Bisnis makanan dan minuman (F&B) saat ini sudah semakin menjamur dengan aneka jenis dan inovasi.
Namun, tidak mudah dalam menjalankan bisnis food & beverage karena Anda dituntut untuk mengikuti perubahan konsumen. Inilah yang jadi tantangan besar bagi produsen F&B.
Proses produksi dalam bisnis food & beverage memuat sejumlah tahapan yang harus dilalui. Waktu yang diperlukan dalam prosesnya pun berbeda-beda sesuai dengan jenis makanan dan minuman yang dijual.
Agar bisnis makanan dan minuman yang Anda jalankan berjalan lancar, Anda harus tahu bagaimana cara mengoptimalkan proses produksinya. Selain harus memperhatikan prosedur Good Manufacturing Practices (GMP), sebelumnya Anda wajib memahami tahapan dan cara mengoptimalkan proses produksi pada bisnis F&B.
Untuk itulah, Anda perlu membaca lebih lanjut artikel ini karena RedERP akan mengulasnya secara detail di bawah ini.
Pengertian Proses Produksi
Proses produksi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengubah bahan mentah atau komponen menjadi sebuah produk jadi yang siap didistribusikan.
Di dalam praktiknya, proses produksi melibatkan tenaga kerja, mesin, alat, dan teknologi penunjang lainnya sehingga dapat mengubah bahan-bahan menjadi barang atau jasa yang memiliki nilai ekonomi.
Perlu Anda ketahui pula, proses produksi bisa berbeda-beda tergantung pada jenis industri, skala produksi, dan apa jenis produk yang dihasilkan.
Tujuan Proses Produksi
Setiap kegiatan yang dilakukan pastinya memiliki tujuan, tidak terkecuali proses produksi yang memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mencapai efisiensi untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
2. Menjamin kualitas produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3. Menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten.
4. Memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan.
5. Beradaptasi dengan permintaan pasar dengan fleksibel.
6. Mendorong inovasi.
Jenis-jenis Proses Produksi
Jenis proses produksi dibagi menjadi berdasarkan waktu dan juga produknya, untuk memahaminya lebih jauh, berikut ini penjelasannya:
1. Berdasarkan Jangka Waktunya
Bila kita melihat dari jangka waktunya, proses produksi memiliki empat jenis yang berbeda, yaitu:
1. Proses Produksi Jangka Pendek
Sesuai dengan namanya, proses satu ini tidak memakan waktu yang lama. Dengan proses yang cepat, maka konsumen pun bisa langsung menikmati produk tersebut.
Contoh dari jenis ini adalah makanan cepat saji, di mana setelah konsumen memesan produk, maka seketika produk sudah bisa disajikan.
2. Proses Produksi dengan Jangka Pnjang
Kedua adalah jenis dengan jangka waktu panjang yang membutuhkan waktu lama. Contoh dari proses produksi ini bisa kita lihat pada industri agrikultural, di mana proses produksi dari penanaman bibit sampai menghasilkan produk (panen) memakan waktu yang tidak sedikit.
3. Proses Produksi Terus-Menerus
Jenis ini dilakukan dengan continue atau berkelanjutan. Hal ini karena produk yang dihasilkan berkaitan dengan hajat hidup. Contoh dari proses ini bisa kita lihat dalam produksi gula, kerja, karet, dan lainnya.
4. Proses secara Selingan
Jenis ini menggabungkan sesama barang jadi, contohnya produksi sepeda motor. Di dalam prosesnya ada yang membuat rangka lebih dulu, lalu menyusun mesin, rota, dan aksesoris lainnya. Setelah ini barulah seluruh unit produksi digabungkan menjadi satu barang utuh.
2. Berdasarkan Produknya
Bila dilihat dari jenis produknya, setidaknya proses produksi dibagi menjadi lima, sebagai berikut:
1. Produksi Massal
Produksi massal mengharuskan karyawan untuk terus menerus melakukan produksi yang sama berkali-kali. Sampai akhirnya produksi mencapai batas yang ditentukan.
Di dalam proses produksi massal, saat satu bagian diproduksi, bagian lain pun melalui proses yang sama sehingga prosesnya berjalan efisien.
2. Produk Kerajinan
Seluruh proses dalam pengerjaan produk kerajinan biasanya masih dilakukan dengan cara-cara manual. Ini menjadi ciri khas tersendiri sehingga memberikan kesan khas dan juga berkualitas.
3. Produksi Batch
Proses produksi batch biasanya dijalankan saat perusahaan harus menghasilkan beberapa barang. Biasanya, perusahaan akan menunjuk karyawan di setiap subbagian untuk menyelesaikan bagian yang berbeda-beda sesuai dengan batch.
4. Produk Layanan
Di dalam praktiknya, proses ini memerlukan otomatisasi tertentu. Biasanya jenis ini menawarkan bantuan tertentu dan dukungan teknis.
5. Penyesuaian Massal
Jenis ini adalah produksi massal yang membuat produk yang unik sesuai dengan pesanan konsumen, di mana mereka bisa melakukan kustomisasi sesuai kebutuhan.
Karakteristik Proses Produksi
Di dalam kegiatan proses produksi, terdapat beberapa karakteristik yang berbeda, baik itu dari proses, jenis, serta durasinya. Berikut ini penjelasannya.
1. Berdasarkan Proses
Bila dilihat dari prosesnya, ada dua karakteristik yang bisa kita kenali, yaitu:
a. Produksi langsung: Kegiatan yang meliputi produksi primer dan sekunder. Produksi primer adalah kegiatan produksi yang prosesnya diambil dari alam langsung, sedangkan produksi sekunder adalah proses produksi yang dilakukan dengan menambah value pada barang yang ada, contohnya kayu yang dijadikan lemari.
b. Produksi tidak langsung: Kegiatan produksi yang memberikan hasil dari keahlian atau jasa tertentu. Contohnya jasa konstruksi, jasa konsultan.
2. Berdasarkan Sifatnya
Ada empat karakteristik, yaitu:
a. Proses ekstraktif: Kegiatan produksi yang dilakukan dengan mengambil produk secara langsung dari alam.
b. Proses analitik: Kegiatan produksi yang dilakukan dengan memisahkan suatu produk untuk membuatnya menjadi lebih banyak dengan bentuk yang mirip seperti aslinya.
c. Proses fabrikasi: Kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk baru.
d. Proses sintetik: Kegiatan menggabungkan bahan-bahan menjadi bentuk produk, sering juga disebut perakitan.
3. Berdasarkan Jangka Waktu Produksi
Karakteristik ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Produksi berkelanjutan: Kegiatan produksi yang menggunakan berbagai fasilitas untuk menghasilkan produk secara berkelanjutan. Umumnya dilakukan dalam skala besar dan tidak terpengaruh oleh waktu dan musim.
b. Produksi terputus-putus: Kegiatan yang berjalan bergantung pada musim, pesanan, atau hal lainnya.
Tahapan Proses Produksi yang Harus Diketahui
Sebelum masuk ke inti dari pembahasannya, Anda harus ketahui lebih dulu bagaimana tahapan proses produksi secara umum. Production process terbagi menjadi 4 tahap, diantaranya adalah:
1. Planning (Perencanaan)
Ini adalah tahap awal dimana Anda akan menentukan produk apa yang ingin dibuat, jumlah bahan yang diperlukan, biaya yang akan dikeluarkan, dan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Pada tahap ini perancangan terhadap bentuk barang juga dilakukan. Anda perlu suatu rencana agar kegiatan produksi nantinya tidak kehilangan arah atau tujuan. Untuk memudahkan proses perencanaan produksi, Anda bisa memanfaatkan software ERP.
2. Routing (Penentuan Alur)
Routing adalah kegiatan untuk menentukan serta menetapkan urutan aktivitas dari proses ini. Proses yang dilalui pada tahap ini yaitu:
a. Pengolahan bahan baku
b. Pembentukan pemolesan
c. Penyelesaian
d. Pengawasan mutu
e. Pendistribusian barang hasil produksi
Pada tahap ini, Anda harus dapat menentukan alur produksinya dengan tepat dan efisien agar prosesnya berjalan lancar.
Baca Juga: Fitur Penting Dalam Software Produksi Untuk Optimalkan Bisnis
3. Scheduling (Penjadwalan)
Setelah menentukan alurnya, Anda harus menetapkan kapan produksi akan dijalankan.
Dalam pelaksanaan kegiatan produksinya, penjadwalan harus mempertimbangkan jam kerja para pegawai dan rentang waktu dari setiap alur produksi. Pada tahap ini terdapat jadwal utama yang akan dibagi ke dalam beberapa jadwal yang lebih rinci.
4. Dispatching (Perintah Memulai Produksi)
Tahap terakhir Anda sudah harus menentukan dan menetapkan proses pemberian perintah dimulainya proses produksi setelah menetapkan jadwal.
Dalam dispatching nantinya akan tercantum hasil dari tahapan-tahapan sebelumnya, mulai dari bahan baku, alur produksi, hingga waktu produksi. Apabila tahapan ini berjalan dengan baik, maka proses produksi akan berhasil.
Cara Efektif Mengoptimalkan Proses Produksi di Pabrik Makanan dan Minuman
Berikut ini adalah cara mengoptimalkan proses produksi yang efektif di pabrik makanan dan minuman.
1. Peka Terhadap Selera Pasar yang Berubah-Ubah
Cara untuk mengoptimalkan proses produksi pabrik F&B salah satunya adalah dengan memahami atau peka terhadap perubahan selera pasar. Permintaan konsumen pada suatu produk makanan maupun minuman selalu berubah-ubah.
Contohnya tren produk minuman green tea, es kepal milo, lalu produk makanan yang punya rasa atau bahan dasarnya salted egg.
Meskipun tren tersebut hanya bertahan dalam waktu singkat, namun sejumlah produsen F&B tetap berbondong-bondong mengambil kesempatan tersebut untuk meraih keuntungan. Oleh karena itu, penting bagi produsen untuk tanggap dan selalu up to date tentang tren makanan dan minuman yang terjadi di masyarakat.
2. Gunakan Metode Forecasting
Metode forecasting yaitu metode yang untuk memprediksi seperti apa permintaan konsumen di masa mendatang.
Dengan metode ini para produsen dapat menghindari stok barang yang disimpan secara berlebih, serta dapat menyiapkan barang apabila permintaan konsumen sedang tinggi.
3. Persediaan Stok Ditingkatkan
Para produsen atau pabrik F&B harus memastikan persediaan stok bahan untuk bisa memenuhi permintaan konsumen yang fluktuatif.
Jika produsen terlambat menyadari ketersediaan bahan-bahan ternyata kurang, maka pengiriman barang atau produk pun jadi tertunda.
Untuk mengatasi masalah itu, Anda bisa menggunakan sistem manajemen inventaris agar memudahkan dalam memantau tingkat persediaan barang.
Sistem manajemen inventaris yang baik harus dapat menyediakan fitur manajemen supplier. Dengan begitu, produsen bisa langsung pesan barang ke pemasok ketika persediaan di gudang mencapai tingkat minimum yang telah ditentukan.
Sistem ini juga memudahkan produsen mengetahui dengan pasti siklus hidup dari produk makanan dan minuman yang dijualnya, berapa lama produk tersebut bertahan dan bagaimana kondisinya.
4. Merawat Mesin Secara Berkala
Proses produksi food & beverage banyak menggunakan mesin untuk menghasilkan produk. Maka dari itu, penting untuk melakukan perawatan pada mesin-mesin tersebut secara berkala agar tidak terjadi kerusakan.
Dampaknya pun akan sangat besar terhadap efektivitas mesin dan peralatan F&B lainnya sehingga produksi dapat lebih dioptimalkan.
5. Pakai Sistem Rantai Pasok Otomatis
Kenapa harus pakai sistem otomatis rantai pasok? Anda dapat memonitor visibilitas penuh terhadap rantai pasokan dan mengontrol secara penuh prosesnya, mulai dari pembelian, persediaan, pengiriman, hingga pengembalian barang.
Anda bisa memanfaatkan Software Supply Chain Management untuk mengoptimalkan kualitas produk dengan mengetahui langsung informasi terkait persediaan bahan mentah dan produk jadi secara real time.
Optimasi proses produksi akan sangat memudahkan produsen F&B untuk meningkatkan banyak hal bagi keberlangsungan bisnisnya, terutama dalam hal penjualan dan kepuasan pelanggan. Produsen harus meninjau dan memperbaiki prosesnya secara menyeluruh dan berkala.
Untuk mencapai performa terbaik dalam bisnis F&B, Anda dapat mengandalkan software ERP agar mampu bersaing dalam industri yang cepat berubah dan berkembang.
Software manufacturing dari RedERP dapat memaksimalkan proses produksi F&B dengan menyederhanakan proses-proses yang terlalu banyak memakan waktu.
Selain itu, dengan perangkat lunak ini Anda dapat menghemat biaya dan mengetahui informasi lengkap tentang berbagai aspek, mulai dari manjemen aset, perencanaan produksi, manajemen pembelian, manajemen pelanggan, serta manajemen rantai pasok.
Untuk informasi lebih lanjut tentang sistem ERP manufaktur, Anda bisa bisa menghubungi RedERP disini.