Tahapan produksi tidak hanya berlangsung begitu saja. Di dalam tahap produksi, terdapat sederet proses manufaktur yang bersifat krusial dan saling berkaitan satu sama lain.
Secara garis besar, proses manufaktur dikenal sebagai tahapan produksi yang mengelola serangkaian bahan baku menjadi sebuah produk jadi untuk memenuhi kebutuhan konsumen luas.
Namun, pada praktiknya tidaklah demikian, karena masih terdapat sejumlah proses lain di dalamnya.
Untuk mengetahui lebih dalam terkait proses manufaktur. Simak secara cermat penjelasan lengkapnya pada artikel RedERP di bawah ini, ya!
Apa Itu Proses Manufaktur?
Proses manufaktur adalah cara atau ketentuan yang telah ditentukan saat mengubah bahan baku menjadi produk dalam jumlah besar siap dijual.
Adapun proses manufaktur sendiri dapat terdiri atas serangkaian ketentuan atau proses yang bersifat sangat sederhana hingga kompleks. Hal tersebut sangat berkaitan dengan sejumlah faktor antara lain permintaan konsumen, jenis produk, kualitas barang, dan bahan baku.
Ini juga berkaitan dengan penerapan SOP (Standard Operating Procedure) internal perusahaan masing-masing serta Good Manufacturing Practices atau GMP pada suatu negara.
Contoh proses manufaktur misalnya penggilingan biji-bijian serta biji minyak, pembuatan gula, produksi produk gula, dan masih banyak lagi.
Alur Proses Manufaktur
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, proses manufaktur terdiri atas serangkaian proses atau ketentuan di dalamnya. Operasi manufaktur pada umumnya memiliki 5 proses di baliknya yaitu molding, forming, machining, joining, dan shering.
Berikut penjelasan mengenai kelima proses manufaktur tersebut.
1. Molding
Molding adalah proses pencetakan bahan baku cair atau lentur menggunakan cetakan tertentu yang disebut dengan mold. Maka dari itu, proses ini disebut sebagai molding.
Terdapat dua jenis cetakan molding yakni permanent mold casting dan expendable mold casting.
Permanent mold casting merupakan cetakan yang bisa dimanfaatkan berulang kali, sedang expendable mold casting adalah cetakan yang hanya dapat digunakan untuk satu kali proses molding saja.
Proses molding terbilang sederhana, hanya mencakup penuangan bahan baku ke dalam mold atau cetakan. Jika bahan baku dinilai sudah beku, maka cetakan bisa dilepas.
2. Forming
Proses forming dijalankan setelah molding dilakukan, yakni aktivitas manufaktur berupa pembentukan bahan baku yang sudah beku.
Proses forming sendiri menggunakan metode kompresi atau tekanan. Alhasil, massa benda tidak mengalami perubahan. Proses forming biasanya dilakukan terhadap bahan baku logam hingga plastik.
3. Machining
Sesuai namanya, proses machining adalah salah satu tahapan dalam operasi manufaktur yang dilakukan untuk membuang beberapa bagian produk.
Proses ini memanfaatkan tenaga mesin, di mana juga dilakukan untuk membentuk sebuah produk yang telah didesain sebelumnya.
Sementara itu dalam proses machining terdapat sejumlah tahapan lagi di dalamnya di antaranya Proses Pelebaran (Reaming), Penyekrupan (Shaping), Pengeboran (Boring), Penggurdian (Drilling), Proses Gergaji (Sawing), Proses Gerinda (Grinding), Proses Pembubutan (Turning), dan Facing serta Pengefraisan (Milling).
Produk berbahan baku berupa logam dan furnitur biasanya melalui proses machining dalam tahap produksinya.
4. Joining
Selanjutnya ada proses joining atau tahapan penggabungan atas beberapa bagian produk yang sudah utuh
. Bisa dibilang proses ini bertujuan untuk menyempurnakan sebuah produk sebelum didistribusikan kepada pelanggan luas.
Baca Juga: Rekomendasi Software Distribusi dan Manfaatnya untuk Aktivitas Bisnis
5. Shering
Proses terakhir adalah shering, di mana merupakan tahapan pemotongan menjadi bagian berukuran lebih kecil agar suatu produk dapat melalui proses selanjutnya.
Misalnya, pada produk berbahan dasar logam akan dilakukan menggunakan pisau pemotong tajam yang disebut shear cutting machine.
Jenis Produksi dalam Proses Manufaktur
Sejauh ini, terdapat 3 jenis proses dalam manufaktur yang diimplementasikan oleh mayoritas perusahaan dalam memproduksi sebuah produk. Adapun ketiga jenis proses tersebut antara lain sebagai berikut:
- Make to Stock (MTS)
Proses produksi MTS yang tergolong tradisional digunakan untuk mencocokkan inventaris dengan permintaan konsumen yang sudah diperkirakan sebelumnya. Ini bertujuan agar perusahaan dapat menyediakan stok untuk memenuhi pesanan.
- Make to Order (MTO)
Proses produksi MTO dilakukan sesuai jumlah pesanan sesuai konsumen baik dari kualitas, kuantitas, hingga jenis produk.
Jumlah barang yang diproduksi terbilang lebih sedikit dan membutuhkan modal yang cukup besar serta memerlukan waktu cukup lama dalam prosesnya.
- Make-to-Assemble (MTA)
Proses produksi MTA menerapkan campuran dari make to stock dan make to order.
Artinya suatu perusahaan telah menyiapkan persyaratan dasar produksi atas setiap produk, sekalipun belum ada permintaan barang dari konsumen untuk memproduksi barang jadi.
Sistem dalam Proses Manufaktur
Terdapat 4 sistem yang diterapkan dalam proses manufaktur pembentukan sebuah produk oleh perusahaan. Ini penjelasan mengenai keempat sistem proses manufaktur tersebut.
1. Flexible Manufacturing Systems
Sistem ini dapat dilakukan secara fleksibel yang cenderung mengandalkan mesin lebih sedikit beserta tambahan tenaga manusia. SIstem ini juga dirancang untuk mampu memproduksi beragam produk berbeda dalam jumlah yang banyak.
Namun sekalipun memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi, perusahaan perlu mengeluarkan modal cukup signifikan untuk dapat memanfaatkan sistem ini.
Baca Juga: Apa Itu Restrukturisasi Kredit? Simak Pengertian dan Syaratnya
2. Custom Manufacturing Systems
Seperti namanya, sistem manufaktur jenis ini dapat dikostumisasi oleh perusahaan sesuai kebutuhan tertentu. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan umumnya akan jauh lebih unik, sekalipun sesuai dengan permintaan atau kebutuhan konsumen di pasaran.
Hal itu disebabkan karena custom manufacturing system lebih banyak memanfaatkan tenaga pekerja dibandingkan mesin secara keseluruhan.
3. Intermittent Manufacturing Systems
Sistem ini akan dijalankan jika telah ada permintaan produk dari pihak konsumen. Alur intermittent manufacturing systems bersifat putus-putus atau tidak sempurna, namun tingkat variasi produk yang dihasilkan terbilang tinggi.
4. Continuous Manufacturing Systems
Sebaliknya, continuous manufacturing systems merupakan sistem manufaktur yang memiliki alur produksi bersifat berkelanjutan atau kontinyu. Prinsip sistem ini adalah memproduksi suatu produk sesuai standarisasi yang telah ditetapkan.
Sistem manufaktur jenis ini sangat cocok diimplementasikan oleh perusahaan yang memiliki tingkat permintaan produk tinggi.
Contoh Proses Manufaktur
Terdapat banyak contoh proses manufaktur yang berbeda, tergantung pada jenis produk yang sedang diproduksi. Di bawah ini adalah beberapa contoh umum dari proses manufaktur:
1. Pabrik Pengolahan Makanan
Proses ini mencakup produksi makanan dan minuman, seperti pengolahan daging, pembuatan susu, pembuatan minuman ringan, dan sebagainya.
Contohnya, dalam pembuatan susu, langkah-langkah mungkin meliputi penerimaan susu mentah, pasteurisasi, homogenisasi, pendinginan, pengemasan, dan distribusi.
2. Manufaktur Otomotif
Industri otomotif melibatkan produksi kendaraan bermotor. Proses ini meliputi pembentukan dan perakitan komponen seperti mesin, bodi kendaraan, sistem kelistrikan, dan lain-lain.
Tahap produksi mencakup pengerjaan bahan mentah, perakitan komponen, uji kualitas, dan penyelesaian akhir.
3. Manufaktur Elektronik
Dalam industri ini, komponen elektronik seperti sirkuit tercetak, chip, dan perangkat lainnya diproduksi.
Prosesnya melibatkan etching (etsa), penempelan komponen, uji sirkuit, pengemasan, dan lebih lanjut.
4. Manufaktur Tekstil
Proses ini melibatkan produksi kain dan produk tekstil lainnya. Langkah-langkahnya termasuk pilihan serat, pemintalan, pewarnaan, tenun atau rajut, dan akhirnya pembuatan pakaian atau produk tekstil lainnya.
5. Manufaktur Farmasi
Dalam produksi obat-obatan, langkah-langkah mencakup penelitian dan pengembangan, uji klinis, sintesis kimia atau isolasi bahan alami, formulasi, pengujian kualitas, dan akhirnya produksi massal.
6. Manufaktur Plastik
Proses ini melibatkan pembentukan, cetakan, dan pengolahan plastik menjadi berbagai produk, dari mainan hingga peralatan rumah tangga.
Tahap-tahapnya mencakup pencampuran bahan, cetakan produk, pendinginan, dan pemrosesan lebih lanjut.
Capai Proses Manufaktur yang Jauh Lebih Praktis dan Optimal dengan Software Manufaktur RedERP
Penyederhanaan sekaligus pengoptimalan proses manufaktur kini dapat dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan software manufaktur termutakhir.
Di Indonesia sendiri, software manufaktur kini terbilang sudah cukup mudah untuk ditemui. Salah satu penyedia layanan software manufaktur terbaik tanah air RedERP dapat menjadi pilihan teratas bagi perusahaan yang kini tengah gencar memaksimalkan proses serta output operasi produksi.

Ini dikarenakan software manufaktur RedERP sudah dibekali oleh serangkaian sistem dan modul modern yang bersifat solutif serta suportif. Sehingga, setiap aktivitas operasi perusahaan meliputi perencanaan produksi, alur produksi, manajemen kualitas produk, hingga optimalisasi workflow produksi perusahaan dapat dilakukan secara mudah dan maksimal sesuai target yang telah ditetapkan.
Adapun spesifikasi menjanjikan yang ditawarkan oleh software manufaktur RedERP antara lain integration system, automation system, Manufacturing Execution feature, Production Scheduling feature, Advanced Production Process And Workflow feature, dan masih banyak lagi.
Tunggu apalagi, capai proses manufaktur bisnis perusahaan yang jauh lebih efektif dan efisien bersama software manufaktur dari RedERP! Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi layanan kontak call center yang tertera pada laman utama website RedERP.