Table of Contents
Table of Contents

11 Tahapan dalam Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Akuntansi merupakan aspek penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan dagang. Dengan adanya sistem akuntansi yang baik, perusahaan dapat mengelola dan memonitor secara efisien transaksi keuangan yang terjadi selama operasionalnya.

Salah satu konsep yang menjadi dasar dalam praktik akuntansi adalah siklus akuntansi. Siklus akuntansi merupakan serangkaian langkah penting yang dijalankan secara berurutan untuk menghasilkan neraca keuangan yang akurat dan dapat dipercaya.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara singkat 11 tahapan krusial dalam siklus akuntansi perusahaan dagang.

Setiap tahapan memiliki peranannya masing-masing dan saling berkaitan dalam mengolah data keuangan menjadi informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan bisnis.

 

Mengapa Siklus Akuntansi Penting Bagi Perusahaan Dagang?

Siklus akuntansi sangat penting bagi perusahaan dagang karena proses ini membantu mencatat, mengelompokkan, dan melacak transaksi keuangan perusahaan secara teratur dan sistematis.

Dengan melakukan langkah-langkah dalam siklus akuntansi, seperti mencatat pembelian, penjualan, dan biaya operasional, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu.

Informasi keuangan yang terdokumentasi dengan baik dalam siklus akuntansi membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat, mengendalikan keuangan perusahaan, dan mengevaluasi kinerja bisnis.

Selain itu, laporan keuangan yang dihasilkan juga menjadi acuan bagi pihak eksternal, seperti investor, kreditor, dan pihak berkepentingan lainnya, untuk menilai kesehatan keuangan dan kinerja perusahaan dagang tersebut.

Dengan demikian, siklus akuntansi berperan sebagai pondasi penting dalam menjaga transparansi dan keberlangsungan bisnis perusahaan dagang.

 

11 Tahapan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

Seperti yang sedikit diulas sebelumnya, pengertian siklus akuntansi perusahaan dagang  adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk mencatat, mengelompokkan, dan menyajikan informasi keuangan perusahaan untuk membuat laporan keuangan yang akurat dan relevan.

Adapun beberapa tahap pencatatan siklus akuntansi perusahaan dagang untuk perusahaan dagang, kami rangkum dalam 11 tahap, di antaranya:

 

1. Mencatat Semua Transaksi ke dalam Jurnal Umum

Tahap pertama dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah mencatat semua transaksi ke dalam Jurnal Umum. Jurnal Umum adalah buku catatan utama di mana setiap transaksi bisnis dicatat berdasarkan prinsip dasar akuntansi ganda (doubleentry). 

Setiap transaksi akan memiliki setidaknya dua entri, yaitu debit (pengeluaran) dan kredit (penerimaan). Tujuan dari tahap ini adalah untuk mencatat semua transaksi yang terjadi selama periode tertentu.

 

2. Menyimpan Catatan Transaksi dalam Buku Besar Pembantu

Setelah transaksi dicatat di Jurnal Umum, langkah berikutnya adalah mentransfer informasi tersebut ke dalam Buku Besar Pembantu atau Ledger

Ledger adalah kumpulan akun individu yang mencatat setiap jenis transaksi yang terjadi dalam bisnis. Misalnya, ada akun untuk kas, piutang, hutang, persediaan, dan lain-lain. Setiap transaksi akan ditautkan dengan akun yang relevan di Buku Besar Pembantu.

 

Baca Juga: Cara Membuat Buku Besar Perusahaan Dagang

 

3. Menyusun Neraca Saldo Sebelum Dilakukan Penyesuaian

Setelah seluruh transaksi tercatat dalam Buku Besar Pembantu, perusahaan dapat menyusun neraca saldo, yang merupakan ringkasan dari saldo akun-akun pada akhir periode sebelum dilakukan penyesuaian.

Neraca saldo ini berisi informasi tentang saldo akun-akun aset, kewajiban, dan ekuitas pada saat itu.

 

4. Melakukan Jurnal Penyesuaian untuk Menyesuaikan Catatan Akuntansi

Setelah neraca saldo disusun, langkah selanjutnya adalah melakukan jurnal penyesuaian. Jurnal ini diperlukan untuk menyesuaikan catatan akuntansi dan mencatat transaksi yang terlewat atau belum terekam.

Penyesuaian bisa berupa pencatatan pendapatan yang masih harus diterima (pendapatan yang belum diakui), biaya yang masih harus dibayar (utang yang belum diakui), depresiasi aset, dan sebagainya.

Tujuan dari penyesuaian adalah untuk mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara akurat dan mematuhi prinsip akuntansi.

 

5. Neraca Saldo Telah Disesuaikan

Setelah penyesuaian dilakukan, neraca saldo akan disusun kembali. Neraca saldo yang telah disesuaikan mencerminkan saldo akun-akun setelah adanya penyesuaian.

Ini memberikan gambaran yang lebih akurat tentang keadaan keuangan perusahaan pada akhir periode.

 

6. Membuat Laporan Keuangan

Setelah neraca saldo yang telah disesuaikan tersedia, perusahaan dapat menyusun Laporan Keuangan. Laporan yang satu ini terdiri dari Laporan Laba Rugi dan Laporan Neraca.

Laporan Laba Rugi menunjukkan pendapatan dan biaya selama periode tertentu, sehingga menghasilkan laba atau rugi bersih.

Sementara itu, Laporan Neraca menyajikan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode, mencakup aset, kewajiban, dan ekuitas.

 

7. Membuat Lembar Kerja Akuntansi

Sebelum langkah penutupan, perusahaan dapat menyusun Lembar Kerja Akuntansi. Lembar kerja ini berisi detail perhitungan dan analisis untuk memastikan bahwa setiap angka dalam laporan keuangan disusun dengan benar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

 

8. Membuat Jurnal Penutup

Tahap ini melibatkan pembuatan Jurnal Penutup. Jurnal Penutup digunakan untuk menutup akun-akun pendapatan dan biaya ke akun laba bersih, serta menutup akun laba bersih ke akun ekuitas. 

Setelah dilakukan penutupan, saldo akun pendapatan dan biaya akan nol kembali, dan akun laba bersih akan mencerminkan laba atau rugi bersih selama periode tersebut.

 

9. Membuat Ringkasan Penghasilan

Setelah proses penutupan, perusahaan dapat menyusun Ringkasan Penghasilan. Ringkasan ini berisi informasi tentang total pendapatan, total biaya, dan laba bersih (atau rugi bersih) selama periode tertentu.

Ringkasan Penghasilan ini memberikan gambaran ringkas tentang kinerja keuangan perusahaan selama periode tersebut.

 

10. Neraca Saldo Setelah Tutup Buku

Setelah penutupan akhir periode, perusahaan menyusun kembali neraca saldo. Neraca saldo setelah tutup buku mencerminkan saldo akun-akun pada akhir periode setelah dilakukan penutupan.

Tahap ini menyiapkan perusahaan untuk memulai siklus akuntansi pada periode berikutnya.

 

11. Membuat Reversing Journal

Tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan dagang adalah membuat Reversing Journal jika perusahaan menggunakan metode pembalik-balikan untuk transaksi tertentu.

Jurnal pembalik dibuat pada awal periode baru sebelum transaksi yang sesungguhnya terjadi. Tujuannya adalah untuk mempermudah proses penyesuaian untuk periode berikutnya dan mencegah kesalahan ganda dengan transaksi yang dilakukan secara berkala.

Siklus ini membantu perusahaan untuk mencatat, menyusun, dan melaporkan transaksi keuangan dengan benar dan akurat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Itulah beberapa tahapan yang dapat Anda terapkan sebagai siklus akuntansi perusahaan dagang. Untuk memudahkan pemahaman Anda, berikut kami tampilkan contoh siklus akuntansi perusahaan dagang yang sederhana.

 

Baca Juga: 11 Siklus Tahapan Siklus Akuntansi yang Ada Dalam Perusahaan

 

Susun Laporan Sesuai Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang dengan Software Akuntansi RedERP

Siklus akuntansi perusahaan dagang mencakup beberapa langkah penting dalam mencatat, mengelompokkan, dan menyusun laporan keuangan. Untuk itu, proses penyusunannya memerlukan ketelitian yang tinggi.

Meski begitu, kesalahan penyusunan tidak dapat dihindari bila melakukannya secara manual.

Namun ada cara terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menghindari hal tersebut, yakni dengan mengimplementasikan software akuntansi dari RedERP. 

Dengan menggunakan Software Akuntansi RedERP, proses ini menjadi lebih efisien dan akurat.

 

Software ERP
Software ERP

 

Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah mencatat transaksi keuangan. RedERP memiliki fitur pencatatan transaksi otomatis yang memungkinkan pengguna secara mudah merekam setiap transaksi yang terjadi, seperti pembelian, penjualan, dan pengeluaran lainnya. 

Dengan adanya fitur ini, pengguna tidak perlu lagi repot mencatat secara manual, sehingga waktu dan tenaga dapat dihemat.

Selanjutnya, RedERP mampu mengelompokkan data keuangan dengan cepat dan tepat. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan dan mengakses data dalam berbagai kategori seperti aset, kewajiban, modal, dan pendapatan. 

Dengan demikian, informasi keuangan dapat tersusun dengan rapi dan mudah dipahami.

Fitur paling bermanfaat dari RedERP adalah kemampuannya dalam menyusun laporan keuangan secara otomatis. 

Setelah transaksi dicatat dan data dikelompokkan, sistem secara otomatis akan menghasilkan laporan keuangan seperti neraca saldo, laporan laba rugi, dan arus kas.

Dengan laporan-laporan ini tersedia secara instan, manajemen dapat dengan mudah melacak kinerja keuangan perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi aktual.

Kemudahan, kecepatan, dan ketepatan dalam menyusun laporan keuangan dengan Software Akuntansi RedERP membantu perusahaan dagang untuk menjadi lebih efisien dalam proses akuntansi. 

Selain itu, laporan yang dihasilkan secara otomatis juga mengurangi risiko kesalahan manusia dalam perhitungan dan pelaporan.

Dengan semua keunggulan ini, RedERP menjadi alat yang sangat berharga bagi perusahaan dagang dalam mengelola aspek keuangan mereka dengan lebih efektif.

Tertarik untuk menggunakannya? Ajukan trialnya secara gratis sekarang juga!

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami