Table of Contents
Table of Contents

Cash Flow Adalah: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya

cash flow adalah

Di dalam sebuah laporan akuntansi, cash flow adalah suatu istilah yang umum ditemukan. Secara sederhana, ia adalah pencatatan segala jenis pemasukan dan pengeluaran dalam bisnis.

Pencatatan ini terbilang penting karena ini yang menjadi penanda kesehatan keuangan sebuah bisnis.

Nah, agar Anda bisa mengetahui apa itu cash flow secara detail bisa membaca pada artikel RedERP berikut ini, ya. Mari simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Cash Flow?

Mungkin, bagi Anda yang masih awam masih bertanya-tanya apa itu cash flow? Cash flow adalah segala jenis pemasukan serta pengeluaran uang tunai di bisnis yang terjadi pada periode tertentu.

Penting untuk menghitung jumlah tersebut mengingat uang tersebut selalu bergerak masuk dan keluar. Sebagai contoh, ketika Anda membeli persediaan barang, uang tunai keluar dari bisnis menuju supplier.

Kemudian, saat Anda menjual persediaan barang, arus kas masuk ke bisnis dari konsumen.

Selain itu, pembayaran gaji karyawan juga mengakibatkan terjadinya cash flow statement pada pengeluaran, sedangkan penerimaan angsuran bulanan dari pelanggan akan menambah cash flow bisnis, dan seterusnya.

Cash flow sendiri dapat bersifat positif atau negatif. Arus kas positif berarti bisnis memiliki lebih banyak uang masuk daripada keluar.

Sebaliknya, arus kas negatif menunjukkan bahwa bisnis memiliki lebih banyak uang keluar daripada masuk.

Menjaga arus kas agar tetap positif sangat penting karena memungkinkan Anda untuk memenuhi kewajiban keuangan dan merencanakan masa depan bisnis.

Dengan menjaga keseimbangan cash flow, Anda dapat memastikan kelancaran operasional bisnis sehari-hari.

Selain itu, arus kas yang seimbang juga memberikan cadangan uang yang cukup untuk mengatasi pembayaran tagihan yang terlambat atau pengeluaran tak terduga, sehingga bisnis tetap dapat berjalan dengan normal.

Jenis-jenis Cash Flow 

Terdapat beberapa jenis cash flow yang perlu dipahami agar tidak terjadi kesalahan dalam pengelolaannya, di antaranya:

a. Cash Flow Berdasarkan Dana Aliran

Di dalam jenis ini dibagi lagi menjadi dua yaitu aliran kas masuk dan keluar.

1. Aliran Kas Masuk (Cash Inflow)

Cash inflow artinya uang masuk ke dalam bisnis. Ini dapat mencakup profit dari penjualan produk, keuntungan dari investasi, atau sumber pendapatan lainnya.

2. Aliran Kas Keluar (Cash Outflow)

Cash outflow adalah uang yang keluar dari bisnis. Ini meliputi biaya operasional, pembayaran utang, dan berbagai kewajiban lainnya. Contohnya adalah pembayaran kepada vendor atau distributor.

Aliran kas masuk dan keluar mencerminkan posisi keuangan dasar bisnis.

Karena uang tunai merupakan sumber kehidupan setiap bisnis, memahami aliran kas masuk dan keluar dengan baik sangat penting untuk mengoptimalkan operasional bisnis sehari-hari. 

Untuk menjaga bisnis agar menguntungkan dalam jangka panjang, penting untuk memastikan bahwa aliran kas masuk melebihi aliran kas keluar.

b. Cash Flow Berdasarkan Aktivitas Bisnis

Berdasarkan aktivitas bisnis, arus kas terbagi menjadi lima jenis, yaitu:

1. Aliran Kas dari Aktivitas Operasional (Operating Cash Flow)

Aliran kas dari aktivitas operasional adalah jumlah uang tunai yang dihasilkan oleh aktivitas bisnis inti dalam periode waktu tertentu. 

Ini meliputi pendapatan dari pemberian layanan kepada pelanggan, produksi dan penjualan barang, pembayaran tagihan, atau pendanaan modal kerja.

2. Aliran Kas dari Aktivitas Pendanaan (Financing Cash Flow)

Financing cash flow dari aktivitas pendanaan terkait dengan kegiatan kas yang berkaitan dengan utang dan ekuitas bisnis.

Ini mencakup penerimaan atau pengeluaran uang tunai yang terkait dengan pinjaman, pembayaran dividen, atau penerbitan atau pembelian saham.

3. Aliran Kas dari Aktivitas Investasi (Investment Cash Flow)

Aliran kas dari aktivitas investasi menunjukkan jumlah uang tunai yang dikeluarkan atau diperoleh oleh bisnis melalui aktivitas investasi. 

Ini dapat termasuk pembelian aset, merger atau akuisisi perusahaan lain, atau investasi dalam surat berharga seperti saham dan obligasi.

4. Initial Cash Flow

Jenis ini adalah jumlah total uang tunai yang diperlukan untuk memulai bisnis. Biasanya, ini diperkirakan pada tahap perencanaan bisnis dan mencakup pinjaman atau investasi yang dibutuhkan untuk memulai operasi.

5. Terminal Cash Flow

Ini adalah aliran kas pada akhir suatu proyek atau bisnis setelah semua pemotongan pajak dilakukan. Ini mencerminkan jumlah bersih yang diperoleh bisnis setelah menjual aset dan membayar semua tagihan bisnis.

c. Cash Flow Berdasarkan Selisih Penerimaan

Dari sisi selisih penerimaan, terdapat dua jenis arus kas, yaitu:

1. Positif

Jika jumlah kas yang masuk lebih besar daripada yang dikeluarkan, itu berarti bisnis Anda memiliki cash flow positif. Dengan kata lain, cash flow positif menunjukkan bahwa lebih banyak uang masuk daripada keluar.

Hal ini sangat penting bagi kelangsungan pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

2. Negatif

Cash flow yang menunjukkan negatif menandakan bahwa bisnis memiliki pengeluaran yang lebih banyak daripada pemasukan.

Ini adalah keadaan yang umum terjadi pada beberapa bulan atau tahun pertama bisnis, terutama ketika bisnis sedang meningkatkan produksi dan mencari pelanggan.

Baca Juga: Mengenal 9 Siklus Akuntansi Perusahaan Manufaktur

Cara Membuat Cash Flow

cara menghitung cash flow
Ilustrasi perhitungan cash flow.

 

Di dalam penyusunan cash flow, ada beberapa metode yang perlu Anda perhatikan, ikuti di bawah ini!

a. Penyusunan Metode Langsung

Laporan cash flow statement juga dapat disusun menggunakan metode langsung. Metode langsung ini menggunakan informasi dari buku kas bank dan buku kas kecil sebagai sumber datanya.

1. Melakukan Rekonsiliasi

Diperlukan beberapa dokumen untuk melakukan rekonsiliasi, seperti buku kas bank, rekening koran, cek yang belum dicairkan, serta buku kas kecil atau petty cash

Proses rekonsiliasi ini juga dikenal sebagai pemeriksaan silang. Jika rekonsiliasi bank dan petty cash berhasil diselesaikan, maka tahap pertama dinyatakan telah selesai.

2. Mengeliminasi Transaksi Silang

Transaksi silang yang terkait dengan buku kas perlu dieliminasi. Hal ini mencakup semua transaksi yang muncul di buku kas.

3. Mengklasifikasikan Pengeluaran dan Pemasukan ke dalam Laporan Arus Kas

Tahap ini membutuhkan waktu yang cukup lama. Namun, jika pencatatan dilakukan setiap hari untuk setiap pemasukan dan pengeluaran, maka proses ini dapat menjadi lebih cepat. 

Cash flow dari transaksi operasional mencakup semua hal yang terkait dengan kegiatan inti perusahaan, seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi. 

