Retur menjadi kegiatan yang umum sekali ditemukan dalam bisnis. Biasanya ini terjadi saat pembeli mengembalikan barang kepada penjual karena berbagai alasan.
Di dalam praktiknya, ternyata mencatat kegiatan ini menjadi bagian penting dalam keberlangsungan keuangan bisnis.
Untuk lebih jelasnya, mari simak artikel RedERP berikut ini!
Pengertian Retur

Retur adalah proses pengembalian produk atau barang oleh pelanggan kepada penjual atau produsen. Pengembalian barang ini bukan hanya bisa dilakukan dari pembeli kepada penjual, tapi juga bisa dilakukan dari penjual kepada supplier.
Jenis Retur
Di dalam dunia bisnis, dikenal dua jenis retur yang paling umum dilakukan yaitu retur pembelian dan penjualan.
Retur Pembelian
Retur pembelian adalah pengembalian yang terjadi ketika pembeli mengembalikan barang kepada penjual. Ini bisa karena barang yang dikirim tidak sesuai dengan pesanan atau rusak. Dengan melakukan retur pembelian, tanggung jawab pembeli kepada penjual terlepas.
Retur pembelian dicatat sebagai kredit dalam jurnal keuangan, sedangkan utang usaha di debit. Jeni retur ini akan memengaruhi laporan arus kas. Terdapat dua jenis retur pembelian:
1. Kredit untuk Pembelian yang Dikembalikan
Pengembalian barang yang sebelumnya dibeli secara kredit, sesuai dengan persyaratan yang disepakati antara pembeli dan penjual, seperti waktu dan tanggal.
2. Pengembalian untuk Pembelian Tunai
Pengembalian barang yang dibeli secara tunai oleh pembeli kepada penjual, dan dicatat dalam catatan yang menunjukkan bahwa barang tersebut dapat dikembalikan atau rusak.
Retur Penjualan
Retur penjualan adalah pengembalian yang terjadi ketika penjual menerima kembali barang yang dikembalikan oleh pembeli. Pada umumnya, retur ini terjadi saat barang yang dikirim oleh penjual tidak memenuhi harapan pembeli atau mengalami kerusakan.
Pengembalian tersebut mengakibatkan pengurangan klaim penjual atau faktur pembeli. Saat Anda mencatat retur penjualan ke dalam jurnal, kolom debit diisi dengan jumlah retur penjualan yang belum dibayarkan dan dicatat sebagai kredit.
Dalam transaksi penjualan, retur penjualan akan dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
- Retur penjualan yang mengembalikan uang pembeli.
- Pengembalian yang mengurangi klaim pembeli.
- Retur penjualan untuk mengganti barang rusak pembeli dengan barang baru.
Alasan Terjadinya Retur
Ada beberapa alasan mengapa retur bisa terjadi, seperti berikut ini:
1. Ketidakpuasan Pelanggan
Pelanggan mungkin tidak puas dengan produk yang mereka beli, baik karena kerusakan, cacat, atau ketidaksesuaian dengan harapan atau deskripsi yang diberikan.
Dalam hal ini, mereka dapat mengembalikan barang tersebut dan meminta pengembalian uang atau penggantian barang yang sesuai.
2. Kebijakan Pengembalian
Beberapa penjual atau produsen memiliki kebijakan pengembalian yang memungkinkan pelanggan untuk mengembalikan barang yang dibeli dalam batas waktu tertentu dan mendapatkan pengembalian uang atau pertukaran dengan syarat tertentu.
Kebijakan ini mungkin ditetapkan untuk memberikan kepuasan pelanggan dan membangun kepercayaan.
3. Kesalahan Pengiriman atau Pemrosesan
Terkadang, kesalahan dalam pengiriman atau pemrosesan pesanan dapat terjadi, seperti pengiriman produk yang salah, jumlah yang tidak sesuai, atau barang yang rusak saat sampai di tangan pelanggan.
Dalam kasus ini, pelanggan berhak untuk mengembalikan barang dan mendapatkan penggantian atau pengembalian uang.
Mengapa Mencatat Retur Penting
Mencatat retur adalah hal penting untuk akuntan keuangan, karena hal ini membantu dalam menjaga data yang akurat dan membuat keputusan bisnis yang penting. Berikut adalah beberapa faktor yang terkait dengan pelacakan retur:
Memahami Dampaknya
Pengembalian dapat berdampak pada penjualan dan keuntungan perusahaan.
Dengan mencatat pengembalian, perusahaan dapat menggantikan atau mengembalikan pembelian kepada pelanggan, yang dapat signifikan mengubah keuntungan keseluruhan.
Dengan memahami dampak ini, perusahaan dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga keuangan yang sehat.
Menganalisis Tren
Retur penjualan dapat digunakan untuk menganalisis kinerja suatu lokasi atau kategori tertentu dari waktu ke waktu.
Misalnya, jika terdapat lebih banyak pengembalian dari satu pengecer dibandingkan yang lain, seorang akuntan dapat menyelidiki penyebabnya dan membuat prediksi atau penyesuaian untuk meningkatkan kinerja bisnis.
Dengan memperhatikan tren ini, perusahaan dapat mengidentifikasi masalah dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.
Mengimplementasikan Perubahan
Mencatat retur juga memungkinkan perusahaan untuk melakukan perbaikan. Misalnya, jika pemilik bisnis mengetahui bahwa sejumlah pelanggan mengembalikan pembelian online karena ukurannya lebih besar dari yang diharapkan, mereka dapat mengubah spesifikasi ukuran yang tercantum di e-commerce agar lebih akurat.
Perbaikan dalam deskripsi produk dan panduan ukuran dapat mengurangi jumlah pengembalian di masa depan, yang berdampak positif pada pendapatan perusahaan.
Dengan mencatat retur secara tepat, perusahaan dapat menggunakan data ini untuk mengambil keputusan yang lebih baik, mengidentifikasi tren, dan melakukan perbaikan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan keuangan serta meningkatkan kepuasan pelanggan.
Baca Juga: Seperti Cara Kerja Alur Transaksi Pembelian
Cara Mencatat Retur
Berikut adalah prosedur yang dapat Anda gunakan untuk mencatat transaksi retur penjualan:
1. Buat Daftar Pengembalian dan Catat Jenis Pengembalian
Langkah pertama adalah mengidentifikasi bagaimana pembayaran awal dilakukan oleh pelanggan dan bagaimana perusahaan akan mengembalikan uang tersebut.
Perhatikan apakah pelanggan membayar dengan tunai atau menggunakan kredit.
Jika pengembalian dilakukan dalam bentuk kredit toko, pastikan untuk mencatat waktu yang diberikan kepada pelanggan sebelum mereka harus membeli barang lain atau melakukan pembayaran.
Mengetahui metode pembayaran awal oleh pelanggan membantu Anda dalam melacak dan menyelesaikan transaksi pengembalian dengan tepat.
2. Konfirmasi Kebijakan Pengembalian
Selanjutnya, periksa pengembalian sesuai dengan kebijakan pengembalian yang telah disetujui oleh perusahaan.
Banyak perusahaan memiliki batas waktu atau persyaratan khusus terkait pengembalian produk.
Pastikan untuk memastikan bahwa pengembalian dilakukan dalam batas waktu yang ditentukan.
3. Catat Transaksi Retur Penjualan
Gunakan informasi pengembalian untuk mencatat transaksi retur penjualan dalam akun perusahaan Anda.
Untuk penjualan yang dilakukan secara tunai atau kredit, Anda dapat memposting jumlah pengembalian ke akun retur dan diskon penjualan.
Pastikan untuk mencatat sumber dana yang digunakan untuk mengimbangi pencatatan buku Anda.
4. Perbarui Inventaris
Barang yang dikembalikan dapat dimasukkan ke inventaris perusahaan. Misalnya, jika pelanggan mengembalikan pakaian yang masih dapat digunakan dan tidak rusak, pengecer dapat menjual kembali barang tersebut.
Barang tersebut kemudian menjadi bagian dari inventaris perusahaan. Tambahkan barang tersebut ke catatan inventaris Anda dan kurangi jumlah yang sesuai dari harga pokok penjualan.
Dengan mengikuti prosedur ini, Anda dapat mencatat transaksi retur penjualan dengan akurat, memperbarui inventaris perusahaan, dan menjaga pencatatan buku yang tepat.
Cara Menghitung Retur Penjualan pada Laporan Buku Besar
Buku besar digunakan oleh bisnis untuk menyimpan semua akun dan data mereka. Data debit, pemotongan anggaran, kredit, dan alokasi dicatat dalam buku besar. Saat melakukan penjualan, barang di-debit dari akun persediaan. Uang yang diperoleh dari penjualan akan dikreditkan ke akun penjual Anda.
Pengembalian penjualan pada dasarnya membalikkan proses ini, di mana dana dikembalikan ke akun produk dan dikurangi dari penjualan Anda. Mungkin juga ada akun lain yang menangani biaya pengisian ulang stok.
Mengelola buku besar dengan benar membantu pemilik usaha kecil menjaga keseimbangan pembukuan dan mencatat data untuk laporan laba rugi secara akurat.
Berikut adalah langkah-langkah untuk menghitung retur penjualan di buku besar:
- Catat jumlah faktur pengembalian ke akun penjualan. Dalam akuntansi, debit sering dicatat di kolom kiri buku besar, sedangkan kredit dicatat di kolom kanan. Jumlah pengembalian dana akan dikurangi dari akun penjualan, jadi masukkan jumlah tersebut di kolom kiri.
- Catat saldo Anda di akun yang mengelola produk atau persediaan Anda. Jumlahnya ditunjukkan di kolom kanan.
- Lakukan debit ke akun pengisian ulang, jika ada biaya yang terkait dengan pengisian ulang barang. Ini akan mengurangi jumlah dalam akun tersebut, sehingga dicatat lagi di kolom kiri. Catat biaya pengisian ulang yang dibebankan kepada pelanggan sebagai kredit.
- Tentukan apakah ada akun lain yang terpengaruh oleh retur penjualan dan buat entri yang sesuai dalam buku besar. Misalnya, bisnis dapat melakukan debit ke akun penjualan dan pengisian ulang, serta melakukan kredit ke akun barang dagangan.
Namun, akun kas juga akan terpengaruh karena jumlah tunai telah berkurang. Oleh karena itu, akun kas juga dicatat dengan debit untuk mengindikasikan pengurangan kas dari retur penjualan, dan dengan kredit karena pelanggan dikenakan biaya pengembalian stok.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menghitung retur penjualan dalam buku besar dengan tepat dan memastikan pencatatan yang seimbang serta akurat dalam laporan keuangan.
Contoh Entri Retur
Pengeposan keluhan dapat berbeda-beda tergantung pada perusahaan dan jenis transaksi yang dilakukan. Berikut adalah contoh entri untuk dua jenis pengembalian umum:
Seorang pelanggan mengembalikan tas ke perusahaan satu minggu setelah membelinya. Pelanggan tersebut membayar dengan tunai, tetapi setelah tiba di rumah, mereka mendapatkan tas yang sama sebagai hadiah.
Mereka ingin mengembalikan uang tunai yang telah mereka bayarkan, bukan melakukan pertukaran atau menerima kredit.
Akuntan perusahaan akan mencatat hal-hal berikut dalam pembukuan perusahaan:
Tanggal: 23/06/2023 Pengembalian dan potongan penjualan = +Rp. 500.000 Kas = -Rp. 500.000*
Tips Mengelola Retur
Berikut adalah beberapa tips untuk mengelola retur dengan benar:
- Saat akhir periode akuntansi, penting untuk mencatat retur penjualan atau pembelian dalam laporan laba rugi. Laporan laba rugi mencerminkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan, dan pendapatan dicatat dalam kelompok akun pendapatan (termasuk pendapatan non-operasional).
- Laba yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mendapatkan keuntungan selama tahun tersebut, sedangkan biaya yang tinggi menunjukkan kerugian.
Oleh karena itu, penting untuk mengelola retur dengan baik agar tidak menyebabkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan.
- Menggunakan aplikasi laporan keuangan dapat membantu mengurangi kesalahan manusia dalam memasukkan data keuangan. Dengan menggunakan aplikasi yang tepat, Anda dapat meminimalkan risiko human error dan menyimpan data dengan aman di cloud.
Dengan menerapkan tips ini, Anda dapat mengelola retur dengan lebih efektif dan memastikan pencatatan keuangan yang akurat dalam laporan laba rugi perusahaan.
Kelola Retur Lebih Mudah dengan Software ERP RedERP

Retur adalah salah satu yang pasti terjadi dalam bisnis, maka dari itu, penting sekali untuk mampu melakukan pengelolaan yang baik terkait dengan pengembalian ini.
Pastikan semua pengembalian dapat tercatat dengan tepat sehingga tidak merugikan bisnis Anda.
Untuk mempermudah pengelolaan retur dalam bisnis, andalkan Software ERP RedERP yang memiliki sistem terintegrasi dan sudah berbasis cloud.
Pengelolaan retur bisa Anda lakukan dengan modul POS RedERP, di mana modul ini menyajikan data yang lengkap terkait dengan transaksi penjualan yang dilakukan.
Lalu, dengan memanfaatkan modul Akuntansi, Anda bisa melakukan sinkronisasi data terkait pengembalian dengan laporan keuangan Anda.
Barang yang sudah dikembalikan pun bisa Anda masukkan kembali ke dalam data dengan mudah dengan Software Inventory RedERP.
Dengan menggunakan software ERP RedERP, Anda dapat mengelola retur dengan mudah, meningkatkan efisiensi, dan membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelola retur.
Ayo ajukan demo gratis sekarang juga!