Sebelum perusahaan manufaktur dapat menjual produk, perusahaan manufaktur perlu terlebih dahulu melakukan riset pasar untuk mengetahui tingkat kebutuhan konsumen.
Nantinya, apabila perusahaan menggunakan sistem manufaktur yang tidak tepat, maka perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan mengalami kerugian.
Oleh karena itu, penting bagi suatu perusahaan manufaktur untuk memiliki sistem manufaktur yang tepat.
Namun apa itu sistem manufaktur? Apa saja fungsi sistem manufaktur dan bagaimana pengklasifikasiannya? Mari simak artikel RedERP tentang sistem manufaktur berikut ini.
Apa Itu Sistem Manufaktur
Keseluruhan komponen yang bekerja secara sistematis dan bertujuan mengubah barang mentah menjadi barang jadi untuk dijual oleh perusahaan disebut sebagai sistem manufaktur.
Sistem manufaktur perlu dirancang seoptimal mungkin agar dapat memenuhi dua aspek permintaan konsumen, yaitu aspek rancangan dan aspek jumlah. Yang termasuk dalam aspek rancangan adalah bentuk, warna, kualitas, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam aspek jumlah adalah kuantitas barang.
Baca Juga: Apa Itu Software Engineering? Berikut Definisi, Manfaat, dan Metodenya
Fungsi Sistem Manufaktur
Penggunaan sistem manufaktur yang tepat tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, tapi juga menunjang proses produksi mulai dari merencanakan dan mengontrol produksi barang.
Selain itu, fungsi lain dari sistem manufaktur adalah:
- Mengukur persediaan dan tingkat produksi
- Mengukur kualitas barang
- Menghitung biaya selama proses produksi
Adapun sistem manufaktur diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu berdasarkan tipe produksi dan aliran prosesnya.
Klasifikasi Sistem Manufaktur Menurut Tipe Produksi
Berdasarkan tipe produksinya, sistem manufaktur dibagi ke dalam 4 kelompok, yaitu MTS, ATO, MTO, dan ETO.
1. Make to Stock (MTS)
Sistem manufaktur make to stock atau MTO adalah sistem manufaktur di mana produsen melakukan proses produksi barang yang bertujuan untuk memenuhi persediaan.
Perusahaan memiliki persediaan produk akhir supaya dapat segera mengirimkannya pada konsumen apabila ada permintaan. Biasanya, sistem manufaktur ini digunakan apabila tidak ada toleransi keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga dibutuhkan estimasi tepat terkait jumlah barang yang tersedia.
2. Assemble to Order (ATO)
Sistem manufaktur assemble to order atau ATO biasanya diterapkan oleh perusahaan yang menjual produk-produk rakitan. Dengan sistem manufaktur ini, produsen membuat desain standar produk jadi yang akan dirakit setelah ada pesanan dari konsumen.
Jadi, produsen harus menyediakan komponen-komponen produk, sebelum dirakit menjadi barang jadi dan dikirimkan kepada konsumen.
3. Make to Order (MTO)
Sistem manufaktur selanjutnya adalah sistem manufaktur make to order atau MTO. Sistem manufaktur MTO dijalankan ketika perusahaan menjalankan proses produksi setelah menerima permintaan dari konsumen.
Perusahaan yang menjalankan sistem ini biasanya hanya memiliki desain produk dan material standar. Pembuatan produknya juga bersifat khusus, sesuai dengan permintaan setiap konsumen.
4. Engineering to Order (ETO)
Sistem manufaktur terakhir berdasarkan tipe produksinya adalah engineering to order atau ETO. Sistem manufaktur ETO merupakan sistem manufaktur yang diaplikasikan apabila konsumen memesan produk yang dimulai dari proses perancangan.
Proses perancangan hingga pembuatan produk dijalankan sesuai dengan permintaan konsumen sehingga produk tersebut dibuat unik. Dengan metode ini, perusahaan biasanya tidak memiliki persediaan karena proses produksi dijalankan setelah ada permintaan dari konsumen.
Baca Juga: Mengenal Industri Kelapa Sawit dari Pengertian Hingga Berbagai Fakta Menarik
Klasifikasi Sistem Manufaktur Menurut Aliran Proses
Berdasarkan aliran prosesnya, sistem manufaktur dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu fixed site, job shop, dan flow shop.
1. Fixed Site
Fixed site merupakan sistem manufaktur yang cocok digunakan dalam pembuatan produk yang terdiri atas kombinasi beberapa kegiatan dan penyelesaiannya dibatasi oleh waktu tertentu.
Sistem manufaktur ini cocok untuk memenuhi kebutuhan khusus akan keunikan dan kreativitas suatu produk, serta perlu diselesaikan dalam kurun waktu tertentu.
2. Job Shop
Sistem manufaktur job shop cocok digunakan untuk memenuhi kebutuhan produk dengan jumlah produksi yang tidak terlalu banyak, tapi memiliki banyak varian atau model.
Dalam sistem manufaktur ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang cakap dan mesin multipurpose yang dapat dibagi berdasarkan fungsinya agar dapat diatur sesuai kebutuhan dan pesanan.
3. Flow Shop
Flow shop adalah sistem manufaktur yang cocok digunakan untuk perusahaan yang ingin memproduksi barang dalam jumlah banyak dan terus-menerus. Sistem manufaktur ini juga biasa disebut mass production atau produksi massal.
Untuk meningkatkan hasilnya, sistem manufaktur ini menggunakan production line atau jalur produksi. Selain itu, seluruh produk melewati proses produksi dengan standar yang sama agar hasil barang tidak ada yang berbeda.
Itulah hal yang perlu Anda ketahui tentang sistem manufaktur. Pada intinya kehadiran sistem manufaktur akan membuat operasional perusahaan berjalan dengan efektif. Apa lagi seperti yang kita ketahui kecepatan adalah hal yang penting dalam industri satu ini.
Oleh karena itu, sistem manufaktur menjadi hal yang tidak boleh ditolak lagi.. Pastikan Anda mengadopsinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda.
Salah satu sistem manufaktur ini hadir dalam software Manufacture & Production RedERP. Ada berbagai fitur unggulan dalam software ERP dari RedERP ini, seperti Manufacturing Execution, Quality Standard Management, Production Scheduling, Product Planning, sampai Manufacturing Resources.
Dengan bantuan software Manufacture & Production, proses produksi bisa dilakukan dengan efektif dan standarisasi produk juga dapat dijaga.
Selain itu, RedERP juga terintegrasi dengan modul lain yang dapat memudahkan proses bisnis perusahaan Anda. Dapatkan RedERP sekarang dan nikmati kemudahan dalam menjalankan bisnis Anda!