Assemble to order istilah yang sangat populer sebagai metode produksi bisnis. Pasalnya, konsep tersebut mengacu pada suatu strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam menjalankan proses produksi.
Dalam era persaingan global yang semakin ketat, para pelaku bisnis perlu terus berinovasi untuk memenuhi tuntutan pasar yang beragam.
Perusahaan harus mengamati jumlah produk secara akurat, menghindari kekurangan atau kelebihan, dan menjaga ketepatan waktu dalam proses produksi hingga penjualan.
Tujuannya agar memastikan ketersediaan barang di pasaran sehingga bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk lebih memahami metode produksi satu ini, mari simak artikel RedERP berikut ini!
Apa Itu Assemble to Order?
Assemble to order adalah salah satu strategi manufaktur di mana perusahaan sebagai produsen menyimpan bahan baku dan inventaris perakitan.
Dalam strategi ini, produsen akan mengolah bahan baku menjadi produk akhir yang siap digunakan ketika pelanggan melakukan pemesanan.
Metode ini memungkinkan proses produksi dijalankan sesuai dengan pesanan pelanggan. Di dalam implementasinya, strategi ini sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam merakit dan mengirim barang dengan cepat.
Strategi produksi ini berbeda dengan metode build to order dan memberikan manfaat bagi konsumen.
Konsumen akan mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka dalam waktu yang singkat, sementara produsen dapat menjaga persediaan agar tetap ada.
Sistem Kerja Assemble to Order
Cara kerja dari assemble to order pada dasarnya produsen akan melakukan estimasi pesanan barang berdasarkan data historis, tren makroekonomi, dan situasi pasar secara keseluruhan.
Berdasarkan estimasi tersebut, produsen mengajukan pesanan dan menyimpan persediaan komponen rakitan dari barang yang sudah jadi.
Kemudian, konsumen dapat melakukan pemesanan yang dapat disesuaikan karena barang tersebut belum dikirimkan.
Berdasarkan pesanan spesifik tersebut, produsen merakit komponen menjadi produk yang telah jadi yang kemudian dikirim kepada konsumen.
Sistem kerja dari assemble to order pada dasarnya merupakan gabungan dari strategi make to stock dan make to order.
1. Make to Order
Strategi ini melibatkan pemesanan komponen dan merakitnya berdasarkan pesanan spesifik yang ditempatkan oleh konsumen, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengirimkan barang yang telah jadi kepada mereka.
2. Make to Stock
Strategi ini melibatkan penyimpanan persediaan barang yang telah jadi berdasarkan estimasi permintaan.
Namun, biaya penyimpanan persediaan yang besar dan risiko yang terkait cenderung tinggi.
Dengan kedua strategi tersebut, proses produksi dapat dilakukan lebih efisien dalam mengirimkan barang yang dapat disesuaikan, tanpa menimbulkan biaya tambahan untuk menyimpan persediaan barang.
Baca Juga: Apa Itu Kapasitas Produksi, Unsur dan Strateginya
Kelebihan Strategi Assemble to Order
Jika Anda beroperasi di sektor manufaktur, strategi assemble to order adalah metode produksi yang sangat dianjurkan, karena memiliki berbagai kelebihan berikut:
1. Mengurangi Biaya Modal
Dengan mengurangi kebutuhan penyimpanan dan inventaris, strategi merakit sesuai pesanan secara signifikan akan mengurangi biaya modal.
Hal ini memungkinkan produsen untuk menggunakan model bisnis yang efisien dengan biaya yang lebih rendah.
2. Fleksibilitas
Produsen sering menghadapi permintaan barang yang disesuaikan dari pelanggan, dan hal tersebut sulit dipenuhi jika mereka menyimpan barang jadi dalam jumlah besar.
Dengan menerapkan strategi ini, produsen lebih mungkin untuk membuat produk yang sesuai permintaan pelanggan.
Memanfaatkan stok suku cadang sub-perakitan yang dapat digabungkan untuk menghasilkan barang yang unik.
3. Pengiriman Cepat
Metode ini sesuai pesanan memungkinkan pengiriman yang lebih cepat dengan menjaga persediaan suku cadang tetap siap dan hanya memerlukan waktu untuk produksi hingga akhir.
Dengan mengoptimalkan waktu, produsen dapat mengirimkan barang yang disesuaikan dengan relatif lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan strategi make to order.
Kekurangan Strategi Assemble to Order
Meskipun strategi ini sering dianggap sebagai solusi untuk mengatasi kendala, namun strategi ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:
1. Tidak Dapat Mengandalkan Prediksi Bisnis
Salah satu kekurangan strategi assemble to order adalah ketidakpastian dalam memprediksi permintaan pasar.
Perusahaan bergantung pada data historis dan tren penjualan sebelumnya untuk membuat perkiraan, namun permintaan dan kondisi pasar selalu berubah dengan cepat.
2. Kontrol Inventaris Bahan Baku yang Tidak Efisien
Dalam menjalankan bisnis, penting bagi perusahaan untuk memantau dan mengendalikan inventaris bahan baku produk.
Namun, penerapan strategi ATO dapat menyebabkan peningkatan kebutuhan operasional yang mengganggu pengendalian inventaris bahan baku. Oleh karena itu, perusahaan perlu menjalankan strategi ini dengan hati-hati dan efisien.
3. Ketergantungan pada Kualitas Perakitan Akhir
Strategi ATO membuat perusahaan bergantung pada kualitas proses perakitan akhir.
Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam produksi untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan.
4. Dampak Terhadap Waktu Produksi
Proses perakitan akhir dalam strategi assemble to order membutuhkan waktu tambahan dibandingkan dengan strategi make to stock.
Hal ini dapat memengaruhi waktu produksi secara keseluruhan, terutama jika terjadi peningkatan pesanan yang signifikan.
5. Koordinasi yang Kompleks
Penerapan strategi assemble to order melibatkan koordinasi yang kompleks antara berbagai departemen, termasuk pemesanan, produksi, dan pengiriman.
Koordinasi yang buruk dapat mengakibatkan keterlambatan pengiriman dan ketidakpuasan konsumen.
Contoh Penerapan Assemble to Order
Strategi produksi ini banyak diterapkan oleh perusahaan-perusahaan besar. Alasannya adalah untuk memperbaiki efisiensi produksi barang jadi.
Salah satu contohnya adalah perusahaan Dell Computers yang telah berhasil menerapkan strategi ini dengan sukses.
Perusahaan manufaktur ini memperbolehkan konsumennya untuk membuat produk mereka sendiri dengan memilih komponen yang diinginkan secara bebas, seperti prosesor, monitor, dan disk drive.
Dalam prosesnya, Dell Computers menyimpan stok bahan baku dalam bentuk suku cadang mesin.
Ketika ada pesanan dari konsumen, perusahaan akan merakit produk sesuai pesanan tersebut. Setelah itu, produk yang disesuaikan akan dikirimkan kepada pelanggan dalam waktu yang relatif singkat.
Selain Dell Computers, ada juga perusahaan makanan dan minuman seperti Body Energy Club (AS) dan Booster Juice (Kanada) yang menerapkan strategi ini.
Kedua perusahaan ini memilih strategi tersebut karena mereka memiliki kekhawatiran yang serupa, yaitu risiko kerusakan produk jika disimpan terlalu lama.
Untuk menghindari risiko tersebut, kedua perusahaan hanya menyimpan bahan baku dan merakit produk saat ada pesanan dari konsumen.
Kelola Kegiatan Produksi Lebih Baik dengan Software Manufaktur RedERP
Jika Anda beroperasi di sektor manufaktur dan ingin meningkatkan efisiensi produksi serta melayani permintaan pelanggan dengan lebih baik, pertimbangkan untuk menerapkan strategi assemble to order.
Lakukan analisis pasar yang cermat, perhatikan tren dan permintaan pelanggan, dan perluas kerjasama antar departemen untuk memastikan koordinasi yang baik.
Dengan demikian, Anda dapat mengoptimalkan biaya, mengurangi risiko inventaris, dan memberikan produk yang disesuaikan secara cepat kepada pelanggan.
Untuk itu, bisnis Anda memerlukan software digital yang bisa membantu mengembangkannya, salah satunya yaitu Software Manufaktur RedERP yang akan memudahkan pengguna untuk menjalankan proses produksi sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Hal ini dapat membantu perusahaan menghindari kesalahan manusia dan memastikan efisiensi dalam produksi. Selain itu, Software Manufaktur RedERP juga menyediakan fitur Quality Standards yang memungkinkan perusahaan untuk menetapkan standar kualitas yang diharapkan untuk setiap produk yang diproduksi.
Dengan adanya fitur ini, perusahaan dapat melakukan pemeriksaan kualitas secara sistematis dan memastikan bahwa produk memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Terlebih lagi adanya fitur Manufacturing Execution menyediakan pencatatan terperinci untuk semua aspek aktivitas produksi, mulai dari penyelesaian operasi, penggunaan material dan tenaga kerja, hasil produksi, hingga perhitungan harga pokok produksi.
Sehingga, perusahaan Anda dapat dengan mudah mencatat dan melacak setiap langkah produksi secara efektif, memastikan transparansi dan akurasi dalam pengelolaan produksi sesuai dengan prosedurnya.
Dengan memanfaatkan Software Manufaktur RedERP, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan produksi dan meningkatkan kualitas produk. Ini merupakan langkah penting dalam mencapai kepuasan pelanggan dan kesuksesan bisnis di industri manufaktur.
Tunggu apalagi? Segera percayakan semua operasional bisnis Anda dengan RedERP sekarang juga. Ajukan demo gratis dan hubungi call center pada situs kami, ya!