Salah satu cara perusahaan untuk mengetahui dan mengatur kondisi keuangannya adalah dengan mencatat laporan arus kas dalam periode tertentu.
Maka dari itu, perusahaan wajib mencatat laporan arus kas. Hal ini perlu dilakukan demi mencapai stabilitas keuangan dan meminimalisir terjadinya fraud dalam pengelolaan finansial perusahaan.
Ketika melakukan kegiatan pencatatan, perusahan tentu harus melakukannya dengan komponen dan metode yang tepat.
Jadi, apa saja komponen hingga metode pencatatan laporan arus kas? Perhatikan penjelasan mendalam pada artikel RedERP berikut, ya!
Apa Itu Laporan Arus Kas?
Walaupun terdengar cukup familiar, mayoritas orang ternyata masih belum mengerti definisi menyeluruh laporan arus kas. Hal ini wajar karena ahli sendiri pun mendefinisikan laporan arus kas dengan pengertian yang berbeda.
Secara garis besar, laporan arus kas atau cash flow merupakan rangkaian data atau informasi keuangan dalam periode tertentu.
Laporan ini mencakup arus kas pemasukan ataupun pengeluaran, berdasarkan aktivitas suatu perusahaan. Pencatatan arus kas merupakan satu dari sekian jenis laporan keuangan.
Manfaat Laporan Arus Kas
Dalam menjaga stabilitas keuangannya, perusahaan perlu melakukan pencatatan laporan arus kas secara periodik. Pencatatan yang komprehensif dan terakurasi dapat membantu dalam menjaga kecukupan dana agar suatu perusahaan tetap terus beroperasi.
Selain itu, laporan keuangan jenis ini juga memiliki manfaat lain bagi perusahaan. Berikut 3 manfaat dari pencatatan laporan arus kas:
- Data keuangan yang ada dalam laporan memberikan informasi soal kemampuan entitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa mendatang.
- Tingkat kemampuan perusahaan dalam membayar dividen dan memenuhi kewajiban, seperti membayar gaji karyawan dan lainnya dapat diketahui.
- Laba bersih dari aktivitas dana dapat diketahui, sehingga keberhasilan perusahaan mampu terukur jelas.
Baca Juga: Perbedaan Dividen dengan Capital Gain
Komponen Laporan Arus Kas
Berdasarkan Revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 2 tentang Laporan Arus Kas, yang disahkan Dewan Standar Akuntansi Keuangan 22 Desember 2009. Laporan keuangan jenis ini diklasifikasikan menjadi 3 komponen aktivitas. Ini penjelasannya.
1. Cash Flow dari Aktivitas Operasi (Operational Cash Flow)
Arus kas jenis ini bersumber dari aktivitas operasional perusahaan dalam periode tertentu yang tidak berkaitan dengan investasi ataupun pendanaan.
Contoh dari cash flow jenis ini meliputi transaksi persediaan, pembayaran bunga, pembayaran pajak, pembayaran sewa, pembiayaan upah karyawan, penjualan suatu barang atau jasa, dan aktivitas operasional perusahaan lainnya.
2. Cash Flow dari Aktivitas Investasi (Investing Cash Flow)
Setiap aktivitas penerimaan atau pengeluaran dana yang berkaitan dengan investasi perusahaan termasuk ke dalam cash flow jenis ini.
Contoh kegiatan cash flow jenis ini di antaranya adalah pembelian aset tetap, penjualan mesin dan alat pabrik, pembelian kendaraan baru, penjualan tanah, dan lainnya.
3. Cash Flow dari Aktivitas Pendanaan (Financing Cash Flow)
Komponen arus dana ini berasal dari kegiatan transaksi pendanaan perusahaan (penambahan dan pengurangan modal) dalam periode tertentu.
Arus kas yang masuk untuk jenis cash flow ini berasal dari kegiatan penjualan surat berharga ekuitas perusahaan, seperti saham. Arus kas masuk juga bisa diperoleh lewat penerbitan obligasi atau surat pernyataan hutang.
Untuk arus kas keluar bersumber dari kegiatan pendanaan pembelian saham, pembayaran hutang perusahaan jangka panjang, dan pembayaran tunai dividen (pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan besar kepemilikannya).
Baca Juga: Pengertian dan Cara Menghitung Debt Equity Ratio
Metode Menyusun Arus Kas
Dalam proses penyusunan laporan cash flow terdapat dua metode yang dapat dilakukan, yakni metode langsung dan tidak langsung. Berikut penjelasan keduanya.
Metode Langsung (Direct)
Penyusunan laporan cash flow ini berdasarkan buku kas atau bank. Pada metode langsung, cash flow yang bersumber dari aktivitas operasional akan dibagi menjadi kas masuk dan kas keluar.
Setelah proses pembagian selesai, laporan dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan.
Metode Tidak Langsung (Indirect)
Metode tidak langsung tersusun atas 3 elemen, yaitu elemen kas kegiatan usaha, investasi, dan aktivitas pembiayaan. Dalam penerapannya metode ini juga membutuhkan dua sumber, yakni laporan laba rugi dan neraca.
Alasannya karena metode ini lebih mengutamakan data yang telah ada pada neraca dan laporan laba rugi. Adapun rentang data waktu yang dibutuhkan untuk laporan laba rugi ialah sumber dengan periode terkini (sedang berlangsung).
Kemudian, rentang data waktu yang diperlukan untuk neraca adalah sumber dengan periode terkini (sedang berlangsung) dan periode sebelumnya.
Baca Juga: Pentingnya Mengetahui Tahapan Siklus Akuntansi yang Ada Dalam Perusahaan
Contoh Laporan Arus Kas
Dalam penerapannya, terdapat beberapa contoh laporan arus kas. Misalnya laporan cash flow tahunan, laporan cash flow triwulan, laporan cash flow metode langsung, dan laporan cash flow metode tidak langsung.
Berikut tampilan dari masing-masing contoh laporan cash flow:
Contoh Laporan Cash Flow Menggunakan Metode Langsung
Contoh Laporan Cash Flow Menggunakan Metode Tidak Langsung
Contoh Laporan Cash Flow Tahunan
Contoh Laporan Cash Flow Triwulan
Data yang Didapatkan dari Arus Kas
Rangkaian data yang diperoleh dari pencatatan laporan arus kas akan membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan guna meningkatkan kinerja, hingga melakukan prediksi terkait arus kas periode berikutnya.
Setidaknya, ada 3 data yang bisa diperoleh perusahaan dari pencatatan laporan arus kas ini:
- Perbandingan data antara kas dari aktivitas dengan laba bersih perusahaan, bertujuan untuk menentukan kualitas laba. Apabila kas dari aktivitas operasional lebih tinggi dibanding laba bersih, maka dapat dikatakan laba suatu perusahaan memiliki kualitas yang tinggi.
- Data terkait arus masuk-keluar kas perusahaan, informasi (data) ini akan memudahkan investor dalam mengetahui cash flow perusahaan, serta memperoleh pemahaman umum tentang kinerjanya secara keseluruhan.
- Data pendanaan kerugian operasi atau pembiayaan investasi perusahaan, Apabila kedua hal tersebut dilakukan perusahaan melalui pengumpulan dana (hutang atau ekuitas), hasil laporan arus kas akan semakin transparan (jelas).
Baca Juga: Cara Menghitung Kerugian Deadweight Loss
Buat Arus Kas Lebih Lancar dengan Software Akuntansi RedERP
Rendahnya transparansi dan akurasi perihal pencatatan finansial akan berpengaruh buruk terhadap stabilitas keuangan suatu perusahaan. Tidak hanya itu, kedua faktor tersebut juga mendorong terjadinya fraud dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, kedua permasalahan di atas dapat teratasi dengan kehadiran software akuntansi online yang tepat. Software ERP dari RedERP bisa menjadi solusi dalam melancarkan arus kas perusahaan Anda.
Dengan memanfaatkan beragam fitur yang tersedia secara komprehensif dalam satu modul aplikasi Online Accounting Software, penyusunan arus kas perusahaan Anda akan jauh lebih cepat dan akurat.
Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan fitur Manage Cash Flow untuk mendorong pengelolaan arus kas perusahaan yang lebih cermat. Kemudian, otomatisasi pada fitur Journal and Ledger Automation akan memudahkan Anda menyusun pembuatan jurnal maupun buku besar.
Selain itu, Anda juga dapat melakukan antisipasi awal untuk menghindari terjadinya fraud pada pengelolaan anggaran perusahaan dengan menggunakan fitur Budget Management.
Penggunaan aplikasi akuntansi dari RedERP dapat mendukung kelancaran arus kas perusahaan Anda tetap terjaga. Jadi, ayo segera ajukan demo gratisnya!