Mark up adalah strategi bisnis yang bisa diterapkan untuk mendapatkan profit setinggi mungkin. Dalam praktiknya, strategi bisnis mark up memerlukan sejumlah pertimbangan agar target keuntungan yang diinginkan mampu tercapai.
Untuk membantu Anda dalam memahami definisi, metode pelaksanaan, hingga rumus dari strategi bisnis mark up, berikut RedERP telah merangkum wawasan mengenai topik terkait pada artikel di bawah ini!
Apa Itu Mark Up?
Mark up adalah penambahan atau peningkatan harga dari suatu produk atau layanan. Istilah ini juga mengacu pada persentase keuntungan yang diperoleh pebisnis atau perusahaan atas biaya harga produk atau layanan jasa yang dijualnya selama periode tertentu.
Mudahnya, kegiatan ini adalah adalah kegiatan peningkatan harga yang sudah dimasukkan pada biaya produksi suatu produk atau layanan jasa. Adapun mark up memiliki pengaruh dalam meningkatkan margin.
Kegiatan ini sendiri dapat dimanfaatkan oleh pebisnis atau perusahaan dalam berkompetisi dengan para pesaingnya di pasaran.
Selain itu, penerapan strategi mark up juga bertujuan untuk menutup biaya tidak langsung serta laba-rugi usaha.
Jenis Mark Up
Secara garis besar, mark up terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
Mark Up Barang Konsumen
Mark up jenis ini menaikkan harga biaya dengan rasio tertentu untuk sampai pada harga jual yang telah dipertimbangkan berdasarkan margin keuntungan.
Mark Up Broker-Dealer
Jenis mark up yang kedua ini pada dasarnya adalah perbedaan harga pembelian dan harga yang telah ditentukan oleh pihak produsen.
Jenis mark up ini berhubungan erat dengan proses bisnis antara pihak produsen dengan para retailer.
Baca Juga: Pentingnya Perencanaan Kapasitas Produksi bagi Perusahaan
Perbedaan Mark Up dan Margin
Hingga saat ini, tidak sedikit para pebisnis yang masih kebingungan dalam membedakan antara mark up dengan margin.
Untuk menuntaskan kebingungan tersebut, berikut poin-poin perbedaan antara mark up dan margin:
- Mark up adalah istilah yang merujuk pada penggandaan biaya, sedangkan margin merupakan penyebutan dari persentase harga jual.
- Harga biaya menjadi dasar penghitungan mark up, sementara penghitungan margin dilakukan berbasis pada cara pengambilan harga jual yang digunakan
- Mark up mengacu pada perspektif pembeli dalam melihat keuntungan, adapun margin memiliki pandangan yang serupa namun dari perspektif penjual.
- Mark up merupakan perbedaan antara harga jual dan harga biayanya di mana nantinya dibagi dengan harga biaya. Sementara, margin merupakan selisih yang diperoleh dari harga jual dan harga biaya serta dibagi kembali dengan harga jual.
Baca Juga: 7 Cara Efektif Mengurangi Biaya Operasional untuk Bisnis Retail dengan Software ERP
Metode Melakukan Mark Up dalam Bisnis
Sebelum mulai melakukan mark up, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan tiga hal yaitu harga kompetitif pasaran, target margin keuntungan, serta perceived value pricing atau berapa banyak pelanggan yang bersedia membayar untuk suatu produk.
Apabila sudah mempertimbangkan ketiga hal di atas, maka mark up bisnis Anda sudah mulai dapat ditetapkan.
Setidaknya ada 3 strategi mark up yang bisa Anda implementasikan yakni berdasarkan biaya, berdasarkan nilai, dan berdasarkan persaingan.
Berikut penjelasan mengenai ketiga strategi mark up tersebut.
Penetapan Mark Up Berdasarkan Biaya
Strategi pertama ini berbasis pada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk atau layanan jasa tertentu.
Untuk melakukannya, Anda perlu mengetahui total biaya produksi untuk setiap produk atau layanan jasa.
Adapun yang termasuk dalam biaya produksi yaitu bea bahan, tenaga kerja, bea overhead, dan bea lainnya. Setelah mengetahui total biaya yang dihabiskan untuk menciptakan suatu produk atau layanan jasa bisnis Anda.
Setelah itu, Anda bisa menambahkan margin keuntungan yang diinginkan guna mendapatkan mark up produk atau layanan jasa bisnis Anda.
Penetapan Mark Up Berdasarkan Nilai
Berbeda dengan sebelumnya, strategi mark up kedua ini mengacu pada seberapa besar nilai yang diberikan oleh produk atau layanan jasa Anda kepada para pelanggan.
Nilai yang dimaksud berkaitan dengan manfaat maupun kemampuan suatu produk atau layanan jasa dalam memenuhi kebutuhan konsumen luas.
Dalam menerapkan strategi ini, Anda perlu memahami terlebih dahulu kebutuhan target pasar dan jumlah konsumen yang bersedia membayar untuk produk atau layanan jasa bisnis Anda.
Jika Anda sudah mendapatkan dua data di atas, maka langkah berikutnya adalah menambahkan margin keuntungan yang Anda targetkan dan menetapkan mark up untuk produk ataupun jasa.
Penetapan Mark Up Berdasarkan Persaingan
Jika kedua strategi sebelumnya berbasis pada jumlah biaya produksi serta nilai suatu produk atau layanan jasa, strategi mark up ketiga ini justru berpacu pada harga jual produk atau layanan jasa serupa di pasaran.
Dalam hal ini, Anda perlu mengetahui dan meneliti kompetitor di pasar terkait nominal biaya yang mereka tetapkan untuk produk atau layanan jasa mereka.
Setelah memperoleh informasi mengenai harga produk maupun layanan jasa kompetitor, Anda sudah bisa mulai menentukan margin keuntungan serta menetapkan mark up.
Keuntungan & Kerugian Mark Up
Pengimplementasian mark up dapat memberikan keuntungan maupun kerugian tersendiri bagi para pelaku bisnis. Adapun keuntungan dan kerugiannya antara lain:
Keuntungan
Di bawah ini adalah keuntungan yang diterima perusahaan jika menerapkan sistem ini:
- Pihak penjual memiliki kontrol penuh dalam mengendalikan harga jual.
- Mencapai proses negosiasi yang lebih baik tanpa menurunkan profitabilitas bisnis.
- Margin keuntungan atas bisnis yang dijalankan menjadi pasti.
- Prosedur maupun tata cara perhitungan mark up terbilang mudah dan sederhana.
Baca Juga: Kenali Pengertian Profit Center dan Jenis-jenisnya
Kerugian
Sementara itu, mark up memiliki kerugian berikut ini:
- Metode bisnis ini tidak berorientasi pada masa depan dan tidak mempertimbangkan jumlah permintaan atas suatu produk di masa mendatang.
- Metode mark up berpotensi menurunkan daya jual suatu bisnis, karena hanya mengandalkan data biaya internal perusahaan untuk menetapkan harga produk tanpa melihat harga jual pesaing atau kompetitor di pasaran.
Rumus Mark Up
Cara menghitung mark up ialah dengan menghitung harga per unit kemudian dikurangi harga produksi. Untuk memudahkan Anda, berikut rumus beserta contoh kasus mark up.
Formula Penghitungan Mark Up
Dalam menghitung mark up, ada dua rumus yang digunakan. Rumus pertama adalah sebagai berikut:
Harga Jual = Biaya Beli Produk + Mark Up
Sementara itu, rumus kedua dari perhitungan mark up adalah demikian:
Persentase Mark Up = x 100
Contoh Kasus
Supaya lebih memahami tentang perhitungan mark up, Anda bisa membaca contoh kasus berikut ini:
Dini adalah seorang pebisnis perabot rumah tangga yang sudah cukup terkenal di pasar regionalnya. Suatu hari, Dini menerima pesanan kursi mahoni senilai Rp6.000.000 dan meja jati seharga Rp6.000.000.
Adapun biaya yang diperlukan Dini untuk memproduksi kedua pesanan tersebut ialah sebesar Rp12.000.000. Apabila Dini menargetkan keuntungan sebesar 25% atas penjualannya tersebut, maka penghitungannya adalah sebagai berikut.
Jumlahkan total biaya pemesanan kursi mahoni, meja jati, dan bea produksi.
Biaya pesanan total = Rp6.000.000 + Rp6.000.000 + Rp12.000.000 = Rp24.000.000
Setelah itu, tentukan harga jual dalam bentuk persentase (25%)
25% = ((Harga jual – Rp 24.000.000) / Rp 24.000.000) x 100 = Rp28.000.000
Atas hasil penghitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Dini harus memberikan harga jual sebesar Rp28.000.000 kepada pelanggannya, agar mampu mencapai target mark up yang diinginkan sebelumnya.
Aplikasi Akuntansi RedERP Bantu Pengelolaan Keuangan Bisnis
Mark up adalah salah satu aspek yang memengaruhi kondisi finansial perusahaan. Besar kecilnya mark up menentukan seberapa banyak profit yang dapat perusahaan terima.
Perhitungan profit tersebut juga termasuk dalam pengelolaan keuangan atau akuntansi perusahaan secara keseluruhan.
Dewasa ini, pengelolaan keuangan bisnis sudah dapat dengan mudah dilakukan melalui pemanfaatan software akuntansi.
Software akuntansi sendiri merupakan suatu perangkat lunak yang memiliki sistem canggih untuk membantu penggunanya dalam menjalankan aktivitas akuntansi bisnis.
Sebagai rekomendasi, Software Akuntansi Online dari RedERP dapat menjadi rekomendasi teratas untuk membantu pengelolaan keuangan bisnis Anda.
Sebab, software akuntansi online dari RedERP sudah memiliki spesifikasi termutakhir meliputi integration system, automation system, hingga sejumlah fitur multifungsi dan solutif yang siap menunjang sekaligus mengoptimalkan pengelolaan keuangan bisnis Anda.
Selain itu, melalui penggunaan software akuntansi online milik RedERP, potensi terjadinya human error maupun fraud saat proses pengelolaan keuangan perusahaan dapat ditekan seminimal mungkin.
Software akuntansi online rancangan RedERP merupakan solusi cerdas dan tepat, guna mencapai kondisi keuangan bisnis yang sehat dan stabil.
Ayo ajukan demo gratisnya sekarang juga, untuk bisa mendapatkan serangkaian manfaatnya segera!