Sementara itu, cash flow dari transaksi investasi mencakup penjualan dan pembelian aset tetap, penerimaan kas dari piutang, dan lain-lain.

Terakhir, arus kas dari transaksi pendanaan mencakup transaksi yang terkait dengan kewajiban dan modal perusahaan.

b. Penyusunan Metode Tidak Langsung

Laporan cash flow yang disusun menggunakan metode tidak langsung berkaitan dengan tiga elemen utama, yaitu arus kas dari kegiatan operasional, arus kas dari investasi, dan arus kas dari pendanaan. 

1. Persiapkan Laporan Laba Rugi

Pertama-tama, siapakan data yang dibutuhkan, seperti salah satunya adalah laba rugi dari periode yang tengah berlangsung.

Data ini akan memberikan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan, apakah sedang mengalami kerugian atau keuntungan.

2. Persiapkan Laporan Neraca

Langkah berikutnya adalah menyiapkan laporan neraca untuk periode berjalan dan periode sebelumnya. Mengapa perlu mempersiapkan laporan dari dua periode ini?

Tujuannya adalah untuk membandingkan dan mendapatkan data tentang aktivitas keuangan perusahaan dalam periode berjalan.

3. Menyesuaikan Laba Bersih yang Diperoleh dari Laporan Laba Rugi

Dari laporan laba rugi, akan didapatkan data tentang posisi keuangan perusahaan, apakah mengalami kerugian atau keuntungan.

Dalam langkah ini, dilakukan penyesuaian terhadap laba rugi untuk memperoleh arus kas dari kegiatan operasional. 

Cash flow dari kegiatan operasional ini merupakan salah satu komponen laporan cash flow menggunakan metode tidak langsung.

4. Melakukan Koreksi terhadap Transaksi Non-Kas

Setelah mendapatkan nilai cash flow dari kegiatan operasional, langkah selanjutnya adalah mencari cash flow dari investasi dan pendanaan. 

Hal ini dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap pengaruh transaksi non-kas, seperti penangguhan pembayaran kas untuk operasi sebelumnya dan seterusnya.

Data-data ini dapat dilihat melalui laporan neraca periode sebelumnya dan periode berjalan.

Baca Juga: Daftar Software Akuntansi Terbaik di Indonesia

Cara Menghitung Cash Flow dalam Bisnis 

Untuk melakukan perhitungan arus kas, terdapat beberapa rumus yang perlu diperhatikan, Anda bisa menghitung pendapatan dan pengeluaran guna menyusun laporan, seperti:

1. Perhitungan Arus Kas Bersih (Net Cash Flow)

Arus kas bersih merupakan selisih antara total aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari kegiatan bisnis dalam suatu periode. Hal ini merupakan indikator utama untuk mengevaluasi keuangan bisnis. 

Menjaga keseimbangan antara aliran kas masuk dan keluar sangat penting untuk menjaga keberlangsungan bisnis yang sehat.

Untuk menghitung arus kas bersih, cukup kurangkan total aliran kas keluar dari total aliran kas masuk.

Rumus Arus Kas Bersih (Net Cash Flow) = Total Aliran Kas Masuk – Total Aliran Kas Keluar

Sebagai contoh, jika bisnis Anda memiliki aliran kas masuk sebesar Rp150.000.000 dan aliran kas keluar sebesar Rp100.000.000, maka arus kas bersihnya adalah Rp50.000.000. 

Aliran Kas Masuk (Rp150.000.000) – Aliran Kas Keluar (Rp100.000.000) = Arus Kas Bersih (Rp50.000.000)

Anda juga dapat menghitung arus kas bersih dengan menjumlahkan nilai total dari tiga variabel yang memperhitungkan aliran kas masuk dan keluar:

Arus Kas Operasional + Arus Kas Pendanaan + Arus Kas Investasi

2. Perhitungan Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)

Cash flow operasional memberikan gambaran tentang kemampuan bisnis untuk menghasilkan uang tunai dari operasi bisnis normal.

