Table of Contents
Table of Contents

Supply Chain Risk Management: Pengertian hingga Strateginya

supply chain risk management

Dalam era globalisasi dan persaingan bisnis yang semakin ketat, keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung pada efisiensi dan keandalan rantai pasok. 

Namun, rantai pasok tidaklah bebas dari risiko. Risiko dalam rantai pasok atau supply chain risk dapat menyebabkan gangguan produksi, peningkatan biaya operasional, dan bahkan mengancam keberlanjutan bisnis itu sendiri. Di sinilah dibutuhkan supply chain risk management.

Untuk memahami lebih jauh tentang manajemen risiko dalam rantai pasok, simak artikel RedERP berikut!

 

Apa Itu Supply Chain Risk Management?

Supply chain risk management adalah suatu proses yang dirancang untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko yang terkait dengan rantai pasok.

Menurut ahli Anggrahini, Karningsih, Sulistiyono, 2015 pengertian supply chain risk management adalah pendekatan risiko yang dilakukan dalam struktur supply chain.

Risiko rantai pasokan yang biasanya terjadi adalah penjadwalan, teknologi, serta biaya yang tidak pasti.

Tujuan dari SCRM adalah untuk meningkatkan ketahanan (resilience) dan efisiensi rantai pasok agar dapat menghadapi berbagai ketidakpastian yang mungkin terjadi.

 

Apa Saja Supply Chain Risk?

Setiap jenis industri bisa saja mengalami supply chain risk, baik dari internal maupun eksternal seperti berikut ini:

 

Risiko Internal

Ini dapat dikelompokkan menjadi lima kategori:

  • Risiko Manufaktur: Terjadi akibat gangguan dalam operasi atau proses internal.
  • Risiko Bisnis: Muncul karena perubahan karyawan inti, manajemen, struktur pelaporan, atau proses bisnis, seperti bagaimana proses transaksi terhubung dengan pemasok dan pelanggan.
  • Risiko Perencanaan dan Pengendalian: Disebabkan oleh evaluasi dan perencanaan yang kurang memadai, mengakibatkan manajemen yang kurang efektif.
  • Risiko Mitigasi: Muncul karena gagal merencanakan untuk situasi darurat atau mencari solusi alternatif.
  • Risiko Budaya Perusahaan: Berkaitan dengan kecenderungan untuk menyembunyikan atau menunda informasi yang tidak diinginkan.

Risiko internal dalam supply chain risk dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti:

  • Gangguan operasi internal
  • Perubahan manajemen, karyawan inti, dan proses bisnis
  • Tidak menyiapkan rencana cadangan saat terjadi kesalahan
  • Gagal menerapkan kebijakan dan kontrol manajemen risiko cyber security yang tepat untuk melindungi dari serangan siber dan pembobolan data
  • Tidak mematuhi peraturan lingkungan atau undang-undangan ketenagakerjaan
  • Tidak memiliki bahan baku yang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pasar.

 

Risiko Eksternal

Risiko eksternal dapat dipicu oleh peristiwa yang terjadi pada bagian hulu (yaitu, pemasok) atau bagian hilir (pelanggan) dalam rantai pasok. Ancaman eksternal dikelompokkan menjadi lima kategori:

  • Risiko Permintaan: Timbul karena permintaan konsumen atau pelanggan akhir yang tidak terduga atau salah diinterpretasi.
  • Risiko Pasokan: Tercipta karena gangguan dalam aliran barang, baik itu bahan baku atau suku cadang di dalam rantai pasok Anda.
  • Risiko Lingkungan: Merupakan risiko yang berasal dari luar rantai pasok dan biasanya terkait dengan masalah ekonomi, sosial, pemerintahan, iklim, serta kemungkinan terjadinya terorisme.
  • Risiko Bisnis: Disebabkan oleh variabel seperti stabilitas keuangan atau manajerial pemasok atau transaksi jual beli dengan perusahaan pemasok.
  • Risiko Fasilitas Fisik: Tercipta karena kondisi fasilitas fisik pemasok dan kepatuhan terhadap peraturan.

 

Permasalahan rantai pasok eksternal sendiri dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:

  • Permintaan pelanggan yang tidak dapat diprediksi atau disalahpahami
  • Gangguan pada aliran produk, termasuk bahan baku, suku cadang, dan finished goods
  • Faktor-faktor sosial, pemerintah, ekonomi, termasuk ancaman terorisme
  • Supplier risk management, termasuk masalah yang berkaitan dengan fasilitas fisik supplier dan kepatuhan terhadap peraturan.
  • Bencana alam.

 

Contoh Supply Chain Risk

Risiko dalam rantai pasok mencakup berbagai masalah dengan vendor, supplier, agen pengiriman, pengecer, dan pihak ketiga lainnya. 

Masalah-masalah ini dapat mengganggu produksi, operasi, penjualan, dan proyek. Mereka juga dapat menyebabkan masalah kualitas, akuntabilitas, dan konflik reputasi. 

Berikut beberapa contoh risiko dalam rantai pasok:

 

1. Kenaikan Harga

Kenaikan harga disebabkan oleh perubahan pasokan atau permintaan, ketidakstabilan mata uang, dan tarif bea masuk. 

Volatilitas harga dapat membahayakan proyeksi keuangan dan profitabilitas bisnis.

 

2. Kekurangan Stok

Kekurangan stok dapat muncul karena kekurangan komponen, bahan, atau bagian yang diperlukan untuk memproduksi produk jadi. 

Kondisi ini bisa menjadi masalah jangka pendek akibat ketersediaan yang terbatas, atau jangka panjang jika pemasok menghentikan produksi barang yang dibutuhkan.

 

3. Hubungan dengan Pemasok

Jika terjadi perselisihan hukum atau masalah lain yang mempengaruhi hubungan dengan pemasok, situasi tersebut bisa membuat perusahaan harus mencari pemasok pengganti (jika memang ada yang bisa ditemukan).

 

4. Kegagalan Kualitas

Kegagalan kualitas terjadi ketika pengiriman beberapa komponen tidak sesuai dengan spesifikasi atau tidak berfungsi sesuai yang diharapkan.

 

5. Kegagalan Pengiriman

Masalah pengangkutan dan logistik bisa menyebabkan keterlambatan pengiriman, paket yang rusak, atau pengiriman yang hilang.

 

6. Krisis Pasokan

Penurunan tiba-tiba pasokan di seluruh dunia atau di seluruh industri karena peristiwa seperti pandemi, bencana alam, mogok kerja, perang, atau embargo perdagangan.

 

Baca Juga: Contoh Penerapan Supply Chain Strategy

 

Proses Supply Chain Risk Management

Mulailah dengan mempertimbangkan keseimbangan antara biaya operasional dalam pengaturan standar dan biaya dalam batasan ekstrem. 

Misalnya, kerangka kerja untuk Manajemen Risiko Rantai Pasok (SCRM) Anda mungkin terlihat seperti ini:

 

1. Identifikasi Risiko

Banyak risiko mendasar dalam rantai pasok sulit untuk dinilai:

  • Ketidakstabilan ekonomi global
  • Masalah keuangan mitra/pemasok yang tidak dilaporkan
  • Masalah cuaca di masa depan, perubahan iklim, bencana alam, dan pandemi

Semua risiko ini dan banyak lagi mungkin tidak terlihat dan sulit diprediksi, tetapi dapat menyebabkan penundaan, biaya yang lebih besar, dan penurunan penjualan serta kepuasan pelanggan.

Oleh karena itu, pelajari dari pengalaman masa lalu, amati apa yang terjadi sekarang, dan prediksi apa yang mungkin terjadi di masa depan.

 

2. Kumpulkan Skor Risiko

Penting untuk memahami risiko Anda, seberapa mungkin setiap risiko terjadi per lokasi atau saluran, dan dampak apa yang akan ditimbulkannya pada rantai pasok. 

Oleh karena itu, skor risiko adalah teknik yang sangat baik untuk mendapatkan pandangan langsung tentang masalah-masalah yang memerlukan perhatian paling mendesak.

Skor risiko ini dapat berupa angka, warna, atau representasi grafis lainnya tentang bagaimana satu risiko terkait dengan risiko lain dalam rantai pasokan

 

3. Tentukan Strategi Mitigasi dan Rencana Penanggulangan

Banyak perusahaan memiliki rencana kontingensi yang kurang memadai karena mereka tidak menyisihkan waktu untuk mengembangkan kontingensi untuk setiap risiko.

Menganalisis setiap skenario yang mungkin dan mencantumkan semua kemungkinan “apa jika” mungkin terasa memakan waktu, tetapi ini adalah pendekatan yang paling efektif untuk memastikan setiap orang memahami cara merespons jika prediksi risiko di masa depan menjadi kenyataan.

 

4. Kembangkan Rencana SCRM Anda

Strategi harus komprehensif dan mempertimbangkan semua informasi yang telah terkumpul. Setiap bisnis pastinya akan mengembangkan rencana manajemen risiko yang unik untuk mengatasi risikonya tersendiri.

Menurut The Institute for Supply Management, ada lima praktik dasar yang umum digunakan dalam setiap rencana:

  • Cari pemasok lain;
  • Diskusi dengan pemasok kunci;
  • Meningkatkan kelayakan pemasok;
  • Membeli lebih banyak persediaan;
  • Diskusi dengan pemasok besar.

 

Strategi Supply Chain Risk Management

Ada beberapa strategi supply chain risk management yang dapat Anda adopsi, seperti berikut ini:

 

1. Gunakan Template Manajemen Risiko PPRR

PPRR singkatan dari Prevention, Preparedness, Response, and Recovery. Ini adalah strategi manajemen risiko rantai pasok yang diakui secara global yang digunakan oleh organisasi. 

PPRR dapat sangat membantu dalam perencanaan kelangsungan bisnis. Berbagai template tersedia secara online untuk membantu organisasi mengikuti metodologi PPRR.

 

2. Perkuat Tata Kelola Risiko Rantai Pasok Anda

Serang siber saat ini tidak bisa Anda abaikan. Untuk menanganinya, cobalah beberapa langkah berikut ini:

  • Tetapkan standar kepatuhan rantai pasok untuk semua vendor pihak ketiga Anda;
  • Tentukan peran untuk pengguna dan terapkan kontrol keamanan untuk membatasi siapa yang dapat masuk ke sistem dan tingkat izin apa yang mereka miliki, untuk mencegah campur tangan yang tidak sah dalam operasi rantai pasok Anda;
  • Lakukan pemeriksaan dan penilaian risiko menyeluruh untuk semua vendor dan penyedia layanan sebelum memasuki kontrak apa pun;
  • Berikan pelatihan menyeluruh kepada semua karyawan tentang protokol keamanan siber.

 

3. Monitor Risiko Secara Sistematis

Cara termudah untuk secara konsisten memonitor rencana manajemen risiko adalah dengan berinvestasi dalam solusi digital yang dapat disesuaikan serta otomatis mengawasi rantai pasok Anda.

Ini akan memberikan keamanan, keyakinan, dan wawasan berharga tentang cara menyempurnakan operasi rantai pasok.

 

4. Pusatkan Data

Menggunakan terlalu banyak perangkat dapat menghambat manajemen risiko, terutama jika data bisnis disimpan dalam sistem yang berbeda-beda.

Untuk itu, pastikan Anda berinvestasi dalam software komprehensif yang menyimpan semua data Anda dalam database tunggal yang terorganisir dengan baik untuk memudahkan pemanfaatan analitika data, wawasan prediktif, dan berbagi data.

 

Baca Juga: Apa Itu Supply Chain Management?

 

Minimalisir Supply Chain Risk dengan Software ERP RedERP

 

Software ERP
Software ERP

 

Supply chain risk adalah salah satu hal yang perlu Anda hindari dengan manajemen risiko yang baik serta strategi antisipasi yang tepat. Untuk melakukan hal ini, pengelolaan supply chain secara komprehensif yang melibatkan data sangat penting.

Tentu tugas untuk mengelola supply chain ini tidak bisa hanya mengandalkan cara-cara manual. Di sinilah Anda membutuhkan solusi perangkat lunak yang menawarkan modul dan fitur lengkap seperti Software ERP RedERP.

Software ini menyediakan solusi terintegrasi untuk manajemen produksi, persediaan, distribusi, keuangan, dan banyak lagi.

RedERP memberikan informasi real-time tentang status inventaris, proses produksi, dan kinerja pemasok, sehingga memungkinkan perusahaan untuk dengan cepat mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan yang tepat.

Software ERP RedERP juga menggunakan analitik data untuk menganalisis tren permintaan dan membuat perkiraan, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan produksi dan persediaan dengan lebih baik.

RedERP juga membantu perusahaan dalam menilai kinerja pemasok, mengidentifikasi pemasok kritis, dan mengelola risiko terkait dengan ketergantungan pada pemasok tertentu.

Banyak kemudahan yang dapat diperoleh bukan? Tunggu apa lagi, ayo ajukan demo sekarang!

Tags:
Share:
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
×

Hello!

Konsultasikan Kebutuhan ERP Disini atau Telp kami di +62812 111 42575

× Hubungi Kami