehensif, dan optimal.
Seperti yang diketahui, laporan keuangan merupakan unsur penting yang mampu memengaruhi kondisi finansial maupun keputusan strategi bisnis sebuah perusahaan.
Oleh karena itu, setiap anggota dalam divisi finance perusahaan harus menguasai konsep dasar akuntansi dengan baik.
Untuk membantu proses pemahaman mengenai konsep dasar akuntansi. Simak penjelasan lengkap terkait konsep dasar akuntansi pada artikel RedERP berikut ini!
Apa yang Dimaksud Konsep Dasar Akuntansi?
Definisi konsep dasar akuntansi merujuk pada aturan, asumsi, landasan, atau parameter yang berlaku untuk mengatur proses pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dalam suatu bisnis.
Konsep dasar akuntansi setidaknya memiliki 3 tujuan utama, di antaranya mencapai keseragaman juga konsistensi dalam proses penyusunan laporan keuangan, membantu para akuntan untuk mencatat keuangan bisnis, dan berperan sebagai acuan utama agar laporan keuangan universal dapat menghasilkan data yang akurat serta komprehensif.
Konsep Dasar Akuntansi Menurut Para Ahli
Seiring perkembangannya, dunia akuntansi melahirkan konsep-konsep dasar baru yang dicetuskan oleh sejumlah ahli dunia.
Berikut uraian sejumlah konsep dasar akuntansi berdasarkan pandangan beberapa ahli ekonomi dunia.
Konsep Dasar Akuntansi Menurut Accounting Principles Board
- Usaha berlanjut (Going concern)
- Entitas akuntansi (Accounting Entity)
- Periode-periode waktu (Time Periods)
- Melakukan pengukuran sumber dan kewajiban (Measurement of economic resources on obligations)
- Menjalankan pengukuran dalam unit uang (Measurement in terms of money)
- Adanya harga pertukaran (Exchange price)
- Akrual (Accrual)
- Terdapat pertimbangan (Judgment)
- Informasi keuangan umum (General purpose financial information)
- Angka pendekatan (Approximations)
- Berdasar pada materialitas (Materiality)
- Adanya pernyataan keuangan yang berkaitan secara mendasar (Fundamentally related financial statement)
- Mengutamakan substansi daripada bentuk (Substance over form)
Konsep Dasar Akuntansi Menurut Wol, Tearney, dan Dodd
- Usaha berlanjut (Going concern)
- Entitas akuntansi (Accounting Entity)
- Unit Moneter (Monetary unit)
- Periode waktu (Time period)
Baca Juga: Seperti Apa Siklus Akuntansi dalam Perusahaan
Konsep Dasar Akuntansi Menurut Anthony, Hawkins, dan Merchant
- Melaksanakan pengukuran dengan unit uang (Money measurement)
- Keberlanjutan usaha (Going concern)
- Adanya entitas (Entity)
- Terdapat biaya (Cost)
- Aspek ganda (Dual aspect)
- Berdasar pada materialitas (Materiality)
- Mengutamakan konsistensi (Consistency)
- Realisasi (Realization)
- Melakukan penandingan (Matching)
- Mempunyai periode akuntansi (Accounting period)
- Berlandaskan konservatisme (Conservatism)
Konsep Dasar Akuntansi Menurut Generally Accepted Accounting Principles
- Keteraturan (Regularity)
- Konsistensi (Consistency)
- Netral (Impartial)
- Penerapan metode secara permanen (Permanence of Methods)
- Transparan tanpa kompensasi (Non-Compensation)
- Kehati-hatian (Prudence)
- Keberlanjutan (Continuity)
- Periodisitas (Periodicity)
- Materialitas (Materiality)
- Jujur atau beritikad baik (Utmost Good Faith)
17 Konsep Dasar Akuntansi yang Dapat Diimplementasikan dalam Bisnis
Terdapat 17 konsep dasar dalam akuntansi, sebagai berikut ini:
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
Pada prinsip ini apabila harga perolehan sudah ditentukan maka tidak akan dilakukan perubahan, sekalipun nilai mata uang tertentu mengalami aktivitas penurunan maupun kenaikan.
Dengan kata lain, prinsip ini mengasumsikan bahwasanya suatu unit moneter atau uang memiliki nilai yang stabil setiap saat.
Padahal kenyataannya nilai mata uang terkadang mengalami penurunan maupun kenaikan, contohnya rupiah dan lainnya.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
Prinsip ini umumnya mengakui suatu pendapatan saat terjadinya penjualan produk atau jasa. Di mana sudah terdapat kepastian mengenai jumlah pendapatan, melalui pengukuran dengan aktiva yang diterima.
Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)
Mudahnya, prinsip ini bertujuan untuk menentukan besaran penghasilan bersih suatu bisnis di setiap periode.
Dalam praktiknya, prinsip ini menggunakan dasar waktu atau accrual basis dalam pembebanan biaya. Selain itu, prinsip ini juga memanfaatkan jurnal-jurnal penyesuaian setiap akhir period, guna menentukan besaran penghasilan bersih dari sebuah bisnis.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
Maksud dari prinsip ini adalah penerapan setiap metode atau prosedur, dalam suatu bisnis perusahaan harus dilaksanakan secara konsisten.
Adapun metode atau prosedur yang diimplementasikan, harus sesuai dengan kebutuhan ataupun tujuan perusahaan.
Selain itu, prinsip ini juga memudahkan proses analisis perkembangan bisnis suatu perusahaan dari satu periode dengan periode lainnya.
Intinya prinsip ini mengarahkan perusahaan untuk selalu menerapkan metode, atau prosedur pengelolaan keuangan yang serupa setiap tahunnya.
Guna memudahkan proses pencatatan, perhitungan, maupun penyusunan laporan keuangan perusahaan di setiap periode akuntansi.
Prinsip Lengkap (Full Disclosure Principle)
Pada dasarnya prinsip ini menghendaki setiap perusahaan, untuk memasukkan informasi finansial secara komprehensif atau lengkap pada laporan keuangan.
Konsep Kesatuan Usaha
Konsep ini beranggapan bahwasanya setiap perusahaan merupakan sebuah kesatuan atau badan usaha ekonomi yang berdiri secara mandiri.
Di mana setiap tindakan yang dilaksanakan juga harus mengatasnamakan perusahaan, termasuk penerapan prosedur akuntansi dan aktivitas bisnis lainnya.
Adapun kedudukan perusahaan pada konsep ini terpisah dengan pihak eksternal atau investor, yang melakukan penanaman dana pada suatu perusahaan.
Konsep Kontinuitas Usaha
Konsep ini mengarahkan perusahaan untuk terus menjalankan bisnisnya tanpa adanya batasan waktu. Hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan saat proses penyusunan laporan keuangan.
Atau ketika akuntansi suatu perusahaan tengah menghadapi berbagai pilihan proses perekayasaan dan penyusunan standar. Akibat ketidakpastian keberlangsungan bisnis perusahaan di masa mendatang.
Konsep Penghargaan Kesepakatan
Konsep akuntansi dasar ini menganggap jumlah harga agregat atau penghargaan kesepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam setiap transaksi, adalah bahan olah dasar akuntansi yang paling objektif.
Di dalam konsep ini, akuntansi memiliki fungsi dalam menyediakan informasi, yang berhubungan dengan setiap aktivitas perusahaan.
Di mana sebagian besar aktivitas yang terjadi, adalah terkait kegiatan transaksi atau pertukaran dengan pihak perusahaan lain.
Konsep Biaya Melekat
Konsep ini menyatakan biaya melekat pada suatu objek yang direpresentasikan. Sehingga biaya tersebut memiliki sifat yang dinamis atau mudah bergerak, dan dapat dipecahkan maupun digabungkan pada suatu objek.
Pada intinya, konsep ini mendukung pandangan bahwasanya bahan olah akuntansi merupakan biaya aktual yang sebenarnya sudah terjadi.
Konsep Upaya dan Hasil
Di dalam konsep ini, setiap hasil yang diperoleh dari suatu bisnis merupakan hasil dari usaha perusahaan.
Secara teknis, suatu perusahaan perlu menyediakan produk atau jasa yang berkualitas agar dapat memeroleh pendapatan maksimal.
Konsep Bukti Terverifikasi dan Objektif
Pada konsep ini, informasi atau data keuangan dinilai mampu memberikan manfaat yang cukup tinggi.
Adapun objektivitas bukti memerlukan proses evaluasi terlebih dahulu berdasarkan kondisi yang mencakup penciptaan, pengukuran, serta penangkapan atau pengakuan data akuntansi.
Konsep Asumsi
Konsep ini sejalan dengan fakta, bahwasanya akuntansi memerlukan asumsi sebagai landasan penalaran pada praktiknya.
Dalam konsep ini validitasnya sulit untuk dinilai secara objektif. Walaupun begitu, asumsi yang ada tetap memiliki nilai manfaat untuk basis pemilihan konsep atau prinsip.
Validitas asumsi pada konsep ini hanya dapat dievaluasi melalui sejumlah dasar seperti intuisi, harapan normal, atau realitas empiris.
Konsep Substansi Daripada Bentuk
Konsep ini menyatakan bahwa penetapan konsep akuntansi pada tingkat perekayasaan ataupun standar, akan cenderung menekankan makna atau substansi ekonomi sebuah objek maupun kejadian.
Dibandingkan makna yuridis suatu objek atau kejadian, di mana mungkin dapat menghendaki sikap akuntansi yang berbeda.
Konsep Pengakuan Hak Milik Pribadi
Setiap pengakuan hak milik pribadi memeroleh perlindungan yuridis bersifat wajib menurut konsep ini. Konsep ini mendukung suatu kesatuan usaha dalam memiliki sumber ekonomi atau aset.
Konsep Keanekaragaman Akuntansi antarentitas
Di dalam konsep ini mengandung pernyataan yang menggambarkan perbedaan sikap akuntansi antarkesatuan usaha, merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Mengingat adanya perbedaan kondisi yang melingkupi serta karakteristik pada masing-masing kesatuan usaha individu.
Konsep Konservatisme atau Kehati-hatian
Konsep konservatisme atau kehati-hatian beranggapan, bahwa akuntansi harus memiliki sikap atau sifat cermat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi maupun pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan yang ditetapkan harus berdasarkan hasil (outcome) terburuk dari sebuah ketidakpastian ekonomi.
Konsep ini juga mengandung sikap penuh kehati-hatian dalam menghadapi setiap risiko yang ada. Artinya akuntansi harus menentukan sikap atau prinsip berdasarkan realitas keadaan, harapan, kejadian, maupun hasil yang dinilai kurang menguntungkan dari ketidakpastian ekonomi.
Bahkan apabila diperlukan, akuntansi juga harus bersedia mengorbankan sesuatu untuk meminimalisir terjadinya risiko dalam menyikapi ketidakpastian ekonomi.
Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data
Terakhir, konsep ini beranggapan bahwa sistem pengendalian internal yang memadai. Dinilai mampu berperan sebagai sarana untuk memeroleh tingkat keterandalan informasi atau angka akuntansi yang tinggi.
Baca Juga: Apa Itu Jurnal PPN dan Bagaimana Cara Menghitungnya?
Software Akuntansi RedERP Memudahkan Penerapan Setiap Konsep Dasar Akuntansi
Konsep dasar akuntansi adalah hal yang penting untuk diketahui oleh divisi finance dan juga Anda yang terlibat dalam bisnis. Hal ini karena dalam setiap kegiatan bisnis tentu tidak terlepas dari yang namanya kegiatan akuntansi.
Namun, selain memerhatikan konsep dasar yang ada, membuat pencatatan keuangan dan sekumpulan informasi terkait laporan keuangan untuk pihak eksternal dan eksternal perusahaan.
Maka sangat penting untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pencatatan segala transaksi setiap laporan keuangan. Oleh karena itu, daripada mengandalkan cara-cara manual, sudah saatnya untuk beralih menggunakan teknologi seperti software akuntansi.
Software akuntansi terbaik mampu memaksimalkan hasil akhir pencatatan maupun penyusunan laporan keuangan, sehingga informasi finansial fiks suatu perusahaan menjadi lebih akurat dan komprehensif.
Di antara sekian penyedia layanan software akuntansi di Indonesia. RedERP dapat menjadi referensi utama bagi Anda yang menginginkan optimalisasi proses pencatatan, ataupun penyusunan laporan keuangan perusahaan melalui cara yang praktis.
Hal ini karena, Software Akuntansi Online dari RedERP sudah terintegrasi dan terotomatisasi dengan sangat baik. Selain itu, sistem operasi software akuntansi online milik RedERP juga telah menyederhanakan kaidah konsep dasar akuntansi yang ada.
Sehingga Anda dapat mengoperasikan software akuntansi online RedERP secara praktis, dengan tampilan serta prinsip kerja sistem yang mudah dipahami.
Software akuntansi online RedERP juga menyediakan fitur-fitur solutif dan multifungsi lainnya, yang mampu menunjang sekaligus memaksimalkan berbagai aktivitas akuntansi dalam bisnis perusahaan Anda.
Pemanfaatan software akuntansi online RedERP memudahkan penerapan konsep dasar akuntansi dalam bisnis, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan setiap aktivitas akuntansi pada sebuah perusahaan.
Tertarik untuk mulai bergabung bersama kami? Anda dapat menghubungi kontak yang tertera pada laman utama RedERP, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.