Startup merupakan salah satu istilah yang populer saat ini dan mengacu pada suatu jenis perusahaan. Sebelumnya, startup dikenal sebagai perusahaan yang baru berdiri atau yang dirintis selama kurang dari 5 tahun.
Namun kini, orang lebih mengenal perusahaan startup sebagai perusahaan yang mengimplementasikan teknologi dan terus berinovasi untuk membantu menyelesaikan masalah di masyarakat.
Di Indonesia sendiri, jumlah startup terus meningkat secara signifikan. Bahkan, kini ada beberapa startup Indonesia yang sudah go international, lho! Meskipun begitu, pendiriannya juga memiliki berbagai risiko. Apa saja risikonya?
Dalam artikel RedERP kali ini, kita akan mengenal lebih dalam mengenai perbedaan perusahan startup dengan perusahaan konvensional, contoh perusahaannya yang ada di Indonesia hingga risiko mendirikan perusahaan startup.
Mari simak bersama informasi di bawah ini!
Bedanya Startup dengan Perusahaan Konvensional
Perusahaan startup memiliki beberapa perbedaan dengan perusahaan konvensional. Adapun perbedaan dari keduanya dibagi berdasarkan 3 hal, yaitu tujuan keuntungan, sumber pendanaan, dan operasional perusahaan.
Tujuan Keuntungan
Startup dikelola agar dapat menghasilkan keuntungan yang nantinya digunakan untuk mengembangkan usaha secara maksimal. Oleh karena itu, di periode awal perusahaan terbentuk, startup banyak mengeluarkan dana untuk membakar uang.
Hal ini tentu saja beresiko tinggi karena perusahaan startup yang baru masih berusaha menemukan model bisnis dan pasar yang tepat.
Berbeda halnya dengan startup, perusahaan konvensional berusaha mencapai keuntungan agar dapat memberikan keuntungan tersebut secepatnya kepada pemegang perusahaan.
Baca Juga: Cara Mengantisipasi Resiko Usaha yang Ada
Sumber Pendanaan
Sumber awal pendanaan perusahaan startup biasanya berasal dari pendirinya. Kemudian, startup akan mendapatkan suntikan dana dari investor yang tertarik serta percaya dengan startup tersebut.
Di sisi lain, perusahaan konvensional mendapatkan dana yang berasal dari seorang atau beberapa orang pemegang perusahaan. Pendanaan perusahaan konvensional juga dapat berasal dari keuntungan yang diputar kembali untuk menjalankan operasional perusahaan.
Operasional Perusahaan
Perbedaan terakhir, operasional startup biasanya dipimpin dan dikelola langsung oleh pendirinya. Investor tidak banyak terlibat dalam operasional perusahaan dan hanya terlibat dalam pengambilan keputusan yang sifatnya strategis.
Pengelolaan operasional perusahaan startup berbeda dengan perusahaan konvensional. Pemilik perusahaan memiliki pengaruh besar pada operasional perusahaan, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Selain itu, banyak pemilik perusahaan konvensional yang juga terlibat dalam manajemen perusahaan. Hal ini sangat jarang terjadi dalam perusahaan startup.
Baca juga: Apa Itu Aplikasi Supply Chain Management dan Contohnya?
Perusahaan Startup Indonesia yang Sudah Go Internasional
Banyak startup Indonesia berperan memberikan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi kegiatan masyarakat sehari-hari sehingga masyarakat yang beralih menjadi pengguna jasa perusahaan startup meningkat.
Hal tersebut juga berdampak baik pada perusahaan, yaitu meningkatkan keuntungan yang didapat sehingga mereka mampu untuk go international.
Contohnya, ada 7 startup Indonesia yang sudah go international, yaitu:
1. Ruangguru
Ruangguru adalah salah satu startup yang bergerak di bidang pendidikan dan berhasil menjadi teknologi pendidikan terkemuka di Asia Tenggara. Kini, Ruangguru juga hadir di Thailand dan Vietnam
2. Bukalapak
Bukalapak adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan elektronik Indonesia.
Perusahaan ini memiliki fitur pengiriman barang ke luar negeri, yaitu BukaGlobal sehingga konsumen dapat bertransaksi dari maupun ke beberapa negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Hongkong, ataupun Taiwan.
3. Gojek
Selanjutnya, ada Gojek sebagai startup yang menyediakan layanan transportasi online. Kini, Gojek hadir di beberapa negara seperti Singapura, Vietnam, dan Thailand.
4. Traveloka
Traveloka merupakan perusahaan penyedia jasa travel dan pariwisata yang telah berkembang hingga ke beberapa negara seperti Thailand, Vietnam, Singapura, Filipina, dan Malaysia.
5. Kredivo
Startup Kredivo bermanfaat dalam bidang keuangan yang menyediakan jasa pembayaran berbasis kredit. Tidak hanya di Indonesia, bahkan kini Kredivo telah hadir di Vietnam.
6. Sociolla
Sociolla adalah satu satu perusahaan di bidang kecantikan yang berhasil mengembangkan usahanya hingga ke luar negeri, salah satunya Vietnam.
7. Investree
Terakhir, ada Investree sebagai startup di bidang finansial yang berhasil berkembang hingga ke negara Filipina dan Thailand.
Baca juga: Memahami Sistem Perdagangan Internasional dan Faktor Pendorongnya
Risiko Mendirikan Perusahaan Startup
Dalam mendirikan startup, Anda mungkin akan menghadapi risiko yang disebut sebagai bubble burst. Bubble burst adalah siklus ekonomi, yang mana nilai pasar, utamanya harga aset meningkat secara drastis, namun harga akan kembali menurun akibat dari penjualan besar-besaran.
Bubble burst akan berdampak buruk bagi startup Indonesia, misalnya ketidakmampuan untuk membiayai kegiatan operasional hingga PHK besar-besaran.
Akibatnya, perusahaan menjadi tidak stabil dan konsumen beralih ke layanan startup lain. Oleh karena itu, perusahaan startup perlu menjalankan strategi untuk mempertahankan konsumen dan mendapatkan keuntungan stabil.
Tingkatkan Kepercayaan dengan Menerapkan Sistem CRM Milik RedERP
Setelah mengetahui risiko dalam mendirikan suatu startup, Anda kini menyadari bahwa hubungan yang baik dengan pelanggan dapat menciptakan keuntungan yang stabil. Oleh karena itu, penting untuk menarik perhatian pelanggan, meningkatkan kepuasan, serta melayani pelanggan dengan baik. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi dan pengelolaan sistem CRM yang tepat.
Dengan teknologi RedERP, Anda dapat menikmati fitur yang mengotomatisasi pengiriman email promosi, newsletter, ataupun penawaran kepada pengguna startup dengan skala besar.
Selain itu, dengan aplikasi RedERP, Anda juga bisa menyimpan informasi mengenai pelanggan, menemukan prospek penjualan dan pemasaran, mengelola komisi serta evaluasi kinerja sales, hingga membuat laporan dan analisis secara cepat dan akurat.
Software ERP dari RedERP cocok untuk startup yang ingin mengelola manajemen pelanggannya secara mudah, cepat, dan tepat. Tunggu apa lagi? Gunakan RedERP sekarang juga!