Table of Contents
Table of Contents

Proses CPO dengan Mudah Menggunakan Software Manufaktur

cpo adalah

Minyak goreng yang biasa digunakan sehari-hari untuk menggoreng makanan merupakan produk olahan dari beragam bahan baku. Di Indonesia sendiri, umumnya minyak goreng terbuat dari kelapa sawit.

Minyak goreng tersebut dibuat dari crude palm oil atau CPO. Meskipun umum digunakan sebagai bahan pembuatan minyak goreng, ternyata CPO juga digunakan untuk kebutuhan lainnya. Misalnya digunakan untuk bahan kimia, pakan ternak, hingga industri kosmetik.

Perusahaan yang memproduksi CPO membutuhkan sistem produksi yang mumpuni. Oleh karena itu, perusahaan perlu menggunakan software manufaktur.

Bagaimana software manufaktur bisa mempermudah produksi crude palm oil? Simak ulasannya dalam artikel RedERP berikut ini. 

 

Apa Itu CPO?

CPO adalah crude palm oil, atau minyak yang dibuat dari kelapa sawit. Minyak ini diperoleh dari hasil ekstraksi bagian daging buah atau mesocarp kelapa sawit. Umumnya, kelapa sawit yang dipilih berasal dari spesies Elais guineensis dan belum mengalami pemurnian.

Minyak kelapa sawit mentah ini biasanya memiliki warna kemerahan. Warna tersebut didapatkan dari kandungan beta karoten yang cukup tinggi. Beta karoten itu sendiri adalah senyawa awalan dari vitamin A yang memiliki pigmen warna dominan merah atau jingga.

Kandungan beta karoten itulah yang membedakan minyak kelapa sawit mentah dengan minyak kelapa dan minyak inti kelapa. Minyak inti kelapa tidak memiliki kandungan beta karoten dan memiliki persentase lemak jenuh sebesar 81%.

Sementara itu, persentase lemak jenuh dalam minyak kelapa adalah sekitar 86% dan minyak kelapa sawit mentah sekitar 41%.

Crude palm oil memiliki banyak kegunaan dalam berbagai industri. Kegunaan yang paling dikenal tentu saja sebagai bahan pembuatan minyak goreng yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Namun selain itu, CPO juga bisa menjadi bahan baku makanan seperti margarin.

Tidak terbatas untuk makanan, CPO juga bermanfaat di bidang kecantikan. Di bidang ini, digunakan untuk membuat produk kecantikan yang fokus pada perbaikan kelembapan dan tekstur kulit.

Selain itu, CPO juga bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Bisa digunakan sebagai campuran biodiesel dan untuk bahan bakar nabati dengan RON 110.

 

Baca Juga: Melihat Seperti Apa Industri Kelapa Sawit di Indonesia

 

Proses CPO

CPO atau minyak kelapa sawit diproduksi melalui proses yang panjang. Proses tersebut adalah sebagai berikut:

 

  1. Proses di Kebun

Pembuatan minyak kelapa sawit tentu saja dimulai dengan penanaman kelapa sawit di kebun.

Proses ini dimulai dengan menanam benih-benih tanaman kelapa sawit di kebun pembibitan. Benih ini dirawat selama delapan bulan sebelum dipindahkan ke kebun.

Di kebun, tanaman kelapa sawit disiram dan diberikan pupuk. Setelah 30 bulan, maka tanaman sudah siap dipanen. Pemanenan akan dilakukan setiap 7 hingga 10 hari.

Buah kelapa sawit yang dipanen adalah buah yang berwarna merah cerah. Buah ini disebut dengan tandan buah sawit.

 

  1. Proses di Pabrik

Setelah dipanen, maka tandan buah sawit akan dibawa ke pabrik untuk diolah menjadi CPO. Pada intinya, proses pengolahan crude palm oil ini akan berlangsung dalam 5 tahapan yaitu sebagai berikut:

 

    • Penimbangan

Penimbangan dilakukan dengan menggunakan truk pengangkut tandan buah sawit. Cara kerja penimbangan ini adalah truk berhenti dalam jembatan timbang selama 5 menit kemudian dicatat beratnya.

Setelah muatan tandan buah sawit dibongkar, truk yang kosong kembali dicatat beratnya. Lalu, selisih berat truk berisi tandan buah sawit dan truk kosong dihitung.

    • Penyortiran

Penyortiran dilakukan untuk memastikan kualitas dan tingkat kematangan buah sawit. Aktivitas ini penting karena kondisi buah sawit akan menentukan hasil akhir minyak yang akan diproduksi.

    • Perebusan

Setelah disortir, tandan buah sawit perlu direbus. Perebusan dilakukan untuk sterilisasi, menurunkan kadar air buah sawit, dan membuat buah sawit terlepas dari tandannya.

    • Peremasan

Buah sawit yang sudah lepas dari tandan kemudian ditekan dan diperas untuk mendapatkan CPO dari mesocarp-nya. Biasanya, proses peremasan ini juga sudah sekalian dengan proses pelumatan dan pencacahan daging buah sawit.

    • Pemurnian

Hasil akhir dari peremasan buah sawit adalah CPO. Namun, crude palm oil tersebut belum bisa digunakan. CPO perlu disaring dan dimurnikan lagi agar bebas dari kontaminasi.

Setelah itu, ada proses pengeringan agar memenuhi spesifikasi standar crude palm oil.

 

Baca Juga: Daftar Software Manufaktur Terbaik untuk Perusahaan

 

Penggunaan Software Manufaktur Mempermudah Pengelolaan CPO

 

Software ERP
Software ERP

 

Pengelolaan dan pengolahan CPO membutuhkan proses yang panjang. Setiap bagian dari proses tersebut harus diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kesalahan. Sebab jika ada kesalahan, maka perusahaan bisa mendapatkan kerugian.

Lantas, seperti apa pengelolaan yang benar? Untuk mengelola pengolahan crude palm oil dengan efektif, Anda bisa menggunakan Software Manufaktur RedERP. Software ini akan memudahkan Anda dalam manajemen produksi CPO agar berjalan lancar.

Fitur-fitur dalam Software Manufaktur RedERP yang mendukung pengolahan crude palm oil misalnya fitur Manufacturing Execution. Fitur ini bermanfaat untuk mengeksekusi rencana produksi yang telah Anda rumuskan. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan fitur Quality Standard Management untuk menjamin dan memantau kualitas produksi.

Bahkan, Anda juga bisa menyusun rencana produksi serta workflow secara digital dengan menggunakan fitur Production Scheduling dan Production Planning.

Anda tidak boleh melewatkan kesempatan untuk memproduksi CPO dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, segera hubungi RedERP sekarang juga agar produksi crude palm oil di perusahaan Anda dapat berjalan dengan lancar.

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami