Table of Contents
Table of Contents

Revenue Adalah: Pengertian, Faktor, hingga Cara Menghitungnya

revenue adalah

Ketika menjalankan suatu bisnis, revenue adalah salah satu merupakan aspek krusial yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan guna menunjang segala aspek operasionalnya.

Bagi pebisnis pemula, seringkali istilah revenue dikaitkan dengan income dan profit. Padahal, ketiganya merupakan istilah bisnis yang memiliki perbedaan tersendiri. 

Kali ini, RedERP akan membantu Anda untuk mengenal lebih jauh tentang revenue serta perbedaannya dengan income dan profit.

Oleh karena itu, simak penjelasan lengkapnya secara cermat pada artikel RedERP di bawah ini ya!

 

Apa Itu Revenue?

Arti revenue adalah pendapatan yang diperoleh pebisnis baik individu atau perusahaan atas penjualan produk atau layanan jasa apapun di pasaran luas. 

Pada laporan laba-rugi, pendapatan seringkali disebut sebagai “garis atas”. Sebab, komponen ini berada di bagian atas laporan laba-rugi bisnis perusahaan. 

Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki rasio pendapatan tinggi apabila pertumbuhan bisnisnya berada di top-line atau artinya banyak produk maupun layanan jasanya yang berhasil terjual. 

Pada umumnya, jika pendapatan atau revenue yang dihasilkan oleh suatu bisnis perusahaan mengalami peningkatan signifikan secara berkelanjutan, maka biaya anggaran operasional bisnisnya pun turut mengalami kenaikan agar keuntungan yang akan didapatkan ke depannya tetap maksimal.

 

Baca Juga: Revenue Stream Adalah: Pengertian, Fungsi, Jenis, hingga Contoh

 

Perbedaan Revenue, Income, dan Profit

Selain revenue, terdapat juga istilah income dan profit dalam dunia bisnis yang sering kali membingungkan para pebisnis pemula.

Kebingungan itu tak jarang membuat kinerja pengelolaan finansial bisnis mereka menjadi tidak maksimal. Berikut uraian perbedaan mengenai ketiga istilah tersebut.

 

  1. Revenue

Revenue adalah jumlah total dana yang diterima sebuah bisnis atas penjualan produk atau layanan jasanya kepada konsumen. Ini tidak memperhatikan biaya overhead.

Contoh pendapatan yang termasuk dalam kategori ini antara lain penjualan produk atau layanan, lisensi produk atau merek, periklanan, sewa, pendapatan bunga, penjualan aset, dan langganan konsumen.

Untuk dasar penghitungannya sendiri mengacu pada rumus sebagai berikut.

 

Revenue = Kuantitas Produk / Layanan x Harga Jual

 

  1. Income

Sementara itu, income adalah jumlah uang yang diterima suatu bisnis perusahaan namun dikurangi oleh biaya operasional bisnis.

Artinya, setiap pendapatan perusahaan yang dikurangi oleh biaya dalam menjalankan bisnis bisa disebut sebagai income.

Contoh dari income di antaranya bea produksi, depresiasi atas barang serta properti perusahaan, biaya komisi, pajak penjualan, gaji karyawan dan lainnya. 

Adapun rumus untuk menghitung income yaitu: 

 

Income = Pendapatan – Harga Pokok – Biaya Variabel dan Biaya Operasional – Pajak

 

  1. Profit 

Profit atau laba adalah jumlah uang yang diperoleh sebuah bisnis pasca penghitungan biaya barang. 

Tidak seperti income, metrik penghitungan profit tidak melibatkan biaya operasional seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Penghitungannya mengacu pada rumus berikut ini. 

 

Profit = Pendapatan – Harga Pokok

 

Harga pokok sendiri berarti besaran dana yang diperlukan perusahaan untuk menciptakan sebuah produk atau layanan jasa dalam satu periode tertentu. Harga pokok juga dapat dipahami sebagai Harga Pokok Penjualan atau HPP.

 

Baca Juga: Inventory Cost: Pengertian, Metode, Cara Menghitungnya

 

Jenis-jenis Revenue dalam Bisnis 

Revenue secara umum terbagi menjadi 2 jenis . Penjelasan selengkapnya mengenai kedua jenis revenue tersebut dapat Anda pahami melalui ulasan di basah ini. 

 

  1. Operating Revenue (Pendapatan Operasional)

Jenis pertama adalah operating revenue atau pendapatan operasional. Di mana pendapatan jenis diperoleh perusahaan dari aktivitas operasi bisnis inti mereka.

Untuk sumber detailnya sendiri sangat bervariasi, bergantung pada jenis industri bisnis masing-masing perusahaan. Akan tetapi, terdapat 3 pendapatan operasional yang umumnya diperoleh oleh mayoritas bisnis perusahaan yaitu penjualan, sewa, serta layanan konsultasi.

Adapun penjualan mengacu pada pertukaran produk atau layanan jasa perusahaan dengan uang tunai yang diberikan oleh pihak konsumen.

Sebagai contoh, sebuah bisnis retail mendapatkan sejumlah keuntungan atas permintaan pembelian barang atau produk yang diajukan oleh pelanggannya.

Lalu, ada sewa, yaitu pendapatan yang didapatkan perusahaan atas penyewaan suatu barang hingga tanah maupun bangunan.

Biasanya akan ada perjanjian berupa kontrak antara perusahaan penyedia sewa dengan penyewa atau konsumen. 

Besaran pendapatan yang diperoleh perusahaan bergantung pada jenis hingga durasi sewa yang diminta oleh kliennya. 