Untuk menghitung arus kas operasional, Anda perlu menambahkan laba bersih (net income) dan pengeluaran non-tunai, kemudian mengurangi perubahan modal kerja.

Ketiga komponen ini dapat ditemukan dalam laporan arus kas.

Rumus Arus Kas Operasional = Laba Bersih + Pengeluaran Non-Tunai – Perubahan Modal Kerja

Sebagai contoh, jika bisnis Anda memiliki laba bersih sebesar Rp250.000.000, pengeluaran non-tunai sebesar Rp100.000.000, dan perubahan modal kerja sebesar Rp50.000.000, maka arus kas operasional bisnis Anda adalah Rp300.000.000.

Laba Bersih (Rp250.000.000) + Pengeluaran Non-Tunai (Rp100.000.000) – Perubahan Modal Kerja (Rp50.000.000) = Arus Kas Operasional (Rp300.000.000)

3. Perhitungan Arus Kas Pendanaan (Financing Cash Flow)

Cash flow pendanaan adalah arus kas bersih antara bisnis dan pihak pemilik, kreditor, dan investor.

Untuk menghitung arus kas pendanaan, Anda perlu menambahkan dividen yang dibayarkan dengan pembelian kembali utang dan ekuitas, kemudian mengurangi jumlah total aliran kas masuk dari utang.

Semua elemen ini juga dapat ditemukan dalam laporan arus kas

Rumus Arus Kas Pendanaan = Aliran Kas Masuk dari Penerbitan Ekuitas atau Utang – (Dividen Dibayarkan + Pembelian Kembali Utang dan Ekuitas)

Sebagai contoh, jika bisnis Anda memiliki aliran kas masuk dari penerbitan ekuitas atau utang sebesar Rp150.000.000, dividen yang dibayarkan sebesar Rp20.000.000, dan pembelian kembali utang dan ekuitas sebesar Rp50.000.000, maka arus kas pendanaan bisnis Anda adalah Rp80.000.000.

Aliran Kas Masuk dari Penerbitan Ekuitas atau Utang (Rp150.000.000) – (Dividen Dibayarkan (Rp20.000.000) + Pembelian Kembali Utang dan Ekuitas (Rp50.000.000)) = Arus Kas Pendanaan (Rp80.000.000)

4. Perhitungan Arus Kas Investasi (Investment Cash Flow)

Cash flow investasi adalah selisih antara aliran kas bersih dari pengeluaran modal, merger dan akuisisi, serta pembelian atau penjualan surat berharga.

Untuk menghitung arus kas investasi, Anda perlu menambahkan pembelian atau penjualan properti dan peralatan, bisnis lain, serta surat berharga.

Semua elemen ini tercantum dalam laporan arus kas, namun juga dapat diidentifikasi dengan membandingkan aset tidak lancar dalam neraca selama dua periode.

Rumus Arus Kas Investasi = Pendapatan Investasi – Pengeluaran Investasi

Sebagai contoh, jika bisnis Anda mendapatkan kas dari penjualan saham sebesar Rp50.000.000 dan Rp70.000.000 dari penjualan obligasi.

Pada periode tersebut, Anda juga melakukan pembelian properti investasi senilai Rp80.000.000. Maka, arus kas investasi bisnis Anda adalah Rp40.000.000.

Pendapatan Investasi (Rp50.000.000 + Rp70.000.000) – Pengeluaran Investasi (Rp80.000.000) = Arus Kas Investasi (Rp40.000.000).

Contoh Cash Flow

Berikut ini adalah contoh sederhana dari sebuah laporan arus kas (cash flow) untuk suatu bisnis.

Laporan arus kas adalah sebuah ringkasan dari aliran uang masuk dan keluar dari bisnis selama periode waktu tertentu, biasanya dalam rentang waktu satu tahun.

Contoh ini hanya bersifat ilustratif dan dapat disesuaikan dengan jenis bisnis dan skenario yang berbeda.

Contoh Laporan Arus Kas Tahunan

Bulan Januari:

  • Arus Kas dari Pelanggan: $10,000
  • Pembayaran Pinjaman: -$2,000
  • Pembelian Inventaris: -$1,500
  • Biaya Operasional (gaji, sewa, dll.): -$4,000
  • Arus Kas Bersih Bulan Ini: $2,500

Bulan Februari:

  • Arus Kas dari Pelanggan: $11,000
  • Pembayaran Pinjaman: -$2,000
  • Pembelian Inventaris: -$800
  • Biaya Operasional: -$4,200
  • Arus Kas Bersih Bulan Ini: $4,000

Bulan Maret:

  • Arus Kas dari Pelanggan: $9,500
  • Pembayaran Pinjaman: -$2,000
  • Pembelian Inventaris: -$1,000
  • Biaya Operasional: -$4,500
  • Arus Kas Bersih Bulan Ini: $2,000

… dan seterusnya untuk bulan-bulan berikutnya.

Ringkasan Tahunan:

  • Total Arus Kas dari Pelanggan selama tahun ini: $120,000
  • Total Pembayaran Pinjaman selama tahun ini: -$24,000
  • Total Pembelian Inventaris selama tahun ini: -$15,000
  • Total Biaya Operasional selama tahun ini: -$54,000
  • Arus Kas Bersih Tahun Ini: $27,000

 

Dalam contoh di atas, laporan arus kas mencatat semua sumber arus kas masuk (dalam hal ini, dari pelanggan) dan penggunaan arus kas keluar (seperti pembayaran pinjaman, pembelian inventaris, dan biaya operasional) selama setahun.

Arus kas bersih tahunan menunjukkan seberapa banyak arus kas yang dihasilkan oleh bisnis setelah mempertimbangkan semua pengeluaran dan pemasukan.

Ini memberikan pandangan yang lebih jelas tentang kesehatan keuangan bisnis dari waktu ke waktu.

Aplikasi Akuntansi RedERP Bisa Mengotomatisasi Perhitungan Cash Flow 

Software ERP
Software ERP

Cash flow atau arus kas akan menentukan bagaimana sebuah bisnis dapat beroperasi dengan baik. Jika arus kas di dalam perusahaan lancar dan menunjukkan tren yang positif, menandakan bahwa keuangan bisnis sehat.

Untuk itu, sangat penting bagi sebuah perusahaan memiliki susunan laporan keuangan yang komprehensif yang mampu juga melacak segala dana serta arus kas.

Namun, masih banyak sekali bisnis yang kewalahan dengan hal ini karena tidak terkelolanya segala catatan pengeluaran bisnis. Hal ini sering terjadi pada bisnis yang masih melakukan pencatatan akuntansi dengan cara manual.

Maka itu, beralih menggunakan Aplikasi Akuntansi seperti RedERP adalah langkah yang tepat untuk mengotomatisasi arus kas serta catatan keuangan lainnya.

Di dalam Aplikasi Akuntansi RedERP sendiri sudah tersedia fitur Pengelolaan Arus Kas yang bisa Anda gunakan dengan cermat untuk mengelola segala cash flow.

Selain itu, dengan bantuan Software Akuntansi RedERP, Anda juga bisa dengan bijak mengelola anggaran bisnis.

Segala pengeluaran dan pemasukan bisnis pun bisa tercatat dengan baik dan karena sudah digital, Anda bisa melihat datanya secara real-time. Software ini juga menyediakan laporan dan analisis yang mendalam mengenai keadaan kas dan keuangan bisnis Anda.

Dengan menggunakan Aplikasi Akuntansi dari RedERP, memungkinkan pencatatan dan klasifikasi transaksi secara efisien, sehingga data keuangan yang akurat dan terjamin.

Sehingga, Anda dapat fokus pada pengambilan keputusan strategis demi kemajuan bisnis Anda.

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami