Inspeksi adalah suatu proses yang penting dalam berbagai bidang, baik itu industri, konstruksi, kualitas produk, atau layanan.
Proses ini melibatkan pemeriksaan teliti terhadap suatu objek, proses, atau situasi untuk menilai kondisi, kualitas, kesesuaian, dan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa suatu entitas memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, mencegah cacat atau kerusakan, dan menjaga kualitas serta keamanannya.
Untuk membantu Anda memahami lebih jauh tentang proses ini, mari simak artikel RedERP berikut ini!
Pengertian Inspeksi
Inspeksi adalah langkah penting dalam siklus produksi, konstruksi, dan penyediaan layanan di berbagai industri. Ini melibatkan pemeriksaan teliti terhadap aset atau proses tertentu dengan tujuan mengidentifikasi masalah, cacat, atau pelanggaran terhadap standar.
Langkah ini dapat dilakukan sebelum, selama, atau setelah suatu aktivitas atau proses terjadi.
Dalam hal ini inspeksi memiliki peran yang sangat signifikan. Fungsinya tidak bisa diabaikan karena memberikan jaminan terhadap mutu produk yang dihasilkan agar sejalan dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini berdampak positif terhadap menjaga tingkat kepuasan pelanggan agar tetap terjaga dengan baik.
Lebih lanjut, penting untuk diakui bahwa inspeksi juga berperan dalam mengurangi sejumlah biaya dalam proses manufaktur.
Cacat kualitas produksi dapat berakibat pada biaya yang cukup besar, seperti biaya pengembalian produk oleh konsumen, biaya produksi ulang dalam jumlah besar, dan juga biaya untuk menghapuskan bahan yang tidak lagi sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Jenis Inspeksi dalam Manajemen Pengendalian Kualitas
Inspeksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.
1. Floor Inspection
Floor inspection merujuk pada bentuk inspeksi yang dijalankan dalam konteks pengendalian produksi.
Pada jenis ini, inspektor melakukan pemeriksaan terhadap material dan produk setengah jadi dalam proses produksi, baik yang melibatkan campur tangan tenaga manusia maupun mesin.
Dalam proses floor inspection, inspektor melakukan pemeriksaan dari satu mesin atau pekerja ke mesin atau pekerja lainnya.
Pendekatan pemeriksaan ini memiliki kapabilitas untuk mengidentifikasi potensi masalah lebih awal, sebelum produk masuk dalam tahap produksi besar.
2. Centralized Inspection
Centralized inspection dilaksanakan pada lokasi atau pusat tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. Semua peralatan dan mesin pengujian ditempatkan pada area yang khusus untuk tujuan pengujian.
Seluruh contoh produk yang akan diinspeksi akan dikumpulkan dan diperiksa di lokasi yang telah ditetapkan secara spesifik.
3. Combined Inspection
Sesuai namanya, jenis inspeksi ini menggabungkan pendekatan dari floor inspection dan centralized inspection.
Pada praktik combined inspection, inspektor menjalankan pemeriksaan pada beberapa tahap di lingkungan produksi, seperti pada mesin dan pekerja.
Metode ini juga mencakup tahap pemeriksaan yang lebih terpusat. Pendekatan ini menggabungkan keuntungan dari keduanya, memungkinkan deteksi awal dalam proses produksi dan inspeksi yang lebih terperinci pada lokasi yang ditentukan.
4. Functional Inspection
Jenis inspeksi ini berfokus pada aspek fungsional produk. Sebagai contoh, pada pemeriksaan fungsi suatu mobil.
Inspeksi fungsional akan memeriksa karakteristik kecepatan mobil sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, tanpa perlu memahami setiap komponen yang membentuk mobil tersebut. Pada umumnya, jenis inspeksi ini dilakukan setelah produk telah selesai dibuat.
5. First Piece Inspection
First piece inspection adalah tipe yang diterapkan pada unit pertama. Unit awal ini bisa berupa pergantian LOT produk, unit awal saat ada pergantian alat kerja, atau unit pertama yang dihasilkan dalam perubahan parameter mesin produksi.
6. Pilot Piece Inspection
Pilot piece inspection merujuk pada proses inspeksi yang dijalankan pada produk baru atau model yang lebih baru.
7. Final Inspection
Final inspection adalah bentuk inspeksi yang dikerjakan pada produk yang telah selesai dibuat.
Jenis ini akan mengamati karakteristik produk secara lebih mendalam, termasuk dalam aspek fungsionalitas dan penampilan. Biasanya hal ini digunakan sebelum produk dikirimkan kepada pelanggan.
Tujuan Inspeksi
Minimal ada lima tujuan utama dalam melakukan inspeksi, yaitu:
1. Mendeteksi dan Menghilangkan Bahan Baku Cacat
Tujuan pertama inspeksi adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan bahan baku yang tidak memenuhi standar sebelum memasuki proses produksi. Ini membantu mencegah cacat pada produk akhir karena bahan baku yang buruk.
2. Mendeteksi Produk Cacat dan Berkualitas Rendah
Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi produk cacat dan berkualitas rendah sebelum produk tersebut dikirim kepada pelanggan. Hal ini menghindarkan produk cacat mencapai konsumen, yang dapat merusak reputasi perusahaan.
3. Memberikan Pemberitahuan pada Manajemen
Inspeksi juga bertujuan memberikan pemberitahuan kepada manajemen sebelum masalah kualitas berubah menjadi masalah serius.
Ini memungkinkan manajemen mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi masalah sebelum mempengaruhi produksi secara signifikan.
4. Mencegah Keterlambatan Pengiriman
Dengan mendeteksi masalah kualitas, perusahaan dapat mencegah ke
terlambatan dalam pengiriman produk akibat keluhan dari pelanggan terkait kualitas produk yang rendah.
5. Meningkatkan Kualitas dan Keandalan Produk
Salah satu tujuan utama inspeksi adalah meningkatkan kualitas dan keandalan produk. Dengan mengidentifikasi cacat dan masalah potensial, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah perbaikan yang sesuai untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
Dengan menjalankan inspeksi sesuai dengan tujuan-tujuan tersebut, perusahaan dapat memastikan bahwa produk yang dihasilkan berkualitas tinggi, memenuhi harapan pelanggan, dan mendukung citra positif perusahaan.
Baca Juga: Mengenal Quality Control dan Bedanya dengan Quality Assurance
Ruang Lingkup Inspeksi
Dalam praktik implementasinya di industri manufaktur, bagian yang terkait dengan inspeksi dan pengujian memiliki peran penting dalam mengevaluasi kualitas bahan baku yang diterima dari pemasok dan produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan.
Tujuannya adalah untuk memastikan kesesuaian dengan karakteristik dan standar yang berlaku.
Bagian yang bertanggung jawab dalam menilai dan memilah komponen yang disuplai oleh pemasok atau produk setengah jadi dari unit kerja lain disebut sebagai kontrol kualitas penerimaan (incoming quality control atau IQC).
Tugas mereka adalah untuk mendeteksi dan memastikan bahwa setiap elemen tersebut memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
Di sisi lain, bagian yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan inspeksi dan pengujian pada produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan disebut kontrol kualitas pengeluaran (outgoing quality control atau OQC).
Tugas mereka adalah memastikan bahwa produk akhir yang diproduksi sesuai dengan standar kualitas sebelum produk tersebut dikeluarkan dari perusahaan.
Penerapan kedua bagian ini dalam pengendalian kualitas memainkan peran integral dalam memastikan bahwa bahan baku dan produk akhir memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, mendukung reputasi perusahaan, dan memenuhi harapan pelanggan.
Cara Kerja Inspeksi
Pada prinsipnya, inspeksi melibatkan pengukuran terhadap tingkat kesesuaian suatu produk dengan standar dan karakteristik yang telah ditetapkan, serta pemisahan produk yang tidak lagi memenuhi syarat, sambil mencari sumber masalah terkait ketidaksesuaian tersebut.
Dalam mengatasi isu ketidaksesuaian ini, tugas tersebut dapat dilakukan oleh pihak atau unit kerja yang ditunjuk.
Inspeksi merupakan metode yang paling banyak diterapkan oleh perusahaan manufaktur untuk memastikan kualitas produk yang seragam dan mencapai standar yang telah ditetapkan.
Apabila suatu produk yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan standar dan spesifikasi, produk tersebut akan ditolak, dan pihak yang bertanggung jawab harus mengambil tindakan perbaikan untuk mencegah ketidaksesuaian standar di masa depan.
Dalam keseluruhan, inspeksi adalah praktik yang vital dalam berbagai sektor untuk memastikan kualitas, keselamatan, dan kepatuhan.
Dengan menggunakan berbagai jenis inspeksi yang sesuai dan memiliki tujuan yang jelas, organisasi dapat meminimalkan risiko masalah atau cacat yang dapat berdampak negatif pada produk, layanan, dan reputasi mereka.
Kegiatan ini akan lebih mudah ketika perusahaan melakukannya dengan memanfaatkan bantuan Software Manufaktur RedERP yang di mana memiliki fitur Quality Standard Management yang dapat membantu proses kontrol kualitas sesuai dengan SOP perusahaan.