Berikutnya adalah layanan konsultasi, di mana bentuk pendapatan ini adalah berupa keuntungan yang didapatkan perusahaan dari penyediaan layanan jasa kepada para kliennya. 

Misalnya ialah suatu firma hukum mendapatkan keuntungan sekian persen atas jasanya yang ditawarkan kepada kliennya melalui penyediaan jasa berbentuk pelayanan hukum.

 

  1. Non-Operating Revenue (Pendapatan Non-Operasional)

Jenis kedua adalah non-operating revenue atau pendapatan non-operasional yang merupakan sumber pendapatan perusahaan dari kegiatan operasional non-inti bisnis. Biasanya, jenis pendapatan ini terjadi secara berulang namun tidak dapat terprediksi. 

Contoh dari pendapatan non-operasional antara lain pendapatan bunga serta penjualan aset atau inventaris perusahaan.

 

Baca Juga: Manajemen Properti Makin Optimal dengan 5 Strategi Ini

 

Faktor yang Memengaruhi Revenue 

Pertumbuhan pendapatan  bisnis perusahaan dapat dipengaruhi oleh setidaknya 5 faktor. Kelima faktor tersebut berkaitan erat dengan kondisi pasar, data bisnis, dan konsumen bisnis terkait.

 

Berikut adalah kelima poin faktor di atas.

  • Segmentasi pasar yang tepat. Apabila perusahaan menjual barang atau jasa di segmentasi pasar yang benar, perusahaan akan mendapat konsumen dan meraih keuntungan.
  • Target konsumen yang sesuai. Jika target konsumen sesuai dengan produk atau jasa perusahaan, perusahaan bisa melakukan penjualan dan mendapatkan keuntungan.
  • Pembangunan motivasi dan target bisnis. Hal ini karena motivasi dan target bisnis menentukan seberapa keras usaha perusahaan dalam kegiatan penjualan.
  • Data bisnis akurat. Jika perusahaan melakukan penjualan berdasarkan data bisnis yang akurat, keputusan pemasaran atau penjualan yang dihasilkan akan bersifat strategis untuk meraih keuntungan.
  • Penyesuaian metrik dan strategi bisnis yang tepat. Adanya metrik dan strategi bisnis yang tepat akan memudahkan perusahaan dalam mengadakan aktivitas bisnis yang bisa meraih keuntungan.

 

Baca Juga: Ciri Lingkungan Bisnis yang Baik dan Sehat

 

Cara Menghitung Revenue 

Untuk menghitung revenue, Anda memerlukan rumus penyelesaiannya. Secara garis besar, rumus penghitungannya dibagi menjadi tiga.

Berikut uraian mengenai ketiga rumus tersebut.

 

  1. Total Revenue

Total revenue adalah jumlah penerimaan bisnis secara keseluruhan yang dihitung berdasarkan hasil perkalian harga produk dan jumlah produk. Rumusnya yaitu:

 

TR = Harga x Jumlah produk

 

  1. Average Revenue

Ini adalah rata-rata nilai pendapatan keseluruhan sebuah bisnis perusahaan. Bisa dibilang, rumus average revenue merupakan kelanjutan penghitungan total pendaparan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Adapun rumus penghitungan average revenue yakni: 

 

AR = Total Pendapatan / Jumlah produk yang terjual

 

  1. Marginal Revenue 

Selanjutnya ada marginal revenue, yaitu pendapatan atau penghasilan tambahan suatu bisnis yang dihasilkan dari setiap unit produk yang berhasil dipasarkan. 

Adanya marginal revenue berguna bagi perusahaan untuk mengetahui besaran peningkatan yang dapat dihasilkan oleh bisnisnya melalui penjualan unit tambahan atas produk atau penawaran layanan jasa mereka.

Untuk menghitung marginal revenue, Anda perlu berpedoman pada rumus di bawah ini.

 

MR = Tambahan total revenue / Tambahan total produk yang terjual

 

Hitung dan Kelola Revenue dengan Software Akuntansi RedERP 

 

Software ERP
Software ERP

 

Penghitungan dan pengelolaan revenue dalam berbisnis saat ini bukan lagi hal yang sulit.

Sebab, kedua operasi keuangan tersebut kini bisa dijalankan secara praktis dan optimal sekaligus dengan memanfaatkan kehadiran software akuntansi yang sudah cukup mudah ditemui di Indonesia.

Salah satu penyedia Software Akuntansi Online unggulan tanah air RedERP, dapat menjadi rekomendasi utama bagi perusahaan Anda dalam memenuhi setiap kebutuhan penanganan operasional terkait aspek finansial dan akuntansi bisnis. 

Mulai dari penghitungan serta pengelolaan revenue secara akurat, otomatisasi pembuatan jurnal ataupun buku besar, penghitungan pajak, manajemen penjualan pelanggan, manajemen anggaran bisnis, dan masih banyak lagi.

Selain itu, software akuntansi online RedERP juga mampu menjamin optimalisasi pada setiap operasi finansial dan akuntansi perusahaan, seperti mencegah terjadinya fraud hingga human error dalam prosesnya. 

Software akuntansi online RedERP siap berkontribusi secara nyata untuk membantu perusahaan Anda dalam mencapai operasi akuntansi dan finansial bisnis yang lebih efisien dan optimal di masa mendatang. 

Oleh karena itu, segera ajukan demonya secara gratis  atau hubungi layanan call center yang tertera di laman utama website RedERP untuk dapat menggunakan produk kami mulai hari ini! 

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami