Table of Contents
Table of Contents

Mengenal Revolusi Industri dari Era 1.0 Hingga 5.0

revolusi industri

Revolusi industri adalah periode transformasi mendasar dalam produksi, manufaktur, dan ekonomi yang dicirikan oleh pengenalan teknologi baru, perubahan struktural, dan dampak yang mendalam pada masyarakat secara keseluruhan.

Revolusi dalam industri telah mengubah dunia dari produksi tangan menjadi produksi mesin yang lebih efisien dan terotomatisasi. Untuk lebih memahami seperti apa perkembangan revolusi dalam industri, mari simak artikel RedERP berikut ini!

 

Pengertian Revolusi Industri

Revolusi industri adalah proses transformasi ekonomi dari model berbasis kerajinan dan pertanian menuju ekonomi yang berpusat pada industri dan manufaktur mesin.

Sebagai contoh, di masa lampau, petani bergantung pada kerbau dan alat-alat sederhana untuk bercocok tanam, sementara saat ini mereka menggunakan mesin yang lebih cepat dan efisien.

Istilah “revolusi industri” awalnya dicetuskan oleh Louis Auguste Blanqui dan Friedrich Engels ketika mereka menyaksikan peralihan tenaga manusia dan hewan ke tenaga mesin berbasis manufaktur dalam proses produksi.

Revolusi dalam industri ini juga merupakan perubahan signifikan yang telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk ekonomi, sosial, dan budaya.

Oleh karena itu, revolusi ini mengajarkan kita untuk bekerja secara efisien dan modern dengan memanfaatkan teknologi.

 

Sejarah Revolusi Industri

Sejarah revolusi industri berawal di Inggris pada tahun 1760, pada zaman yang dikenal sebagai Abad ke-18, di mana negara tersebut tengah mengalami stabilitas.

Era revolusi industri pertama, atau dikenal sebagai revolusi industri 1.0, mengakibatkan perubahan yang substansial, menggeser pekerjaan yang dulunya dilakukan secara manual oleh manusia menjadi dioperasikan oleh mesin berbasis teknologi uap, atau yang dikenal sebagai mesin uap.

Kemudian, era revolusi industri 1.0 berakhir ketika tenaga listrik ditemukan sekitar tahun 1870-an. Periode ini memunculkan revolusi industri 2.0 dan tokoh-tokoh besar seperti Thomas Alva Edison serta Nikola Tesla memainkan peran penting di dalamnya.

Era 2.0 memungkinkan industri manufaktur untuk merakit benda-benda seperti mobil, pesawat, lampu modern, telegraf, dan lainnya.

Setelah era 2.0 berakhir, datanglah revolusi industri 3.0. Di era ini, otomatisasi semakin meluas di dunia industri, menciptakan teknologi seperti komputer, internet, perangkat lunak, dan sejenisnya yang memberikan efisiensi lebih dalam berbagai aspek.

Kemudian, masuk ke abad ke-21, kita memasuki era revolusi industri 4.0. Beberapa sumber mengklaim bahwa era ini dimulai pada tahun 2011, ketika proyek-proyek teknologi tinggi mulai dikembangkan oleh berbagai pihak.

Era 4.0 yang sedang kita jalani saat ini telah menghasilkan banyak inovasi penting dalam sejarah perkembangan teknologi, dan progres ini diperkirakan akan terus berkembang dalam tahun-tahun mendatang, mengarah pada wujud industri masa depan.

 

Perkembangan Revolusi dari Masa ke Masa

Revolusi industri telah mengalami perkembangan yang signifikan dari masa ke masa, mengubah cara manusia bekerja, berproduksi, dan berinteraksi dalam masyarakat.

 

1. Revolusi Industri 1.0

Revolusi Industri 1.0 muncul saat aktivitas manusia masih bergantung pada kekuatan fisik. Semua tindakan manusia mengandalkan tenaga manusia, hewan, atau sumber daya alam. I

novasi penting dalam bentuk mesin uap yang ditemukan oleh James Watt pada abad ke-18 mengubah secara fundamental keadaan ini.

Mesin uap pertama-tama menjadi alat mekanis yang menggantikan tangan manusia dalam produksi tekstil di pabrik-pabrik. Transformasi ini dimulai di Inggris.

Mengikuti itu, teknologi mesin uap terus berkembang menjadi lebih efisien dan canggih, terutama dengan pemanfaatan bahan bakar seperti kayu dan batu bara.

Perkembangan ini juga memberi dorongan pada industri transportasi, yang terbukti dari eksplorasi laut yang luas dalam pencarian sumber daya alam. Sebagai hasilnya, era ini mengubah dunia dari kondisi “manual” menuju kondisi semi-otomatis.

 

2. Revolusi Industri 2.0

Revolusi ini dimulai pada awal abad ke-20 ketika Nikola Tesla menemukan listrik dan Thomas Alva Edison menemukan bola lampu pijar. Kedua penemuan ini membawa kehidupan dan pencahayaan baru ke dunia.

Akibatnya, mesin-mesin yang sebelumnya beroperasi dengan tenaga uap dari pembakaran, kini beralih ke tenaga listrik.

Pada tahun 1913, penerapan conveyor belt bergerak secara otomatis dengan tenaga listrik di pabrik-pabrik menghasilkan peningkatan signifikan dalam volume produksi.

Era ini 2.0 menjadi masa perubahan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri yang ditandai oleh peralihan banyak petani menjadi pekerja di pabrik-pabrik.

 

3. Revolusi Industri 3.0

Era 3.0 terjadi pada akhir abad ke-20 dan ditandai dengan kedatangan internet dan teknologi digital. Bahkan, David Harvey, seorang sosiolog dari Inggris, menyatakan bahwa era 3.0 menyebabkan pengecilan dunia.

Fenomena ini muncul karena di era ini, jarak semakin tak terasa namun ruang semakin padat dan intens. Era ini memiliki dua ciri utama pertama, kemunculan mesin yang dapat bergerak dan berpikir sendiri, kedua, internet yang memungkinkan penyusutan jarak dan waktu.

Tidak hanya itu, dalam periode ini, Alan Turing menemukan komputer yang membuka jalan bagi pengolahan data dan lahirnya teknologi elektronik yang lebih maju.

 

4. Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 dimulai antara tahun 2000 hingga 2005, dan tanda awalnya adalah percepatan koneksi internet. Dampaknya, distribusi informasi, akses, dan kebutuhan akan data meningkatkan kecepatan.

Secara bertahap, situasi ini mulai memengaruhi ketahanan perusahaan. Pada era ini, adaptasi perusahaan terhadap kebutuhan pelanggan menjadi lebih vital daripada ukuran perusahaan itu sendiri.

Oleh karena itu, banyak bisnis yang menggantungkan diri pada algoritma perangkat lunak untuk memahami keinginan konsumen dan menarik perhatian mereka. Contoh-contohnya adalah platform belanja online, layanan ojek daring, dan berbagai layanan digital lainnya.

 

5. Revolusi Industri 5.0

Empat tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 21 Januari 2019, Perdana Menteri Jepang mengumumkan bahwa konsep era 5.0 sedang dalam tahap persiapan.

Rencananya, era industri ini akan berfokus pada manusia dan mengandalkan teknologi.

Banyak pihak memprediksi bahwa teknologi akan berkembang pesat, ditandai oleh kehadiran robot cerdas yang mengambil alih peran manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

Tidak hanya itu, inovasi dalam perkembangan teknologi akan menjadi semakin beragam karena tuntutan bagi manusia untuk berpikir kreatif. Dengan demikian, akan muncul banyak produk baru yang dapat menggantikan teknologi lama.

 

Baca Juga: Apa Itu Fungsi Manajemen Industri?

 

Faktor Pendorong Revolusi Industri

Berikut faktor-faktor yang mendorong terjadinya revolusi industri di dunia:

 

1. Pengaruh Abad Pencerahan di Eropa

Abad Pencerahan atau Aufklärung yang muncul di Eropa pada abad ke-18 mendorong manusia untuk mengoptimalkan kemampuan berpikirnya dan merangsang inovasi yang banyak.

 

2. Stabilitas Keamanan di Inggris

Setelah terjadinya “Revolusi Agung” pada tahun 1688 di Inggris, situasi keamanan dalam negeri menjadi lebih stabil. Hal ini menciptakan hubungan yang lebih damai antara masyarakat dan pemimpinnya.

Selain itu, penggabungan Inggris dan Skotlandia juga memainkan peran penting.

 

3. Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme

Dengan bertahap, Inggris mulai menguasai berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk Amerika, Irlandia, India, dan Nusantara. Kepemilikan ini menambah sumber daya alam mereka secara signifikan.

Di samping itu, wilayah jajahan Inggris juga menjadi pasar bagi produk-produk mereka. Seiring waktu, didirikanlah East Indies Company (EIC) yang fokus pada perdagangan.

 

4.  Munculnya Kelompok Kaya Baru

Aktivitas perdagangan antara Inggris dengan wilayah Timur meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Ini memberi Bank Nasional Inggris modal yang cukup besar untuk melaksanakan berbagai layanan perbankan.

Para pengusaha dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman modal. Modal tersebut mendorong pertumbuhan industri baru di Inggris.

 

5. Perlindungan Hukum untuk Penemuan

Pemerintah Inggris memberikan perlindungan hukum kepada penemuan-penemuan melalui hak paten. Ini mendorong para ilmuwan untuk menciptakan inovasi dengan semangat lebih tinggi.

Terdapat juga lembaga “Royal Society of London for Improving Natural Knowledge” yang menjadi pusat para ilmuwan Inggris.

 

6. Arus Urbanisasi

Pemerintah Inggris mengadopsi kebijakan pengalihan lahan pertanian, yang mendorong gelombang urbanisasi.

Konsekuensi dari kebijakan ini adalah bahwa para petani yang dulunya tinggal di desa terpaksa merelakan tanah mereka dan mencari pekerjaan di sektor-sektor yang berbeda.

 

7. Tuntutan Produksi Massal

Kehadiran elit kaya di Eropa mendorong permintaan akan produksi barang yang semakin meningkat. Selain itu, aktivitas perdagangan yang semakin sibuk di Eropa menyebabkan bertambahnya peredaran barang di kalangan masyarakat.

Dalam konteks ini, Inggris memiliki peran kunci sebagai penghasil barang berkualitas terbaik di Eropa, yang menghasilkan peningkatan tajam dalam permintaan atas produk-produk yang diproduksi di Inggris.

 

Dampak Revolusi Industri

Memahami dampak-dampak yang ditimbulkan oleh revolusi industri adalah kunci untuk menggali kompleksitas perubahan ini dan mengevaluasi bagaimana perubahan tersebut membentuk dunia yang kita kenal saat ini. Berikut adalah dampaknya:

 

1. Dampak dalam Bidang Ekonomi

Di berbagai aspek perubahan, efek positif dan negatif selalu ada, termasuk dalam pergeseran yang terjadi akibat revolusi industri. Dampak ini juga merasuki beragam bidang, termasuk ekonomi dan juga sosial.

Di sisi ekonomi, dampak yang paling mencolok adalah munculnya perusahaan-perusahaan besar, peluang kerja baru, serta pertumbuhan kota-kota industri yang berkontribusi pada peningkatan perekonomian suatu negara.

 

2. Dampak dalam Bidang Lingkungan

Sementara itu, pada aspek lingkungan, dampak negatif jauh lebih menonjol dibandingkan dampak positifnya.

Salah satu contohnya adalah dampak pencemaran yang berimbas terhadap air, udara, dan tanah, yang mengakibatkan penurunan kesehatan masyarakat.

Asap yang dihasilkan dari kendaraan dan proses manufaktur telah berkontribusi terhadap penurunan kualitas udara serta kerusakan lapisan ozon.

Selain itu, kurangnya pengolahan limbah dari pabrik dan rumah tangga juga berperan besar dalam pencemaran air dan tanah.

 

3. Dampak dalam Bidang Politik

Revolusi  dalam industri juga berdampak dalam bidang politik tampak dari munculnya beragam pandangan dan paham. Contohnya adalah adanya imperialisme modern, nasionalisme, dan demokrasi.

Repercussions industri ini juga memunculkan dinamika baru dalam tatanan politik suatu negara.

 

4. Dampak dalam Bidang Sosial

Pada umumnya, hasil kemajuan yang dihasilkan oleh revolusi industri secara signifikan dirasakan di wilayah perkotaan. Dari situ, muncul perbedaan yang mencolok dalam hal ekonomi, perkembangan, dan gaya hidup antara daerah perkotaan dengan pedesaan.

Akhirnya, ketidakseimbangan ini mendorong banyak individu untuk bermigrasi ke kota untuk mencari peluang yang lebih baik demi memperbaiki nasib.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang mampu mengatasi tantangan biaya hidup di perkotaan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, dampak revolusi industri ini secara tidak langsung berkontribusi pada peningkatan angka kemiskinan. Selain itu, penggantian tenaga manusia dengan mesin dalam proses produksi mengakibatkan penurunan jumlah lapangan pekerjaan di beberapa sektor industri.

Faktor ini diperparah oleh kesenjangan antara sistem pendidikan dan tuntutan dunia kerja, yang menyebabkan absorpsi tenaga kerja menjadi kurang optimal.

 

Kesimpulan

Revolusi Industri telah membentuk dunia modern yang kita kenal saat ini. Dari penggunaan mesin uap hingga era digital yang kita hadapi sekarang, perubahan ini telah memicu pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi, dan perubahan sosial yang mendalam.

Namun, dampak negatif seperti kerusakan lingkungan dan kesenjangan sosial juga perlu diakui. Melalui pembelajaran dari sejarah Revolusi Industri, kita dapat memahami betapa pentingnya mengelola perubahan dengan bijak untuk mencapai kemajuan berkelanjutan dan inklusif.

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami