Leverage adalah salah satu aspek penting yang turut memengaruhi bisnis perusahaan. Layaknya boomerang, leverage bisa memberikan manfaat atau bahkan risiko kerugian bagi sebuah bisnis perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus berhati-hati dalam memanfaatkan leverage demi menjaga keberlangsungan bisnisnya agar tidak terancam kebangkrutan.
Supaya dapat lebih mengenal lebih jauh mengenai leverage, berikut RedERP telah merangkum wawasan mengenai definisi, jenis, manfaat, hingga risiko dari pemanfaatan leverage pada artikel di bawah ini.
Apa Itu Leverage dan Leverage Ratio?
Leverage adalah strategi atau instrumen bisnis yang diterapkan perusahaan untuk mencapai keuntungan maksimal di masa mendatang.
Dengan kata lain, leverage artinya perusahaan demi memperoleh profit bisnis secara optimal atas aktivitas peminjaman modal yang dilakukan atau biasa disebut Return on Investment (ROI).
Pinjaman modal tersebut diterima melalui pihak kedua contohnya bank atau lembaga sekuritas pendapatan tetap guna memenuhi kebutuhan peningkatan bisnis, seperti pembelian aset hingga pelaksanaan ekspansi sebuah bisnis.
Sedangkan, leverage ratio adalah istilah yang mengacu pada penilaian atau pengukuran terkait kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar utang baik jangka pendek atau jangka panjang.
Selain itu, leverage ratio juga dapat dipahami sebagai rasio untuk mengetahui perkembangan jumlah utang atau debt sebuah perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa istilah leverage lebih mengacu pada metode perusahaan dalam mendapatkan profit yang maksimal melalui pengajuan utang atau modal.
Sementara, leverage ratio merupakan pengertian dari tipe perhitungan maupun pengukuran yang berfungsi untuk mengetahui perkembangan pinjaman serta kemampuan perusahaan dalam membayar utang.
Baca Juga: Piutang Dagang Adalah: Pengertian, Jenis, dan Masalah yang Ditimbulkan
Jenis Leverage
Instrumen bisnis leverage digolongkan menjadi 4 jenis yang berbeda. Berikut penjelasan lebih jauh mengenai keempat jenis leverage.
Leverage Operasi (Operating Leverage)
Operating leverage berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menggunakan biaya operasi meliputi bea tetap dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan penjualan terhadap laba operasi bisnis.
Operating leverage juga menunjukkan hubungan antara perubahan penjualan dengan biaya pendapatan operasional tetap.
Apabila perusahaan memiliki bea tetap yang lebih tinggi dibandingkan biaya variabel, maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai nilai operating leverage yang terbilang tinggi.
Leverage Gabungan (Combined Leverage)
Combined leverage merupakan jenis liabilitas yang merupakan gabungan antara finance leverage dan operating leverage.
Combined leverage memiliki kedua jenis liabilitas di atas dalam usahanya untuk meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham biasa.
Leverage jenis ini sangat berguna bagi perusahaan karena tidak hanya mampu memberikan keuntungan kepada para pemilik bisnis, namun juga pemegang saham.
Leverage Keuangan (Financial Leverage)
Financial leverage adalah jenis liabilitas yang dimanfaatkan guna mengoptimalkan keuntungan atas sekuritas dan laba saham milik sebuah perusahaan.
Dalam membaca rasio leverage jenis ini, perusahaan perlu mengacu pada rasio utang terhadap ekuitas perusahaan.
Apabila nilai rasio atau jumlah persentase utang terhadap ekuitas perusahaan semakin tinggi, maka peluang risiko terjadinya kebangkrutan perusahaan di kemudian hari juga semakin besar.
Cara Kerja Leverage
Secara garis besar, alur kerja dari instrumen keuangan leverage terdiri atas 3 proses yaitu pengajuan, pengelolaan, dan pengembalian.
Lebih detail, mulanya sebuah perusahaan akan mengajukan leverage terlebih dahulu kepada pihak kedua contohnya bank atau lembaga sekuritas pendapatan tetap.
Apabila nominal dana dari leverage yang diajukan sudah diterima, maka perusahaan saat itu tengah menjalankan proses pengelolaan.
Di mana pada proses tersebut, perusahaan akan melakukan pengelolaan terhadap leverage yang diterima guna memperoleh keuntungan bisnis sebesar mungkin.
Pengelolaan leverage yang dimaksud merujuk pada aktivitas pengembangan perusahaan untuk meningkatkan perolehan profitabilitas bisnis di masa mendatang. Misalnya melalui pembelian aset atau inventaris hingga pelaksanaan ekspansi bisnis.
Keuntungan yang diperoleh dari sejumlah kegiatan pengembangan tersebut nantinya dapat dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan pengembangan bisnis lanjutan pada periode selanjutnya serta membayar angsuran leverage di setiap jangka waktu tertentu sesuai perjanjian tanggal jatuh tempo.
Rumus Leverage Ratio
Sebelum mulai melaksanakan proses penghitungan, perusahaan perlu mengetahui terlebih dahulu jenis dari leverage ratio-nya. Berikut penjelasan mengenai rumus rasio leverage berdasarkan tipenya.
Debt to Total Asset Ratio (DAR)
Rasio leverage tipe ini mengacu pada perbandingan total uang perusahaan baik jangka pendek atau jangka panjang dengan seluruh aset yang dimilikinya mencakup tangible dan intangible assets.
Lewat penghitungan rasio leverage DAR, perusahaan dapat mengetahui 3 kondisi krusial yaitu:
- Total aset perusahaan yang dibiayai oleh utang.
- Kemampuan aset perusahaan terkait dalam melunasi pembayaran utang.
- Jumlah utang perusahaan, beserta perkiraan kesanggupan perusahaan dalam membayar nominal leverage yang diajukan.
Rumus dari rasio leverage tipe ini yakni:
DAR = (Utang Jangka Pendek + Utang Jangka Panjang + Beban Bunga) :
(Total Aset atau Aktiva)
Debt to Total Equity Ratio (DER)
Debt to Total Equity Ratio (DER) merupakan tipe rasio leverage yang berfokus pada perbandingan antara total ekuitas (modal) dengan jumlah utang yang dimiliki perusahaan.
Rasio leverage tipe ini umumnya dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Berikut uraian rumus penghitungan rasio leverage DER:
DER = (Utang Jangka Pendek + Utang Jangka Panjang + Beban Bunga) :
(Saham Preferen + Saham Biasa + Modal Perusahaan)
Atau
DER = Total Utang Keseluruhan : Modal Perusahaan x 100%
Long-term Debt to Equity Ratio (LTDER)
Rasio leverage tipe ini mengukur bagian modal sendiri yang merupakan jaminan pembayaran untuk utang jangka panjang.
Rumus dari rasio leverage LTDER yaitu:
LTDER = Utang Jangka Panjang ; Modal Sendiri
Times Interest Earned (TIE)
Rasio leverage TIE bertujuan untuk mengetahui jumlah laba operasi sebuah perusahaan yang dinilai mampu membayar bunga dari utang.
Nantinya, hasil dari penghitungan rasio leverage tipe ini akan menunjukkan nominal laba bersih yang dimiliki perusahaan. Di mana jumlah laba bersih tersebut umumnya dikenal sebagai Interest Coverage Ratio (ICR).
Rumus dari rasio leverage Times Interest Earned, sebagai berikut:
TIE = Laba Operasi + (Penyusutan) : Bunga Utang Jangka Panjang
Tangible Assets Debt Coverage
Tangible Assets Debt Coverage adalah tipe rasio leverage yang berguna untuk menghitung besaran aktiva atau aset tetap untuk dimanfaatkan sebagai penjaminan pembayaran utang jangka panjang.
Rumus dari rasio leverage tipe ini adalah:
TAD Coverage = (Jumlah Aktiva + Tangible + Utang Lancar) : Utang Jangka Panjang
Interest Coverage Ratio (ICR)
Tipe rasio leverage keenam yaitu Interest Coverage Ratio atau ICR. Gunanya untuk membandingkan laba bisnis dengan total bunga yang harus dikeluarkan oleh sebuah perusahaan.
Rumus dari Interest Coverage Ratio ialah sebagai berikut:
ICR = EBITDA : Beban Bunga
Informasi tambahan: Kepanjangan dari EBITDA, yaitu E (Earnings atau Penghasilan), B (Before atau kata penghubung Sebelum), I (Interest atau Bunga), T (Tax atau Pajak), D (Depreciation atau Depresiasi), dan A (Amortization atau Amortisasi).
Degree of Financial Leverage (DFL)
Degree of Financial Leverage adalah tipe rasio leverage yang bertujuan untuk membandingkan antara perubahan EPS (Earning per Share) dengan EBIT (Earning Before Interest and Taxes).
Hasil dari penghitungan rasio ini mampu memperkirakan sensitivitas pendapatan bisnis perusahaan terhadap perubahan yang terjadi pada biaya operasi dan pajak.
Rumus untuk menghitung rasio leverage tipe DFL yaitu:
DFL= Jumlah Persentase Perubahan EPS : Jumlah Persentase Perubahan EBIT : EBIT – Beban Bunga
Manfaat Leverage
Sebagaimana instrumen keuangan lainnya, leverage juga dapat memberikan manfaat bagi sebuah bisnis perusahaan. Setidaknya terdapat 3 manfaat utama yang bisa diperoleh perusahaan melalui penggunaan leverage, antara lain:
Nilai Likuiditas Perusahaan Meningkat
Nilai likuiditas yang tersedia bagi sebuah perusahaan akan mengalami peningkatan. Situasi tersebut merupakan manfaat paling signifikan yang dapat diperoleh perusahaan atas penggunaan leverage.
Dengan meningkatnya nilai likuiditas, perusahaan dapat menerima nominal uang besar guna dimanfaatkan kembali untuk melakukan sejumlah kegiatan bisnis.
Misalnya membeli aset atau inventaris seperti mesin atau bangunan baru, untuk meningkatkan efisiensi bisnis perusahaan.
Bahkan, dana yang diterima perusahaan juga bisa digunakan untuk membeli perusahaan lainnya. Di mana pembelian tersebut berpotensi tinggi meningkatkan skala operasi perusahaan pembeli di masa mendatang.
Menggandakan Keuntungan Perusahaan
Melalui penggunaan leverage, perusahaan berpeluang besar untuk dapat menghasilkan keuntungan bisnis yang berlipat ganda.
Keuntungan bisnis tersebut diperoleh atas hasil pengembangan bisnis yang dilakukan perusahaan berkat bantuan modal dari pengajuan leverage.
Baca Juga: Strategi Efektif untuk Meningkatkan Profit Bisnis Perhiasan
Manfaat Lainnya
Sejumlah manfaat lain yang bisa diperoleh perusahaan berkat penggunaan leverage antara lain meningkatkan nilai IRR (Internal Rate of Return) operasi perusahaan, mengurangi risiko investasi dengan mendiversifikasi portofolio investasi perusahaan.
Ini juga dapat membantu perencanaan keputusan pendanaan dan investasi terbaik demi tercapainya tujuan pendapatan yang ditargetkan perusahaan.
Risiko Leverage Bagi Perusahaan
Pemanfaatan leverage berpeluang memperbesar 3 risiko umum yang dapat mengancam bisnis sebuah perusahaan, di antaranya:
- Pengaruh dari leverage bisa melipatgandakan kerugian apabila pengembalian atas investasi lebih kecil dibandingkan biaya pembiayaan. Situasi ini biasanya disebut sebagai leverage negatif.
- Meningkatkan risiko kredit, di mana mayoritas kasus yang terjadi menunjukkan suku bunga pinjaman tidak tetap dan cenderung bergantung pada beberapa variabel. Apabila nilai tarif terus mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan pendapatan proyek, maka kemungkinan terjadinya kerugian akan lebih besar dan tinggi daripada keuntungan yang diperoleh.
- Perusahaan yang memiliki banyak utang akan terancam kehilangan investor. Hal ini karena perusahaan tersebut sudah tidak menarik lagi dan cenderung berisiko di mata para investor.
Software Akuntansi RedERP Bantu Kelola Keuangan Perusahaan
Tidak dapat dipungkiri, utang atau pinjaman modal merupakan aspek yang sulit terhindarkan dalam menjalankan suatu bisnis.
Meskipun begitu, perusahaan dapat mencegah penggunaan utang guna menghindari deretan risiko merugikan bagi keberlangsungan bisnisnya melalui beberapa cara efektif.
Salah satunya adalah dengan menerapkan software akuntansi termutakhir dan berkualitas tinggi guna mengelola dan menjaga kesehatan keuangan perusahaan secara maksimal.
Software akuntansi online berbasis web dari RedERP mampu menjamin kesehatan finansial perusahaan melalui proses pengelolaan keuangan yang sederhana, praktis, terotomatisasi, dan terintegrasi dengan sangat baik.
Adapun kegiatan pengelolaan keuangan yang mampu ditangani software akuntansi online RedERP di antaranya perhitungan pajak, pencatatan transaksi, multi currency, manajemen dan penjualan pelanggan, arus kas, pengelolaan anggaran bisnis, aktivitas perbankan, penyusunan laporan finansial komprehensif serta berakurasi tinggi, hingga mengefektifkan tugas akuntansi harian lainnya.
Fitur canggih lainnya yang dimiliki software akuntansi online RedERP adalah kemampuan dalam mengelola berbagai data keuangan perusahaan secara real–time.
Sehingga, Anda bisa mengatur dan memastikan segala aspek manajemen finansial perusahaan dapat berjalan dengan optimal serta konsisten.
Fitur real time monitoring dari RedERP juga mampu mencegah terjadinya human error atau kecurangan saat proses pengelolaan keuangan perusahaan berlangsung. Sehingga, hasil akhir manajemen finansial perusahaan Anda bisa terjamin keakuratannya.
Di sisi lain, apabila perusahaan Anda terpaksa menggunakan utang demi menjaga keberlangsungan bisnis di masa depan, Anda tidak perlu khawatir.
Sebab melalui fitur suportif dari software akuntansi online RedERP, nilai keuntungan perolehan ROI atas nominal utang yang perusahaan Anda ajukan berpeluang tinggi menjadi lebih maksimal.
Alhasil, perusahaan mampu melakukan pembayaran sesuai jumlah utang yang diajukan sekaligus memperoleh profit sebagai modal untuk pengembangan bisnis di periode berikutnya.
Software akuntansi online rancangan RedERP adalah terobosan modern yang dapat menjamin kondisi kesehatan keuangan perusahaan secara maksimal dan berkelanjutan.
Hubungi kontak yang tertera pada laman utama RedERP untuk mulai bergabung bersama kami. Yuk, hubungi sekarang demi tercapainya masa depan pengelolaan keuangan perusahaan yang lebih optimal dan terjamin!