Table of Contents
Table of Contents

Digital Supply Chain vs Traditional Supply Chain, Apa Bedanya?

digital supply chain

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dari model tradisional supply chain ke model digital supply chain yang lebih modern dan efisien.

Hal ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat dalam hal manajemen persediaan, pengiriman, dan lain-lain.

Dalam artikel ini, RedERP akan menjelaskan apa perbedaan dari digital supply chain dengan traditional supply chain, serta langkah untuk mempermudah perusahaan dalam mengelola supply chain dengan lebih efisien.

 

Pengertian Digital Supply Chain

Perkembangan teknologi digital telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk di dalam dunia bisnis. Salah satu bidang yang terkena dampak besar adalah rantai pasokan atau supply chain.

Supply chain atau rantai pasok adalah serangkaian aktivitas yang melibatkan berbagai proses dan pihak yang berperan dalam membawa produk dari bahan baku hingga sampai ke konsumen akhir. 

Supply chain dapat dilakukan secara tradisional atau digital. Kedua hal ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Digital supply chain merupakan sebuah sistem rantai pasokan yang menggunakan teknologi digital dan analisis data untuk membantu dalam pengambilan keputusan, memaksimalkan efisiensi kinerja, serta dapat merespons dengan cepat terhadap perubahan kondisi. 

Adapun esensi dari digital supply chain ini terletak pada pemanfaatan data yang dihasilkan dari supply chain yang sudah ada.

Hal ini kemudian disimpan di dalam gudang data dan dianalisis untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk tindakan lanjut.

 

Baca Juga: Apa itu Supply Chain Management? Ini Pembahasan Lengkapnya

 

Perbedaan Supply Chain Digital dan Supply Chain Tradisional

Perbedaan utama antara supply chain digital dan supply chain tradisional adalah dalam penggunaan teknologi dan proses yang digunakan. 

Dalam supply chain tradisional, aliran barang dan jasa diatur secara linear dari sumber bahan baku ke manufaktur, distribusi, dan akhirnya ke titik penjualan. 

Sayangnya, setiap tahapan bergantung pada tahapan sebelumnya, sehingga penundaan di satu titik dapat mempengaruhi seluruh rantai pasokan.

Oleh karena itu, setiap tahap memerlukan perencanaan dan penilaian yang hati-hati untuk menghindari penundaan yang merugikan.

Berbeda dengan itu, digital supply chain menggunakan data dari setiap tahap supply chain untuk merencanakan dan menangani penundaan dengan cepat.

Digital supply chain didukung oleh aliran data besar real-time, yang memungkinkan transportasi dan outbond logistik untuk dikelola dengan lebih efisien. 

Sebagai hasilnya, digital supply chain dapat menangani tantangan yang tidak terduga dengan lebih efektif daripada supply chain tradisional.

 

Keuntungan Digital Supply Chain

Ada beberapa keuntungan dalam menerapkan digital supply chain, di antaranya:

 

1. Efisiensi Operasional

Dalam digital supply chain, seluruh proses rantai pasok diproses secara otomatis oleh sistem, sehingga mengurangi waktu yang diperlukan untuk setiap proses dan meningkatkan efisiensi operasional.

 

2. Peningkatan Kualitas

Digital supply chain membantu meningkatkan kualitas produk dan layanan, meminimalkan kesalahan manusia, dan meningkatkan konsistensi dalam proses produksi.

 

3. Penghematan Biaya

Dengan efisiensi operasional yang lebih tinggi, digital supply chain dapat membantu perusahaan mengurangi biaya yang terkait dengan rantai pasok, seperti biaya transportasi, biaya persediaan, biaya penyimpanan, dan biaya produksi.

 

4. Fleksibilitas

Digital supply chain memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam menghadapi permintaan yang bervariasi dan mengakomodasi perubahan dalam kebutuhan pelanggan.

 

Langkah Menerapkan Digital Supply Chain

Dalam era digital saat ini, setiap perusahaan perlu mempertimbangkan cara untuk mengadopsi rantai pasokan digital.

Sebab, sistem baru ini menjanjikan banyak manfaat, meskipun tentunya memerlukan persiapan tertentu seperti berikut ini.

 

1. Mengetahui Risiko

Sebelum mengembangkan digital supply chain, Anda harus mengevaluasi risikonya terlebih dahulu. Setiap sistem memiliki risiko, namun lebih baik memilih sistem baru daripada tetap menggunakan sistem konvensional.

Selain itu, Anda juga perlu memahami posisi perusahaan saat ini dan mengidentifikasi kondisi supply chain serta pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dengan lebih rinci.

Risiko tidak bisa dihindari, namun dapat diatasi dengan merancang solusi yang tepat. Dengan persiapan yang matang, Anda dapat meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di kemudian hari.

 

2. Memakai Pendekatan Jangka Panjang

Penerapan digital supply chain management tidak hanya berlangsung dalam waktu singkat, tetapi biasanya dalam jangka waktu yang panjang.

Oleh karena itu, perlu mengambil pendekatan jangka panjang dalam merencanakan penerapan ini. 

Selain itu, perlu diingat bahwa pemantauan sistem perlu dilakukan secara berkala karena kondisi bisnis dan keuangan dapat berubah dari waktu ke waktu.

Penerapan sistem ini juga dapat membantu menghemat biaya perusahaan dan berdampak positif dalam jangka panjang.

 

Baca Juga: Advanced Supply Chain Planning: Pengertian, Komponen, dan Tujuannya

 

3. Melakukan Riset dan Analisis

Setelah melakukan persiapan, langkah selanjutnya untuk menerapkan digital supply chain adalah melakukan riset. Riset dan analisis yang tepat dibutuhkan untuk menciptakan sistem yang kuat dan tahan lama. 

Oleh karena itu, penting untuk mengambil waktu dan menganalisis pemasok dengan cermat. Hal ini akan membantu Anda menentukan peran pemasok dalam sistem baru dan tidak hanya mempertimbangkan perusahaan saja.

 

4. Merencanakan Strategi

Langkah selanjutnya adalah merencanakan strategi. Dengan strategi yang baik, Anda dapat memahami dampak dari perubahan ini dan berkomunikasi dengan berbagai pihak yang terlibat. 

Sistem baru ini tidak hanya memberikan manfaat bagi keuntungan perusahaan, tetapi juga bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat, termasuk pemasok dan pelanggan.

 

Terapkan Digital Supply Chain dengan Supply Chain Software RedERP

Software ERP
Software ERP

 

Dalam menerapkan digital supply chain, salah satu hal yang penting adalah memilih sistem yang tepat untuk perusahaan. Salah satu sistem yang dapat digunakan adalah software inventaris dan rantai pasok seperti RedERP.

RedERP adalah Software Inventory yang memungkinkan perusahaan untuk mengelola rantai pasok dengan lebih efisien dan efektif.

RedERP menawarkan berbagai fitur untuk mengelola rantai pasok, termasuk manajemen persediaan, manajemen penyimpanan barang di gudang, manajemen pengiriman hingga manajemen stock opname.

Dengan menggunakan Software Inventory RedERP, mampu memberikan banyak keuntungan yang akan membuat perusahaan mengelola rantai pasok dengan lebih efisien.

Oleh karena itu, jika Anda ingin meningkatkan efisiensi operasional dan meningkatkan daya saing perusahaan Anda, pertimbangkanlah untuk menerapkan digital supply chain management dengan menggunakan RedERP!

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami